공유

Bab 3

작가: Anggur
“Nek, tentu.” Olivia menanggapi dengan santai.

Meski Nenek Sarah memperlakukannya dengan sangat baik, Stefan adalah cucunya sendiri, sedangkan dirinya hanya seorang cucu menantu. Kalau mereka bertengkah, memangnya keluarga Adhitama akan memihak padanya?

Olivia tidak percaya.

Sama seperti mertua kakaknya.

Sebelum menikah, mereka begitu baik kepada kakaknya. Saking baiknya, putri kandung mereka sampai cemburu.

Setelah menikah, mertua kakaknya berubah. Setiap kali kakaknya dan suaminya bertengkar, ibu mertua kakaknya pasti akan bilang bahwa kakaknya bukan istri yang baik.

Jadi, anak adalah keluarga sendiri, sedangkan menantu adalah orang luar.

“Kamu mau pergi kerja, ‘kan? Kalau begitu Nenek nggak ganggu lagi, deh. Nenek akan menyuruh Stefan untuk menjemputmu dan makan malam bersamamu nanti.”

“Nek, tokoku tutupnya malam. Aku mungkin nggak bisa pulang untuk makan. Gimana kalau di akhir pekan?”

Sekolah libur di akhir pekan. Bagi toko buku seperti miliknya yang bergantung pada murid sekolah untuk membeli dagangan mereka, bisnis mereka pasti akan sepi di hari libur. Mereka bahkan tidak perlu buka toko. Makanya dia bisa buka waktu.

“Boleh.” Nenek Sarah berkata dengan penuh perhatian, “Kalau begitu, kita bicarakan lagi nanti di akhir pekan. Kamu kerja saja dulu.”

Sarah pun mengambil inisiatif untuk mengakhiri panggilan tersebut.

Bukannya langsung pergi ke toko, Olivia malah mengirim pesan ke temannya, Junia Santoso, memberi tahu temannya itu bahwa dia akan ke toko sebelum jam pulang sekolah.

Setelah melakukan hal terbesar dalam hidupnya, dia harus pulang dan memberi tahu kakaknya, kemudian pindah dari rumah kakaknya.

Sepuluh menit kemudian, Olivia sampai di rumah kakaknya.

Kakak iparnya sudah pergi kerja, sedangkan kakaknya sedang menjemur baju di balkon. Melihatnya pulang, kakaknya bertanya, “Oliv, kok kamu pulang? Hari ini nggak buka toko?”

“Aku akan ke sana siang nanti. Siang hari biasanya ramai. Russel belum bangun?”

Russel adalah keponakan Olivia, yang baru berusia dua tahun sekarang, tepat di usia di mana seorang anak sedang nakal-nakalnya.

“Belum. Kalau dia sudah bangun, rumah nggak akan sesunyi ini.”

Olivia membantu kakaknya mengeringkan pakaian dan bertanya tentang tadi malam.

“Oliv, kakak iparmu bukannya ingin mengusirmu. Dia hanya lagi banyak tekanan saja, sedangkan aku nggak punya penghasilan,” Odelina Hermanus menjelaskan untuk suaminya.

Olivia tidak mengatakan apa-apa. Kakak iparnya itu memang ingin mengusirnya.

Kakak ipar Olivia bekerja sebagai manajer di sebuah perusahaan. Pria itu berpenghasilan tinggi. Kakak Olivia adalah teman kuliahnya. Mereka awalnya bekerja di perusahaan bersama, lalu mereka menikah. Setelah menikah, kakak iparnya itu bilang pada kakaknya, “Aku akan menghidupimu mulai sekarang. Kamu istirahat saja di rumah, siap-siap untuk punya anak.”

Kakaknya mengira dia sudah menikah dengan orang yang tepat, jadi dia benar-benar mengundurkan diri dan menjadi ibu rumah tangga. Satu tahun setelah menikah, dia melahirkan seorang anak laki-laki. Dia merawat bayi mereka dan mengurus rumah, yang membuatnya sangat sibuk sehingga dia tidak punya waktu lagi untuk berdandan dan merawat tubuhnya sendiri. Dia juga tidak bisa kembali bekerja lagi.

Dalam tiga tahun, Odelina sudah berubah dari seorang wanita muda dan cantik menjadi seorang ibu rumah tangga yang gemuk dan berpakaian santai, yang tidak suka berdandan.

Olivia dan kakaknya beda lima tahun. Ketika Olivia berumur sepuluh tahun, orang tua mereka meninggal dalam kecelakaan mobil. Sejak saat itu, mereka saling bergantung satu sama lain.

