Tiga hari sudah setelah pernikahannya dengan Deon, kini Izabel harus kembali bekerja karena waktu cutinya telah habis. Sebelum bekerja, seperti biasa, Izabel sarapan terlebih dahulu dan duduk di lantai dapur seperti yang diminta oleh Deon. Deon yang melihat Izabel makan sambil duduk di lantai, tersenyum smirk.
"Kamu memang pantas di situ karena itu adalah tempatmu. Jangan berharap aku akan membiarkanmu bebas! Aku akan membuat hidupmu seperti di neraka, Izabel Taqi," ucap Deon dalam hati sambil mengunyah makanannya.Setelah selesai sarapan, Izabel langsung mencuci piringnya karena Deon tidak mengizinkan piring bekas Izabel dicuci oleh bi Kinar. Izabel diharuskan mencuci piring bekas makanannya sendiri. Setelah selesai, Izabel berpamitan pada suaminya untuk bekerja."Mas Deon, aku berangkat dulu, ya!" Izabel memberikan tangannya untuk menyalami tangan suaminya. Namun Deon masih tetap menyantap makanannya tanpa mempedulikan Izabel. Karena tidak ada tanggapan dari Deon, akhirnya Izabel menarik tangannya kembali."Aku pamit!" Izabel akhirnya pergi dari sana meninggalkan Deon yang tersenyum licik padanya.Izabel berangkat bekerja dengan memesan ojek online karena Deon tidak memberikannya izin diantar oleh supir. Padahal saat itu supir rumahnya sedang bersantai. Tapi Deon tidak mengizinkan Izabel menggunakan semua barang miliknya. Jadi terpaksa Izabel harus menaiki ojek online meskipun suaminya kaya raya.Setelah perjalanan selama empat puluh menit, akhirnya ojek yang ditumpangi Izabel telah sampai di sebuah kafe tempat Izabel bekerja."Selamat pagi, Jo!" sapa Izabel pada Joshua yang merupakan pemilik kafe tempat Izabel bekerja."Selamat pagi, Iza! Wah, akhirnya kamu sudah masuk kembali. Bagaimana liburanmu? Pasti menyenangkan bisa menghabiskan waktu dengan suamimu, iya kan?" Joshua menggoda Izabel."Joshua, jangan menggodaku! Aku di sini ingin bekerja, bukan digoda! Kamu mengerti?" ucap Izabel.Ia sengaja berkata seperti itu karena ia tidak ingin Joshua menyinggung tentang pernikahannya yang sebenarnya adalah neraka baginya."Baiklah, Iza, aku hanya bercanda," sahut Joshua."Aku masuk dulu ya, aku harus bekerja. Kalau tidak, kamu tidak akan membayarku, kan?" tukas Izabel."Tentu saja! Ayo cepat bekerja!" seru Joshua dan diangguki oleh Izabel.Joshua adalah salah satu teman dekat Izabel saat kuliah. Ia sengaja mempekerjakan Izabel karena ia merasa kasihan pada gadis itu. Karena Izabel memikiki catatan kriminal di kepolisian, ia jadi sulit diterima bekerja di manapun. Akhirnya dengan tangan terbuka, Joshua menawarkan pekerjaan pada Izabel sebagai pelayan kafe. Sebenarnya Joshua ingin memberikan posisi yang lebih baik, namun Izabel merasa tidak pantas. Akhirnya Joshua pun menghargai keputusan Izabel.***PT Ursa Major"Honey," sapa seorang wanita cantik yang langsung masuk begitu saja ke ruangan kerja kekasihnya."Aurora, kamu di sini?" Deon begitu terkejut sekaligus merasa senang karena kekasihnya datang menemuinya."Aku merindukanmu, Sayang!" Aurora mengecup bibir Deon."Aku juga sangat merindukanmu, Honey!" Deon membalas kecupan kekasihnya dengan melumatnya begitu panas."Enghh... Deon," desah Aurora kala Deon mengecupi lehernya."Honey, kita lakukan sekarang! Aku sudah tidak sabar!" ucap Deon dengan mata berkabut."Tentu, Sayang!" jawab Aurora.Pasangan kekasih tersebut akhirnya memadu kasih di sofa yang berada di ruangan Deon. Deon menghujam tubuh Aurora berkali-kali hingga wanita itu terkapar tidak berdaya. Meskipun mereka belum menikah, namun keduanya seringkali bercinta sejak mereka menjalin hubungan dua tahun lamanya."Sayang, aku lapar!" kata Aurora yang sedang berada di bawah tubuh kekasihnya."Aku tahu, ini sudah menjadi kebiasaanmu setiap kali kita selesai melakukannya, iya kan?" Deon menggoda kekasihnya."Aku seperti ini karena kamu, Honey! Jadi, aku rasa kamu harus bertanggung jawab!" Aurora mengecup singkat bibir