Share

Bab 3131

Penulis: Anggur
“Pak Ronny, kamu sudah menerima pemberitahuan untuk wawancara lanjutan?” tanya Iwan lagi.

Ronny terdiam sejenak, lalu dengan jujur menjawab, "Baru saja saya menerima telepon dari kepala pelayan, saya diminta datang untuk wawancara lanjutan besok sore."

Rasa iri langsung terlihat di wajah Iwan, tetapi dengan sopan dia berkata, "Kalau begitu, selamat, Pak Ronny. Kali ini, pelamar nggak terlalu banyak. Mereka semua tinggal di hotel-hotel sekitar sini, dan saya sudah mengunjungi mereka."

"Tapi mereka belum menerima pemberitahuan untuk wawancara lanjutan. Bahkan, ada yang belum mengikuti wawancara tahap awal."

Ronny tersenyum dan berkata, "Pak Iwan sudah mengunjungi mereka semua? Kita adalah saingan, kamu yakin mereka akan berkata jujur?"

Iwan tertegun sejenak sebelum menjawab, "Dalam wawancara ini, nggak ada tempat untuk berbohong atau berbuat curang. Meskipun kita adalah saingan, berkata jujur atau nggak sebenarnya nggak memengaruhi orang lain, dan juga nggak merugikan diri sendiri." 
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 4113

    Odelina baru terbangun dari tidurnya di siang bolong. Dia akhirnya baru bisa tidur di pukul empat pagi. Dia langsung mengambil ponsel yang dia taruh di nakas untuk melihat jam, yang sudah menunjukkan tepat pukul 12 siang. Odelina langsung terbangun, membersihkan diri dan mengganti pakaian secepat mungkin, lalu turun ke lantai bawah. Di bawah suasana masih terasa sunyi senyap. Hanya ada suara langkah kaki Odelina yang menggema ke seisi rumah. “Felicia … Felicia ….” Odelina memanggil nama Felicia beberapa kali, tetap dia tak kunjung mendapatkan jawaban. Odelina menduga mungkin Felicia sudah pergi atau sedang berada di halaman belakang. Odelina dapat mencium aroma masakan yang sedap, yang berarti pelayan rumah sedang menyiapkan makan siang untuk mereka. Odelina pun hendak keluar dari rumah itu. Saat baru saja sampai di depan pintu masuk, dia melihat Felicia dan Vandi sedang menyambut beberapa orang tamu di depan. Dengan matanya yang tajam, Odelina melihat suaminya di antara kerumunan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 4112

    “Eh, nggak, aku tetap bisa tidur, kok, Sayang. Aku sesenang itu karena kamu biasanya jarang banget ngomong begitu. Aku jadi nggak merasa aman karena merasa kamu nggak mencintai aku. Aku takut kamu menerima aku karena merasa bersalah,” tutur Daniel tergesa-gesa. “Daniel, aku bukan anak kecil. Aku sudah umur 30 tahun dan pernah melewati perceraian. Aku berhati-hati banget dalam berurusan sama pernikahan,” kata Odelina sambil tersenyum kecil. “Aku nggak mungkin bersedia menikah sama kamu kalau aku sendiri nggak suka sama kamu. Aku menikah bukan karena merasa bersalah. Tabrakan itu terjadi juga bukan gara-gara aku, makanya nggak mungkin aku menikah sama kamu cuma gara-gara merasa bersalah.” Odelina adalah orang yang sangat rasional dalam mengambil keputusan. Seperti yang dia katakan sendiri, mengalami perceraian di masa lalu membuat Odelina sangat berhati-hati dalam memutuskan apakah dia ingin menikah lagi atau tidak. Pertama dia akan melihat apakah dia dan calon pasangannya saling menya

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 4111

    “Iya juga. Kita nggak bisa apa-apa. Dari lahir dia memang sudah ditakdirkan untuk jadi penerus bisnis keluarga kita. Bisa jadi anak kita biasa-biasa saja,” ujar Stefan tersenyum kecil. Stefan mencium lagi kening Olivia untuk kesekian kalinya dan berkata dengan percaya diri. “Nggak. Sejelek-jeleknya anak kita, dia tetap jadi anak yang hebat. Buah itu jatuh nggak jauh dari pohonnya. Aku saja sehebat ini, berarti anakku juga pasti sama hebatnya.” Olivia mencubit pipi Stefan dan membalas, “Kamu pede banget. Sekarang masih terlalu cepat untuk bahas soal ini. Anak kita saja masih belum lahir. Sayang, ayo kita tidur, yuk.” Entah sudah berapa kali Olivia menguap. “Tidur, gih. Kamu duluan. Aku mau lihat kamu tidur,” kata Stefan. Olivia lantas memejamkan matanya dan berusaha untuk tidur. Tak lama dia kembali memasuki alam mimpi. Sementara itu Odelia masih mengobrol santai dengan Daniel. Setelah mengobrol kira-kira setengah jam, kegelisahan yang menghantui dirinya selama ini seakan menghilan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 4110