Uang ganti rugi yang dibayarkan setelah kecelakaan mobil itu sebenarnya cukup untuk mereka menyelesaikan studi mereka, tetapi kakek dan nenek dari sisi ayah dan ibu mereka masing-masing meminta bagian. Jadi, mereka menggunakan sisa uang yang sedikit itu dengan hidup berhemat, sampai akhirnya mereka bertahan sampai lulus kuliah.

Rumah mereka ditinggali oleh kakek dan nenek dari sisi ayah, jadi mereka selalu menyewa tempat tinggal di luar, sampai akhirnya kakaknya menikah dan mereka berhenti menyewa.

Odelina sangat menyayangi Olivia. Sebelum menikah, kakaknya sudah bilang pada suaminya bahwa Olivia akan hidup bersama mereka. Kakak iparnya juga sudah mengiyakan dengan santai. Namun, pria itu malah tidak menyukainya tinggal di sini sekarang.

“Kak, maaf, aku sudah merepotkanmu.”

“Nggak, Oliv. Kamu jangan berpikir begitu. Orang tua kita meninggal ketika kita masih kecil. Kamu hanya bisa bergantung pada Kakak.”

Olivia terharu. Ketika dia masih kecil, kakaknya adalah sandaran hidupnya. Sekarang, dia ingin menjadi sandaran hidup bagi kakaknya.

Setelah terdiam beberapa saat, dia mengeluarkan buku nikahnya, menyerahkannya kepada Odelina dan berkata, “Kak, aku sudah menikah. Aku baru saja mengurus buku nikah. Aku pulang untuk memberi tahu Kakak. Aku akan beres-beres dan keluar dari rumah ini nanti.”

“Kamu sudah menikah?” Suara Odelina meninggi. Menyebutnya berteriak saja tidak keterlaluan.

Dia menatap adik perempuannya itu dengan tidak percaya. Pada saat yang sama, dia cepat-cepat mengambil buku nikah itu dan membukanya. Anehnya, benar-benar ada foto adiknya bersama seorang pria asing di dalamnya.

“Olivia, apa yang terjadi? Bukannya kamu nggak punya pacar?”

Pria yang ada di buku nikah itu sangat tampan, tapi tatapannya tajam dan ekspresinya terlalu dingin. Kelihatannya bukan orang yang enak diajak bergaul.

Dalam perjalanan pulang, Olivia sudah memikirkan kata-kata yang harus dia katakan. Dia langsung berkata, “Kak, aku sudah lama punya pacar. Namanya Stefan. Hanya saja, dia terlalu sibuk dan belum bisa menemukan waktu untuk datang menemui Kakak.”

“Dia melamarku dan aku setuju untuk menikah dengannya. Kemudian, kami pergi ke Kantor Urusan Agama untuk mengurus akta nikah. Kak, dia pria yang sangat baik. Dia juga memperlakukanku dengan sangat baik. Jangan khawatir, Kak. Aku akan hidup bahagia.

Odelina masih tidak bisa menerima fakta ini.

Dia tidak pernah mendengar Olivia bilang bahwa dia punya pacar, tetapi adiknya itu tiba-tiba bilang dia sudah menikah.

Dia teringat akan pertengkarannya dengan suaminya semalam. Adiknya ini mendengar pertengkaran itu.

Mata Odelina langsung memerah. Dia berkata kepada Olivia, “Oliv, Kakak ada bilang pada kakak iparmu kalau kamu ada kasih uang makan. Jadi, kamu nggak perlu khawatir untuk tinggal di sini.”

“Kamu nggak perlu cepat-cepat menikah, ataupun cepat-cepat pindah.”

Dia berani bertaruh, adiknya ini pasti belum lama mengenal pacarnya itu. Kalau tidak, adiknya pasti sudah memberitahunya.

Mereka tiba-tiba mengurus buku nikah hari ini karena suaminya tidak menyukai adiknya yang terlalu lama tinggal di sini. Adiknya pun buru-buru menikah untuk mencegah ketidakharmonisan dalam pernikahannya.

Olivia menghibur kakaknya sambil tersenyum, “Kak, ini benar-benar nggak ada hubungannya denganmu. Stefan dan aku saling mencintai. Aku akan hidup bahagia. Kak, Kakak seharusnya senang.”

Odelina terus menangis.

Olivia memeluk kakaknya dengan tidak berdaya. Ketika kakaknya selesai menangis dan lebih tenang, dia berjanji, “Kak, aku akan sering pulang untuk menemui Kakak. Rumah Stefan ada di Lotus Residence, nggak jauh dari sini. Naik motor listrik hanya sepuluh menit.”

