Share

Bab 2

Penulis: Anggur
“Aku sudah menyetujuinya, jadi aku nggak akan menarik balik kata-kataku.”

Olivia juga sudah memikirkannya selama beberapa hari sebelum mengambil keputusan ini. Jadi, dia tidak akan mundur.

Mendengar perkataan Olivia, Stefan juga tidak berusaha membujuknya lagi. Pria itu mengeluarkan kartu identitasnya dan meletakkannya di depan staf Kantor Urusan Agama.

Olivia juga melakukan hal yang sama.

Keduanya dengan cepat menyelesaikan proses pembuatan buku nikah, yang memakan waktu kurang dari sepuluh menit.

Setelah menerima buku nikah dari staf, Stefan mengeluarkan satu set kunci yang telah dia siapkan sebelumnya dari saku celananya. Dia kemudian menyerahkannya kepada Olivia dan berkata, “Rumah yang aku beli ada di Lotus Residence. Kata Nenek, kamu membuka sebuah toko buku di depan SMP Negeri Kota Mambera. Rumahku nggak jauh dari sana. Kalau naik bus, kamu bisa sampai ke sana dalam sepuluh menit.”

“Kamu punya SIM, nggak? Kalau punya, beli satu mobil saja. Aku bisa membantumu membayar DP, lalu kamu bayar cicilan setiap bulannya. Kalau ada mobil, kamu bisa lebih gampang pulang pergi kerja.”

“Kerjaanku sangat padat. Aku sering pergi pagi dan pulang malam, terkadang juga harus melakukan perjalanan bisnis. Kamu jaga diri sendiri, nggak usah mengurusi aku. Aku akan mentransfer uang untukmu di tanggal sepuluh setiap bulannya setelah gajian.”

“Selain itu, supaya nggak merepotkan, kita sembunyikan dulu pernikahan ini.”

Stefan mungkin sudah terbiasa memberi perintah di kantor, jadi dia langsung mengatakan rentetan hal tanpa menunggu Olivia menjawab.

Olivia bersedia menikah dalam waktu singkat karena dia tidak ingin kakaknya bertengkar dengan kakak iparnya terus. Dia harus menikah dan pindah dari rumah kakaknya. Dengan begitu, kakaknya tidak akan khawatir lagi. Dia dan Stefan sebenarnya hanya hidup bersama.

Stefan berinisiatif untuk memberi Olivia kunci rumahnya, jadi Olivia mengambilnya tanpa sungkan lagi.

“Aku nggak punya SIM, jadi untuk saat ini nggak perlu beli mobil. Aku biasanya naik motor listrik untuk pulang pergi kerja. Motor listrikku baru ganti baterai, jadi sayang kalau nggak dipakai lagi.”

“Oh ya, Pak Stefan. Kita perlu patungan, nggak?”

Kakak Olivia dengan suaminya yang punya hubungan berdasarkan cinta saja, suaminya bisa mengusulkan agar mereka patungan. Suami kakaknya itu selalu merasa kakaknya keenakan hidup menggunakan uangnya.

Tidak ada yang tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengasuh anak, membeli sayur dan memasak, serta membersihkan rumah. Pria yang belum pernah mengalaminya selalu merasa istri mereka sangat santai di rumah, kerjaannya hanya mengasuh anak dan memasak.

Dia dan Stefan menikah tanpa mengenal satu sama lain dengan dekat sebelumnya. Mereka bahkan belum pernah bertemu sebelum hari ini. Jadi, mereka bisa patungan dengan lebih nyaman.

Stefan bahkan tidak memikirkannya, langsung berkata dengan suara yang berat, “Aku sudah menikahimu, jadi aku tentu sanggup menghidupimu. Nggak perlu patungan.”

Olivia tersenyum, “Kalau begitu, ikut apa katamu saja.”

Dia tidak akan hanya mengambil keuntungan ini tanpa memberikan imbalan sedikit pun.

Dia tinggal di rumah pria ini, jadi kalau ada perlu apa di rumah, dia akan menggunakan uangnya untuk membelinya.