Deon."Baiklah, Sayang! Ayo, pakai pakaianmu! Kita akan makan siang di luar," Deon pun bangun dari atas tubuh Aurora dan memakai pakaiannya kembali yang tadi sudah berserakan di lantai. Begitu pun dengan Aurora yang kini sudah memakai pakaiannya yang tadi sudah dilucuti oleh Deon.Deon dan Aurora berjalan bergandengan tangan keluar dari ruangan kerja Deon. Semua mata para karyawan Deon di sana menatap mereka berdua dengan tatapan tidak suka. Apalagi mereka tahu bahwa boss nya itu telah menikahi wanita lain beberapa hari lalu. Meskipun mereka sebenarnya sudah tahu bahwa Aurora adalah kekasih Deon sejak lama."Aku merasa kasihan pada istri Pak Deon. Bagaimana ya, jika dia tahu bahwa Pak Deon masih menjalin hubungan dengan kekasihnya? Pasti dia akan sangat sakit hati sekali," ucap salah satu karyawan wanita yang sedang duduk di meja kerjanya."Kamu benar! Aku sudah pernah merasakannya sendiri saat mantan suamiku selingkuh dengan wanita masa lalunya. Sungguh, duniaku terasa hancur saat itu juga." sahut wanita yang memiliki pengalaman diselingkuhi oleh suaminya secara diam-diam. Namun wanita tersebut kini sudah menceraikan suaminya."Aku yakin, akan ada karma bagi seorang suami yang tega menyelingkuhi istrinya. Kamu yang sabar, ya!""Iya,"Kedua karyawan wanita tersebut akhirnya melanjutkan pekerjaannya kembali.Hingga sore hari tiba, setelah Deon mengantarkan Aurora ke rumahnya karena seharian ini Aurora menemani Deon untuk bekerja. Deon pun sudah tiba di rumahnya."Bi, apa Izabel sudah pulang?" tanya Deon pada bi Kinar."Belum, Tuan!" jawab bi Kinar."Jika dia sudah pulang, suruh dia temui aku di atas! Aku ada pekerjaan untuknya." ucap Deon."Baik, Tuan!" jawab bi Kinar mengangguk. Wanita itu sudah bisa menebak tentang apa yang akan dilakukan oleh Deon pada Izabel."Semoga Non Iza diberikan kekuatan," ucap bi Kinar.Izabel begitu terkejut saat ia mendengar kabar bahwa saat ini Aurora telah ditangkap atas tuduhan pembunuhan. Bahkan saudara tirinya itu sudah ditetapkan sebagai tersangka. "Iza, kamu kenapa terlihat cemas? Apa yang sedang kamu pikirkan sayang?" tanya Deon. "Mas, apa Mas Deon tahu, pembunuh sebenarnya dari nyonya Dhyra adalah Aurora, saudaraku sendiri Mas." ucap Izabel. "Iya, aku tahu." jawab Deon. "Jadi Mas Deon sudah tahu?" "Tentu saja aku tahu, karena aku sendiri yang menjebloskan sauadara tirimu ke dalam penjara." Deon mengaku. "Apa!!!" Izabel begitu terkejut dan tidak menyangka bahwa ternyata yang menjebloskan Aurora ke dalam penjara adalah suaminya sendiri. Ia tak habis pikir. "Iza, jangan terkejut seperti itu. Bukankah aku sudah pernah bilang padamu bahwa aku akan membantu membersihkan nama baikmu dan mencari pembunuh yang sebenarnya. Dan aku sudah menemukan banyak bukti. Setelah itu ternyata benar, bahwa saudara tirimu lah yang telah menjebakmu, padahal dia sen
Ting TongTing TongCeklek"Selamat pagi, Bu." sapa tiga orang pria berseragam coklat."Selamat pagi." balas bu Sara begitu terkejut melihat pria berseragam di hadapannya."Apa benar ini kediaman saudara Aurora Jovita?" "Ya, benar, saya ibunya. Ada apa ya, Pak?" tanya bu Sara."Ma, Mama di mana? Aku keluar sebentar ya, Ma." teriak Aurora. Kemudian wanita itu segera berjalan ke depan untuk menghampiri ibunya yang terlihat seperti sedang mengobrol dengan seseorang."Ma, ada apa ini? Kenapa bisa ada polisi?" tanya Aurora tak kalah terkejut."Permisi, apa saudara yang bernama Aurora Jovita?" tanya salah satu pria berseragam tersebut."Iya benar, saya sendiri Aurora Jovita. Ada apa ini?" tanya Aurora."Kami ke sini untuk membawa surat penangkapan Nona Aurora, dan Nona Aurora harus ikut kami ke kantor polisi." jawabnya."Apa? Membawa saya ke kantor polisi? Apa maksud kalian? Apa salah saya sampai saya harus ikut kalian ke kantor polisi?" Aurora begitu tercengang mendengar penjelasan p