    Meskipun mereka sembilan bersaudara tetap berbakti kepada orang tua masing-masing, mereka tetap merasa lebih dekat dengan kakek nenek. Dewi masih ingat ketika pertama kali menjemput Stefan dari TK. Orang tua, kakek nenek, bahkan om dan tantenya semua menunggu Stefan di depan rumah. Begitu Stefan turun dari bus sekolah, dia langsung berlari ke arah mereka. Dewi sudah berjongkok dan membentangkan kedua tangannya bersiap untuk memeluk Stefan. Akan tetapi, Stefan berlari melewati ibunya begitu saja menuju neneknya. Setelah memeluk neneknya, dia memeluk kakeknya. Kedua orang tua dan om tantenya diabaikan begitu saja. Kedua orang tua Stefan sangat sibuk bekerja sehingga tidak punya waktu untuk menemani anak mereka. Yang namanya anak kecil pasti akan dekat dengan siapa pun yang merawat mereka dari kecil. Sama seperti Russel, karena Daniel sering mengajak Russel main dan menemaninya sehari-hari, Russel jadi lebih dekat dengan Daniel daripada ayah kandungnya. Itu juga yang membuat keluarga Pa

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 4109

    “Iya juga, ya. Selama ada Tante Yuna, semuanya aman-aman saja. Kita nggak tahu banyak tentang keluarga Gatara dan punya hubungan yang terlalu dekat sama mereka. Tapi Tante Yuna putri sulung nenekku. Walaupun Tante Yuna dan mamaku sudah pergi dari rumah sejak mereka masih kecil, keluarga Gatara tetap keluarga dia. Tapi alasan utama karena Tante Yuna itu hebat banget. Sebelum aku menikah sama kamu saja aku sudah dengar tentang kehebatan dia. Sanjaya Group bisa bertahan sampai hari ini separuhnya berkat jasa Tante Yuna. awalnya aku masih khawatir sama Kak Odelina, tapi setelah kamu bilang begitu, aku jadi lebih tenang.” “Memang seharusnya kamu nggak usah khawatir. Kita semua punya pengalaman mengurus perusahaan besar. Kita semua bisa kasih bimbingan untuk Ka Odelina,” kata Stefan seraya memeluk Olivia. “Nggak perlu kamu ajari juga ada Kak Daniel yang siap mengajari. Kalian ini, ya, jangan mencuri kesempatannya Kak Daniel.” Olivia berkata seraya tersenyum, dan Stefan pun ikut tersenyum

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 4108

    Olivia menunduk, menatap perutnya sendiri yang kian membesar dan mengelusnya. “Sejak ada anak ini, aku nggak bisa ke mana-mana. Ya sudah, aku nurut apa kata Kakak. Nanti aku minta Stefan saja yang ke sana dan minta dia video call aku.” Olivia menuruti kakaknya karena tidak ingin membuat dia khawatir. Olivia tidak lagi memaksakan diri untuk berangkat ke Cianter dan memberikan ucapan selamat secara langsung kepada kakaknya. “Olivia, kamu istirahat saja dulu. Kakak ipar kamu telepon. Kamu nggak perlu balas lagi, aku mau angkat telepon Daniel dulu dan terus coba untuk tidur.” Olivia hanya membalas Odelina dengan emoticon dan tidak lagi membalas apa-apa padanya. “Sudah jam segini kamu masih belum tidur. Habis ngobrol sama siapa tadi?” tanya Stefan dengan nada suara yang lembut. Dia sudah berada di belakang Olivia dan memakaikan jaket untuknya. “Subuh begini udaranya masih dingin. Kamu bangun nggak pakai jaket nanti bisa masuk angin, lho.” “Baju tidurku tebal, suhu udara di kamar juga n

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status