Bagaimanapun juga, dia sudah menghemat uang sewa.

Mereka harus saling memberi dan saling memperhatikan, dengan begitu baru bisa hidup bersama.

Stefan mengangkat tangan kanannya untuk melihat jam lagi, kemudian berkata pada Olivia, “Aku sangat sibuk, harus kembali ke kantor. Kamu bisa meminjam mobilku dulu untuk pulang ke rumah, atau kamu bisa naik taksi. Aku akan mengganti ongkosnya. Aku akan mengantar nenekku ke rumah adikku.”

“Oh ya, kita saling simpan nomor WhatsApp dulu, supaya gampang kontakan.”

Olivia mengeluarkan ponselnya, bertukar nomor telepon dengan Stefan, lalu berkata, “Aku naik taksi sendiri saja. Kamu urus saja kerjaanmu.”

“Oke, saling menghubungi saja kalau ada sesuatu.”

Sebelum pergi, Stefan masih memberi Olivia uang empat ratus ribu untuk ongkos taksi. Olivia tidak ingin mengambilnya, tapi pria itu memelototinya, jadi dia tanpa sadar mengambil uang itu.

Mereka, pasangan suami istri yang baru mengurus buku nikah, tidak meninggalkan Kantor Urusan Agama bersama. Stefan duluan keluar, kemudian langsung naik mobilnya sendiri.

“Di mana cucu menantu Nenek?”

Sarah bertanya heran ketika melihat hanya Stefan yang keluar, “Kalian berdua masuk bersama, kenapa nggak keluar bareng? Kamu membatalkannya? Atau Olivia?”

Setelah memasang sabuk pengamannya, Stefan mengeluarkan buku nikahnya, menoleh dan menyerahkannya kepada neneknya, “Kami sudah mendapatkan buku nikah. Aku sangat sibuk, jadi harus segera kembali ke kantor untuk rapat. Aku sudah memberinya uang 400 ribu, supaya dia bisa naik taksi pulang.”

“Nenek, aku akan membawamu sampai ke persimpangan di depan. Setelah itu, biar pengawal yang membawa Nenek pulang.”

“Sesibuk apa pun kamu, kamu seharusnya nggak meninggalkan Olivia sendirian di sana. Jangan pergi dulu. Tunggu Olivia keluar dan antar dia pulang sebelum kembali ke kantor,” kata Nenek Sarah, lalu ingin keluar dari mobil. Namun, pintunya dikunci.

“Nek, aku sudah berjanji pada Nenek untuk menikahinya, jadi Nenek nggak perlu mengurusi hal lain lagi. Aku sudah menikahinya dan akan menjalani hidup bersamanya. Jadi, aku akan membuat semua keputusan ke depannya. Selain itu, aku masih harus melihat sifat wanita itu pelan-pelan. Sebelum dia lolos tes, kami nggak akan menjadi suami istri yang sebenarnya.”

Sarah berkata, “Para pria di keluarga Adhitama nggak pernah bercerai!”

“Itu tergantung, apa istri yang Nenek pilihkan untukku layak untuk aku hidupi seumur hidup,” kata Stefan sambil menyalakan mobil.

“Kamu ini, mana ada suami sepertimu? Baru buah buku nikah, sudah meninggalkan istrinya sendirian dan pergi sendiri.”

Sarah tahu, batas kesabaran cucunya ini adalah setuju untuk menikahi Olivia. Selain itu, cucunya ini akan teguh pada prinsipnya. Dia juga tidak bisa berbuat apa-apa. Kalau dia terlalu memaksa, dia malah akan membuat Olivia menjadi janda, menghancurkan masa depan anak itu.

Stefan membiarkan neneknya memarahinya.

Jika Olivia benar-benar orang yang baik, dia akan membahagiakan wanita itu. Kalau wanita itu ternyata menipu neneknya dan berpura-pura baik, maka dia akan menceraikan wanita itu setengah tahun lagi. Lagi pula, dia tidak akan menyentuh wanita itu. Mereka juga menikah diam-diam. Jadi, wanita itu masih bisa menikah dengan pria lain.