“Bagaimana latar belakang keluarga pria itu?”

Semuanya sudah terjadi, jadi Odelina hanya bisa menerima kenyataan. Dia pun menanyakan latar belakang keluarga adik iparnya.

Olivia tidak begitu tahu tentang keluarga Adhitama. Meski dia dan Nenek Sarah sudah saling kenal selama tiga bulan, dia tidak pernah menanyakan tentang keluarga Adhitama. Kalau Nenek Sarah memberitahunya, dia hanya mendengarkan. Yang dia tahu, Stefan adalah cucu tertua dan masih ada banyak adik laki-laki di bawahnya (termasuk sepupu).

Stefan bekerja di salah satu perusahaan terbesar di Mambera, punya mobil dan rumah, dan kondisi keuangan keluarganya juga cukup bagus. Olivia memberi tahu kakaknya apa yang dia ketahui.

Mendengar adik iparnya membeli rumah tanpa menyicil, Odelina berkata, “Itu harta pranikahnya, Oliv. Apa kamu bisa memintanya untuk mencantumkan namamu di sertifikat rumahnya?”

Kalau nama adiknya ditambahkan ke sertifikat rumah, setidaknya jadi ada jaminan.
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (2)
goodnovel comment avatar
Elsa muthia Handini
tenang del adik lo pasti hidup bahagia
goodnovel comment avatar
Meliala Kolompoy
ini ceritanya sma kayak siEmbun..hnya di ganti nama ........
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3967

    “Sudah, kok. Kan tadi aku sudah bilang, mau minta Pak Joni untuk siapin hadiah tahun baru biar kamu bisa kasih ke keluarganya Katarina. Mumpung masih suasana tahun baru, mereka pasti tetap mau menemui kamu. Justru sekarang waktu yang paling tepat.” “Oke, aku nurut apa kata Nenek saja.” Samuel akhirnya sepakat dan mau mendengar nasihat dari neneknya. Di saat itu juga dia langsung mengeluarkan ponselnya dan memesan tiket untuk pergi ke Harsa di hari keempat setelah tahun baru.” “Kenapa nggak besok saja berangkatnya?” tanya Sarah. “Aku mau menemani Nenek satu hari lagi.” Mendengar itu, Nenek Sarah seketika tersenyum, “Aku nggak perlu kamu temani. Asal kamu bisa jadian sama dia dan nggak melajang lagi, aku sudah senang banget.” “....”Samuel memilih berangkat lusa. Alasan pertama adalah agar dia bisa lebih lama berkumpul bersama keluarganya. Alasan kedua adalah untuk menunggu kakak-kakaknya kembali di esok hari. Dia ingin meminta saran dari mereka, terutama Stefan, mengenai apakah Ka

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3966

    “Samuel, lihat nih semua uban yang ada di kepalaku. Ubannya bisa sebanyak ini gara-gara kamu juga.” Samuel pun tersenyum dan merangkul bahu neneknya. “Iya, iya. Kami bukan cucu yang baik dan kerjanya cuma bikin Nenek pusing saja. Tapi, Nek, aku dan yang lain bakal berusaha untuk jadi cucu yang berbakti ke Nenek.” “Aku sudah tua begini masih berharap hidup berapa lama lagi? Bisa hidup hari demi hari saja sudah bagus, nggak usah kasih janji-janji yang belum tentu bisa kamu tepati. Nanti kamu malah merasa bersalah kalau nggak bisa menepatinya. Kalau kamu memang mau jadi anak yang berbakti, kejarlah Katarina. Aku suka sama dia, aku maunya dia yang kasih aku cicit.” “Nek, kasih tahu aku. Kalau benar Katarina itu Rubah, aku janji, dalam hitungan beberapa hari ke depan aku bakal pindah ke Harsa dan buka usaha di sana sambil mendekati dia lagi. Nggak mungkin kan aku seharian ngikutin dia terus tanpa ada kesibukan?” Di antara Stefan dan semua adik-adiknya, tidak ada satu pun yang hanya foku