Setelah berkendara sekitar sepuluh menit, mobil Stefan berhenti di sebuah persimpangan.

Ada beberapa mobil mewah terparkir di sana, salah satunya sebuah Rolls Royce.

Stefan menghentikan mobilnya di pinggir jalan, keluar dari mobil dan melemparkan kunci mobilnya ke pengawal yang menunggu. Setelah itu, dia memerintahkan, “Antar Nenek pulang ke rumah.”

Sarah berdebat, “Nenek nggak mau pulang. Nenek mau tinggal bersamamu, menemani cucu menantu Nenek.”

Namun, cucu sulungnya itu sudah masuk ke mobil Rolls Royce-nya dan tidak mau mendengar protes dari neneknya.

Sarah pun hanya bisa melihat cucu sulungnya itu pergi naik mobil mewahnya.

Stefan sebenarnya adalah cucu dari perusahaan terbesar di Mambera, juga kepala keluarga dari keluarga terkaya di kota itu. Dia memiliki kekayaan bersih sebesar ratusan triliun!

“Dasar anak itu, kejam sekali!” Nenek Sarah mengomel dan bergumam dengan kejam, “Bagusnya kamu itu jatuh cinta pada Olivia nanti. Nenek mau lihat kamu menjilat omonganmu sendiri.”

Semarah apa pun dia, dia juga tidak bisa menyuruh cucunya itu kembali ke sana. Jadi, Sarah pun buru-buru menelepon Olivia, yang sudah dalam perjalanan pulang dengan taksi.

“Olivia, Stefan terlalu sibuk dengan pekerjaannya, jadi jangan marah, ya.”

Olivia menyentuh buku nikah yang dia masukkan ke saku celananya dan berkata, “Nenek Sarah, aku mengerti, kok. Aku nggak keberatan. Nenek nggak perlu merasa bersalah. Dia juga sudah memberiku ongkos untuk naik taksi. Aku sudah dalam perjalanan pulang sekarang.”

“Kamu sudah menikah dengan Stefan, masih saja memanggil Nenek dengan sebutan Nenek Sarah.”

Olivia membeku sesaat, lalu mengubah panggilan itu menjadi “Nenek”.

Sarah menjawab dengan girang.

“Olivia, mulai sekarang kita adalah keluarga. Kalau Stefan berani menindasmu, beri tahu Nenek. Nenek akan memberi pelajaran padanya.”

Dia mendapatkan cucu menantu ini dengan susah payah, jadi dia tidak akan membiarkan cucunya itu menindas cucu menantunya ini.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Siti Janah
tapi seru tau ceritanya
goodnovel comment avatar
Nasib Untung
bab 1, jam tangan Stefan di tangan kiri. kok di bab 2 pindah ke tangan kanan teori?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3

    “Nek, tentu.” Olivia menanggapi dengan santai.Meski Nenek Sarah memperlakukannya dengan sangat baik, Stefan adalah cucunya sendiri, sedangkan dirinya hanya seorang cucu menantu. Kalau mereka bertengkah, memangnya keluarga Adhitama akan memihak padanya?Olivia tidak percaya.Sama seperti mertua kakaknya.Sebelum menikah, mereka begitu baik kepada kakaknya. Saking baiknya, putri kandung mereka sampai cemburu.Setelah menikah, mertua kakaknya berubah. Setiap kali kakaknya dan suaminya bertengkar, ibu mertua kakaknya pasti akan bilang bahwa kakaknya bukan istri yang baik.Jadi, anak adalah keluarga sendiri, sedangkan menantu adalah orang luar.“Kamu mau pergi kerja, ‘kan? Kalau begitu Nenek nggak ganggu lagi, deh. Nenek akan menyuruh Stefan untuk menjemputmu dan makan malam bersamamu nanti.”“Nek, tokoku tutupnya malam. Aku mungkin nggak bisa pulang untuk makan. Gimana kalau di akhir pekan?”Sekolah libur di akhir pekan. Bagi toko buku seperti miliknya yang bergantung pada murid sekolah u

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 4

    “Kak, Kakak sendiri yang bilang, itu properti yang dimilikinya sebelum menikah. Aku nggak membayar sepeser pun. Nggak masuk akal dong kalau memintanya menambahkan namaku di dalam sertifikat rumah. Hal ini nggak usah dibahas lagi.”Begitu mereka selesai mengurus buku nikah, Stefan langsung memberi Olivia kunci rumahnya. Olivia bisa langsung pindah dan tinggal di sana. Ini sudah membantunya dalam masalah tempat tinggal. Sudah sangat bagus.Dia tidak akan meminta Stefan untuk menambahkan namanya ke sertifikat rumah. Namun, kalau Stefan yang berinisiatif sendiri untuk menambahkan namanya, dia tidak akan menolak, karena mereka adalah suami istri, dan mereka akan hidup bersama seumur hidup.Odelina sebenarnya juga hanya bilang saja. Dia tahu adiknya orangnya mandiri dan tidak rakus akan uang. Jadi, dia juga tidak mempermasalahkan hal ini lebih lanjut.Setelah diinterogasi dengan banyak pertanyaan, Olivia akhirnya bisa keluar dari rumah kakaknya.Kakaknya ingin mengantarnya ke Lotus Residence

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 5

    Stefan berkata dengan acuh tak acuh, “Lanjutkan rapatnya.”Orang yang duduk paling dekat dengannya adalah adik sepupunya, yaitu cucu kedua dari keluarga Adhitama yang bernama Calvin Adhitama.Calvin mencondongkan badan dan bertanya dengan suara rendah, “Bro, aku mendengar apa yang Nenek katakan padamu. Apa kamu benar-benar sudah menikahi wanita bernama Olivia itu?”Stefan memberinya tatapan tajam.Calvin menyentuh hidungnya, duduk tegak, dan tidak berani bertanya lagi.Namun, dia sangat simpati pada kakak sepupunya ini.Meskipun cucu-cucu dari keluarga Adhitama tidak perlu menikah dengan keluarga kaya lain untuk memperkuat pengaruh mereka, istri kakak sepupunya ini tidak berasal dari latar belakang yang sama dengan mereka. Itu semua hanya karena nenek mereka menyukai wanita bernama Olivia itu, lalu menyuruh Kak Stefan untuk menikahi wanita itu. Kak Stefan benar-benar kasihan.Calvin lagi-lagi menatap kakak sepupunya itu dengan prihatin.Untungnya, dia bukan cucu pertama. Kalau tidak, d

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 6

    Olivia tersenyum dan berkata, “Kakak sepupumu kan sudah punya pacar. Masa aku memintanya untuk menikahiku? Lagi pula, aku sudah menikah dengan pria itu, sudah terlambat untuk menyesalinya! Tapi, kamu harus merahasiakan hal ini, ya. Jangan sampai kakakku tahu yang sebenarnya. Kalau nggak, dia akan sedih.”Junia, “....”Temannya satu ini benar-benar berani.“Tokoh utama wanita di novel-novel biasanya menikah dengan miliarder. Oliv, apa suamimu itu juga miliarder?”Olivia memukul temannya itu dengan pelan dan berkata sambil tersenyum, “Kamu pasti sudah membaca semua novel di toko kita ini, ‘kan? Kamu berkhayal, ya? Mana bisa sembarangan menikah dengan miliarder. Kamu pikir di dunia ini ada banyak miliarder?”Junia menyentuh bagian tubuhnya yang dipukul pelan oleh Olivia. Dia pikir, perkataan temannya itu juga benar. Dia pun menghela napas pelan dan bertanya lagi, “Rumah suamimu di mana?”“Lotus Residence.”“Kalau begitu, lumayan. Lingkungannya bagus, jalur transportasinya juga oke, dan ng