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3965

    “Nek, satu kata saja. Aku cuma butuh satu kata. Katarina itu Rubah, atau bukan?” “Kamu tanya sendiri saja ke orangnya. Aku kan bukan Katarina.” “Nek.” Samuel di detik itu juga nyaris saja berlutut dan memohon. “Nek, aku menyesal. Bisa tolong kasih tahu aku, nggak?” Nenek Sarah seketika itu langsung menyentil jidat Samuel dan menegurnya, “Nggak guna menyesal. Samuel, mungkin aku yang terlalu mengatur, seenaknya milih calon pasangan tanpa persetujuan kamu dan memaksa kamu untuk mendekati mereka. Aku yang salah, bukan kamu,” kata Sarah. Sekalipun Sarah melakukan itu untuk kebaikan cucu-cucunya, tak bisa dibantah bahwa dia memang terlalu mengatur. “Jangan ngomong begitu, Nek. aku dan kakakku dengan senang hati menerima. Aku justru beruntung punya nenek yang mau mendukungku. Papa mamaku juga sangat berterima kasih atas usaha Nenek.” Kedua orang tua dan om tantenya Samuel bisa hidup dengan santai tanpa perlu pusing dengan pernikahan Samuel berkat kerja keras Nenek Sarah. Nenek Sarah m

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3964

    “Waktu carikan istri untuk Calvin dan Ricky, aku belum setua ini. Aku masih ada tenaga untuk mencari tahu tentang asal usul mereka. Begitu sampai giliran kamu, Hansen, dan Ronny, aku sudah nggak sekuat dulu lagi, jadi nggak bisa luangin banyak waktu untuk cari tahu. Apalagi kalau Katarina itu muridnya Rubah Perak, pasti lebih susah lagi. Kamu tahu, ‘kan siapa Rubah Perak? Dia itu bagian dari Organisasi Lima Kaisar. Mereka itu punya jaringan informasi yang luas. Kamu cari tahu apakah Katarina itu murid mereka atau bukan sama dengan cari mati. Begitu ada satu orang yang turun jabatan, muridnya yang langsung menggantikan. Aku pemberani, tapi bukan berarti berani mengorek-ngorek informasi pribadi orang lain. Kalau sudah tahu kehebatannya Lima Kaisar, mana mungkin aku berani mengusik mereka.” Sarah melanjutkan, “Sekarang kita sudah menjalin hubungan baik sama mereka. Berkat Stefan dan Olivia yang dekat sama keluarga Junaidi, dan Pak Deddy juga asisten neneknya Olivia, makanya mereka mau be

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3963

    Sembari menuntun neneknya masih ke dalam rumah, dia berusaha untuk menghibur seadanya, “Nek, coba deh ubah perspektif Nenek. Dalam satu tahun ini, Nenek paling nggak suka hari ini, tapi di hari lain Nenek selalu senang. Nenek mungkin nggak punya anak atau cucu perempuan, tapi Nenek punya cucu dan anak laki-laki yang bisa menikah sama perempuan dari keluarga yang berada. Apa Nenek nggak suka sehari-hari ada mereka yang selalu menemani Nenek?” Mendengar itu, Sarah langsung tertawa lepas, “Benar juga. Kamu ngomong begitu Nenek jadi senang. Justru mereka yang iri.” “Nah, itu dia. Nenek nggak tahu saja ada berapa banyak orang di luar sana yang iri sama Nenek karena punya cucu-cucu yang nurut. Aku dan semua kakakku mana pernah bikin Nenek malu.” “Eh, Samuel, mulut kamu itu makin hari makin manis saja, ya,” ujar Sarah tertawa. “Memang aku dari dulu juga begitu.” “Mana ada. Sudahlah, langsung saja. Apa yang mau kamu bahas sama Nenek.” Sarah sudah tahu pasti ada sesuatu yang mau Samuel kat

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3962

    Olivia adalah tuan rumah di vila yang besar itu. Dia dia memberikan dua kamar tamu untuk kedua saudara iparnya sebelum dia kembali ke kamar tidurnya sendiri. Dia merasa seperti ada sesuatu yang kurang jika Stefan tidak ada bersama di kamarnya. Membawa anak di perut adalah sesuatu yang sangat melelahkan. Olivia sudah terbiasa ada Stefan yang setiap saat selalu menemaninya. Karena sudah kelelahan, Olivia pun langsung tertidur pulas dan masuk ke alam mimpi. Malam itu berlalu dengan tenang. Hari berikutnya sudah malam tahun baru. Hari itu pun akan menjadi hari yang sangat sibuk. Setelah acara makan malam bersama dengan seluruh anggota keluarga selesai, Olivia bersama dengan orang-orang terdekatnya kembali ke Vila Permai untuk melihat kembang api. Suasana di sana sangat meriah. Namun momen-momen yang meriah itu berlalu dengan cepat. Tak terasa sudah hari kedua setelah tahun baru. Di hari itu Olivia dan yang lain akan kembali ke rumah keluarga mereka masing-masing. Yang dari keluarga Mundi

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status