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 7

    Setelah masuk ke dalam Rolls-Royce, Stefan memerintahkan dengan suara rendah, “Mobil yang aku baru beli itu, jangan lupa bawa ke sana.”Mobil itu akan dia gunakan untuk menipu istrinya. Siapa tadi nama istrinya?“Oh ya, nama istriku siapa?”Stefan malas mengeluarkan buku nikah. Oh iya, buku nikahnya dilihat oleh neneknya tadi dan Nenek belum mengembalikannya. Jadi, dia tidak punya buku nikahnya sekarang.Pengawalnya berkata, “… Istri Bapak bernama Olivia Hermanus dan tahun ini berusia 25 tahun. Pak Stefan harus mengingatnya dengan baik.”Majikan mereka ini memiliki ingatan yang sangat baik, tapi dia tidak akan mengingat orang yang tidak ingin dia ingat.Terutama wanita. Wanita yang dia ketemu setiap hari pun belum tentu diingat namanya.“Oke, aku ingat,” ujar Stefan dengan santai.Dari nada bicara Stefan, Pengawal itu langsung tahu bahwa majikannya ini tidak akan mengingat nama istrinya besok.Stefan tidak ingin pusing memikirkan wanita yang bernama Olivia itu. Dia pun bersandar di kur

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 8

    Stefan sangat peduli dengan tubuhnya. Dia tidak akan membiarkan dirinya menjadi gemuk karena makan sembarangan, karena akan sangat sulit untuk menurunkan badan.Olivia tertawa, “Pak Stefan badannya bagus, kok.”“Kalau begitu, aku kembali ke kamarku dulu, ya?”Stefan mengiyakan.“Selamat malam.” Olivia mengucapkan selamat malam pada pria itu dan berbalik badan, hendak pergi.“Tunggu. Eh, Olivia.” Stefan menghentikannya.Olivia berhenti, menoleh, dan bertanya pada pria itu, “Apa ada yang lain?”Stefan memandangnya dan berkata, “Mulai sekarang, jangan keluar kamar memakai piyama.”Olivia tidak mengenakan pakaian dalam di balik piyamanya. Stefan memiliki mata yang tajam, jadi dia bisa melihat segala sesuatu yang tidak seharusnya dia lihat.Mereka adalah suami istri, jadi tidak apa-apa kalau dia melihatnya. Namun, bagaimana dengan orang lain?Dia tidak ingin tubuh istrinya dilihat oleh pria lain.Olivia tersipu, bergegas kembali ke kamarnya, dan menutup pintu dengan keras.Stevan, “....”Di

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 9

    Selesai makan, Stefan mengeluarkan dompetnya. Dia tidak punya banyak uang cash, jadi dia mengeluarkan sebuah kartu ATM dan meletakkannya di depan Olivia.Olivia menatapnya dengan alis terangkat.“Kalau kamu mau beli sesuatu dan butuh uang, kamu bisa memakai kartu ini. Kata sandinya adalah ….”Dia mengambil pena dan kertas, menuliskan kata sandinya, dan menyerahkan kertas itu kepada Olivia.“Ke depannya, uang dalam kartu ini bisa digunakan untuk keperluan rumah tangga. Aku akan mengirim uang ke kartu ini setelah gajian setiap bulannya, tapi kamu harus mencatat semua yang kamu beli. Aku nggak keberatan kalau uang yang kamu gunakan itu banyak, tapi aku mau tahu uangnya digunakan untuk apa.”Waktu mereka mengurus buku nikah, Olivia pernah bertanya pada Stefan, apa mereka perlu patungan. Pria itu menolaknya dan bilang, mereka sudah menikah dan menjadi sepasang suami istri. Jadi, dia tidak keberatan kalau Olivia menggunakan uangnya.Lagipula, uangnya sangat banyak, sampai dia juga tahu ada b

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 10

    Olivia pergi ke rumah kakaknya.Dia membuka pintu, masuk ke rumah dan mendapati kakaknya sudah bangun dan sedang sibuk di dapur.“Kak.”“Oliv, kamu sudah datang.”Odelina keluar dari dapur dan sangat senang melihat adiknya, “Kamu sudah makan belum? Kakak ada masak mie. Kamu mau dimasakkan satu mangkuk?”“Nggak usah, aku sudah makan, Kak. Kakak sudah masak mie-nya? Kalau belum, nggak usah masak. Aku ada beli sarapan untuk Kakak dan Russel.”“Belum, Russel demam kemarin. Kakak nggak cukup tidur semalam! Pagi ini juga bangunnya kesiangan. Kakak iparmu pergi sarapan di luar jadinya, juga mengomeli Kakak tadi, bilang Kakak nggak melakukan apa-apa di rumah, cuma mengurusi anak saja, tapi masih nggak bisa buatkan sarapan untuknya?”Odelina merasa agak sedih.Olivia sangat kesal mendengarnya, “Kok Russel bisa demam? Kalaupun sudah nggak demam lagi, Kakak juga harus membawanya ke dokter, supaya nggak kambuh lagi. Suami Kakak itu juga, sudah jelas anaknya sakit, bukannya bantu, hanya tahu memara

Bab terbaru

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3666

    Yohanna menyudahi percakapan dia dengan teman baiknya dan masuk ke ruang makan. Dua adik dan ibunya sudah duduk di tempat mereka masing-masing. Di depan mereka sudah tersedia semangkuk sup hangat yang menunggu untuk segera dinikmati. Di tempat duduk yang biasa Yohanna tempati juga sudah tersedia semangkuk sup, sama seperti yang diberikan untuk yang lain, yang disajikan langsung oleh Ronny. Setelah Ronny memanggil Yohanna untuk makan, dia langsung kembali ke dapur karena di dapur masih ada dua lauk lagi yang harus dia masak agar hidangannya lengkap. Seusai makan siang, Yohanna beristirahat sejenak karena sebentar lagi dia harus segera kembali ke kantor. Sejujurnya Ronny juga sedikit lelah, tetapi dia masih harus melayani tunangannya itu, dan baru bisa benar-benar beristirahat ketika Yohanna sudah berangkat kerja. Di malam harinya, jika Yohanna tidak makan di rumah, Ronny diberi kebebasan untuk bekerja atau terus beristirahat karena keluarga Pangestu masih memiliki koki yang lain untuk

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3665

    “Bawa juga suami kamu biar dia nggak salah paham. Takutnya nanti dia pikir kamu datang ke rumahku untuk selingkuh.” “... oke. Aku bakal ajak dia juga. Aku mau lihat cowok kayak apa sih yang punya suara merdu begitu. Seharusnya nggak jelek, ‘kan?” Setelah sejenak terdiam, Yohanna membalas, “Kayaknya mending kamu nggak usah datang, deh. Takutnya kalau kamu datang dan ketemu dia, kamu bakal menyesal sudah menikah karena kamu sudah nggak bisa lagi ngejar-ngejar cowok ganteng.” “Wah, berarti dia pasti ganteng banget, nih. Aku jadi makin nggak sabar main ke rumah kamu. Bisa bikin kamu ngomong begitu berarti dia pasti punya muka yang menarik. Yohanna, kalau kamu sudah nggak mau pakai koki yang ini lagi, jangan lupa kabari aku, ya. Biar aku yang pakai dia. Selama ada koki ganteng di rumahku, aku nggak bakal pernah kelaparan lagi.” “Untuk sekarang, aku masih bisa makan masakannya dia, masih belum muak. Dia memang dari dulu hobinya memasak. Mungkin di zaman dulu dia sempat hidup jadi koki bu

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3664

    Masalahnya, dengan harta dan kedudukan yang ketua kelas miliki sekarang pun, jarak antara dia dan Yohanna masih terlalu jauh. Yohanna berpikir sejenak dan menjawab, “Ketua kelas kita mukanya yang kayak gimana? Aku nggak ingat sama sekali.” Ketika masih bersekolah, ada banyak sekali kaum pria yang berusaha mendekati Yohanna, tetapi Yohanna sedikit pun tidak memiliki perasaan terhadap mereka. Jadi setiap hari dia hanya memasang wajah yang kaku dan dingin. Dari situ dia mendapat julukan “Ice Princess”, dan makin sedikit orang yang berani mendekatinya. Karena terlalu banyak pria yang menyukainya, Yohanna tidak ingat seperti apa wajah mereka semua. Itu karena Yohanna tahu, mereka bukanlah pria yang dia inginkan. Jadi tidak aneh jika Yohanna tidak ingat seperti apa paras ketua kelasnya. “... ketua kelas kita itu dianggap sebagai cowok terganteng di kelas. Masa kamu nggak ingat? Kita kan sekelas sama dia selama dua tahun, lho,” ujar Ruth. “Cowok yang sekelas sama aku selama dua tahun kan

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3663

    “Sebentar lagi kan tahun baru, yang tua-tua setiap hari kerjanya telepon aku minta aku cepat pulang. Makanya sekarang aku sudah pulang.” Setelah Ruth menjawab pertanyaan Yohanna, sekarang gantian giliran dia yang bertanya, “Kamu kan baru pulang dari perjalanan bisnis, masa sudah langsung ke kantor lagi tanpa istirahat? Kamu terlalu keras kerjanya, kan kamu punya banyak adik-adik yang bisa bantu kamu. Bagi saja tugas kamu sebagian ke mereka. Jangan semuanya kamu tanggung sendiri. Nggak perlu bikin capek diri sendiri.” Ruth sangat memedulikan Yohanna. Mereka berdua adalah teman baik, tetapi semenak Yohanna mengambil alih bisnis keluarga, mereka jadi jarang bertemu karena Yohanna terlalu sibuk. Sering kali mereka hanya berhubungan melalui chat untuk tetap menjaga pertemanan. Untung saja mereka adalah teman sekelas sejak SD. dengan pertemanan yang sudah terjalin selama bertahun-tahun, tentu tidak akan putus hanya karena Yohanna sibuk bekerja. Yohanna juga sering menjalin hubungan kerja

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3662

    Yohanna harus membahas masalah pendidikan adiknya dengan kedua orang tuanya. Dia hanya punya satu adik kandung, jadi dia akan sangat mementingkan pendidikan adiknya. Sesibuk apa pun pekerjaan Yohanna, dia akan selalu meluangkan waktu untuk bertanya tentang kegiatan belajar adiknya. Apabila Tommy melakukan kesalahan dan malah dimanja oleh orang tuanya, maka Yohanna yang mau tidak mau harus memarahinya. Tidak peduli Tommy menangis atau merengek manja, kalau sampai Yohanna tahu adiknya bersalah, dia akan memberi pelajaran tegas agar kesalahan itu tidak terulang lagi. Lalu Yohanna juga akan menyuruh Tommy untuk menuliskan apa saja kesalahannya di atas kertas. Apabila orang tua atau om tante juga melindungi Tommy, mereka juga harus ikut menulis kesalahan mereka. Lihat saja siapa yang masih berani melindungi Tommy ketika dia berbuat kenakalan. Namun tentu Yohanna tidak akan menegur jika Tommy melakukan kenakalan kecil yang masih bisa diterima. Sebagai anak kecil, khususnya anak lelaki, waj

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3661

    Yohanna spontan tersenyum mendengar ucapan manis adik-adiknya. “Berhubung kalian berdua sudah berbaik hati, kalau begitu aku panggil kakak-kakak yang lain untuk pergi belanja bareng. Siapkan dompet kalian, ya. Aku sudah lama nggak pergi belanja, lho. Kalau sudah pergi belanja nanti, apa pun yang aku suka langsung kubeli.” Kedua kakak beradik itu mengangguk, dan Tommy menyahut, “Biasanya Kak Yohanna sibuk kerja, jadi nggak ada salahnya sesekali belanja. Anggap saja waktu untuk bersantai.” Di antara semua anggota keluarga Pangestu, Yohanna memiliki pekerjaan yang paling sibuk dan paling melelahkan. Sejauh yang bisa Tommy ingat, dia tidak pernah satu kali pun melihat kakaknya pergi berbelanja atau pergi berlibur. Setiap hari dia harus bekerja di kantor, menemui klien, dan pergi dinas ke luar kota. Bahkan di akhir pekan pun Yohanna belum bisa bersantai. Terkadang dia masih harus menemani partner bisnis bermain golf, memancing atau berenang. Namun, hanya partner bisnis penting yang bisa

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3660

    “Oke! Nanti aku beliin Kakak baju baru,” ucap Tommy. Tommy sama sekali tidak kekurangan uang saku. Ketika tahun baru tiba, para orang tua akan memberikan sejumlah uang yang dimasukkan ke dalam amplop merah. Sebagian yang itu Tommy serahkan kepada ibunya, dan sebagian lagi dia pakai sendiri untuk membeli barang apa pun yang dia inginkan. Dia juga sangat pandai dalam mencatat keuangannya, dia ingat untuk apa saja uangnya dipakai, atau barang-barang apa saja yang dia beli. Yohanna membungkukkan badannya sedikit dan mencubit pipi adiknya. Mata dan alisnya membentuk setengah lingkaran seperti sedang tersenyum. “Kamu belajar yang benar dan harus nurut sama aku saja aku sudah senang. Nggak perlu beliin aku baju baru. Aku punya uang untuk beli baju baru sendiri.” Di lemari baju Yohanna masih banyak baju baru yang bahkan belum sempat dia kenakan. Biasanya dia sehari-hari mengenakan jas kerja, dan hanya mengenakan pakaian santainya di akhir pekan atau ketika sedang beristirahat di rumah. Ibu

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3659

    Yohanna tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia langsung keluar dari dapur dan duduk kembali ke sofanya semula. Risa tetap memberikan beberapa camilan yang ada dan berkata, “Yohanna, kalau sudah lapar banget, makan saja sedikit. Yang ini nggak terlalu manis. Koki yang biasa tahu kamu nggak suka manis, jadi gulanya dikurangi.” “Selama aku nggak di rumah, dia pasti bikin sesuai sama selera kalian. Aku nggak bisa makan,” balas yohanna. “Nggak terlalu manis pun aku tetap nggak suka.” Bukan hanya perkara tingkat kemanisan saja, tetapi Yohanna memang tidak suka segala jenis dessert yang dibuat oleh kokinya. “Gimana kalau makan biskuit saja?” tanya Risa khawatir seraya menyodorkan bungkusan biskuit kepadanya. “Atau makan buah juga boleh. Di rumah ada buah yang kamu bisa makan. Dijamin masih segar.” “Nggak usah, Ma. Mama duduk saja, nggak perlu kasih aku ini itu. Setengah jam lagi sup yang Ronny buat sudah jadi. Aku tunggu saja.” Yohanna tidak suka makan buah di saat perut kosong. Biasanya di

  • Pernikahan Dadakan dengan CEO   Bab 3658

    Ada sih ada saja, tetapi Yohanna tidak tertarik kepada mereka. Yohanna merasa dia punya selera yang cukup tinggi. “Ma, sudahlah, nggak usah bahas beginian lagi. Aku lapar, aku mau lihat apa ada camilan untuk ganjal perut.” Yohanna pun beranjak dari tempat duduknya karena sudah tidak ingin lagi membicarakan topik tentang pernikahan dengan ibunya. “Selama kamu dan Ronny pergi, dessert yang ada di rumah dibuat sama koki yang satu lagi. Dessert buatan dia terlalu manis buat kamu. Kamu pasti nggak bakal suka,” kata Risa. Walau begitu, anggota keluarga lainnya semua pada suka. Hanya Yohanna saja yang tidak suka. Yohanna masih bisa makan dessert buatan Ronny walaupun tidak terlalu banyak. Ronny mengaku dia tidak begitu pandai dalam membuat makanan manis. Risa pernah mencoba dessert buatan Ronny,dan memang tingkat kemanisannya tidak setinggi koki yang biasa, dan tingkat kelembutannya juga sedikit lebih baik. Mungkin karena itu, Yohanna masih bisa menikmati dessert buatan Ronny. Yohanna pu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status