"Hallo, bagaimana? Kamu sudah menemukan siapa pemilik mobil itu?" tanya Deon pada orang suruhannya di telepon."Saya sudah berhasil menemukan siapa pemilik mobil tersebut, Tuan. Mobil itu adalah mobil milik rental yang disewa oleh seorang perempuan," jelas anak buah Deon di telepon."Apa? Mobil sewaan? Siapa perempuan yang menyewa mobil itu?" tanya Deon."Menurut info yang saya dapat, mobil tersebut disewa oleh seorang perempuan yang bernama Aurora Jovita, Tuan. Dan menurut pantauan cctv yang berada di sekitar tempat kejadian, ternyata mobil itu sudah berada di ujung jalan satu jam sebelum kejadian itu, Tuan. Mobil itu memang sengaja ingin menabrak Nona Izabel," kata anak buah Deon.Deon mengepalkan tangannya begitu mendengarkan fakta yang sebenarnya. Ternyata dugaannya benar, jika Aurora adalah dalang di balik kejadian kemarin. Sungguh demi apa pun Deon benar-benar marah dan tidak akan memaafkan Aurora. Jika saja kemarin ia terlambat menolong Izabel, ia telah kehilangan dua wanita te
"Apa? Jadi, Deon sudah mengetahui tentang hubungan kita?" Javas begitu kaget mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh Aurora."Iya, aku harus bagaimana, Javas? Ini sangat gawat!" Aurora berjalan mondar-mandir merasa bingung apa yang harus ia lakukan."Aku juga bingung, Aurora. Deon pasti akan sangat marah padaku," jawab Javas tak kalah cemas."Javas, kenapa Deon bisa tahu tentang hubungan kita? Padahal selama ini kita sudah bermain aman. Tapi kenapa dia bisa tahu? Atau jangan-jangan Izabel yang memberitahukannya pada Deon?" tebak Aurora."Maksudmu?" tanya Javas belum mengerti."Kamu ingat jika Izabel tahu kamu adalah Austin kekasihku. Atau jangan-jangan Izabel bercerita pada Deon tentang hubungan kita?" tukas Aurora."Kamu benar, Aurora. Selama ini hanya saudara tirimu yang tahu tentang hubungan kita meskipun dia tahu aku dengan nama Austin," timpal Javas."Kurang ajar! Ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus kasih pelajaran pada Iza," geram Aurora."Apa yang akan kamu lakukan, Aurora?
"Honey!!!" Aurora masuk begitu saja ke dalam ruangan Deon.Deon begitu terkejut dengan kedatangan wanita yang sampai kini masih berstatus sebagai kekasihnya."Aurora? Kenapa kamu ke sini?" tanya Deon menatap Aurora dengan tatapan yang tidak biasa."Tentu saja aku merindukan kamu, Sayang. Sudah beberapa hari ini kita tidak menghabiskan waktu bersama. Aku ingin kita melakukannya, Sayang." Aurora langsung duduk di pangkuan Deon.BugghhhDengan secepat kilat, Deon langsung mendorong tubuh Aurora di atas pangkuannya, hingga wanita itu terjungkal ke bawah. Deon merasa jijik dengan wanita yang pernah dicintainya itu. Kini cintanya untuk Aurora telah berubah menjadi rasa benci dan dendam yang begitu besar pada wanita itu. Apalagi jika ia mengingat bahwa Aurora adalah pembunuh mendiang ibunya. Ia semakin benci pada wanita itu."Deon, kenapa kamu mendorongku? Hah? Sakit, Sayang." keluh Aurora."Aku reflek," jawab Deon dengan santainya."Sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa sikapmu padaku berubah
Aurora dibuat tidak bisa tidur malam ini. Saat ini ia sedang berada di hotel bersma Javas. Sebelumnya Javas yang meminta Aurora menemaninya di hotel karena pria itu sedang merindukan kekasih gelapnya."Ada apa, Sayang? Kenapa dari tadi aku perhatikan kamu seperti sedang memilki masalah," tanya Javas."Javas, apa kamu tahu, bahwa akhir-akhir ini sikap Deon telah berubah padaku. Bahkan seakan dia tidak peduli padaku dan mengabaikanku," kata Aurora."Maksudmu bagaimana?""Javas, Deon baru saja mengajak Izabel berlibur selama satu minggu ke Mesir. Sedangkan denganku, dia tidak pernah mengajakku berlibur sejauh itu. Aku takut jika dia telah jatuh cinta pada Izabel," ungkap Aurora."Memangnya apa salahnya? Izabel adalah istrinya. Aku rasa tidak ada yang salah dengan itu," cetus Javas."I know! Tapi aku takut, Javas. Aku takut jika Deon sudah tidak percaya lagi padaku. Aku takut jika dia tidak percaya bahwa Izabel adalah pembunuh ibunya. Jika dia tidak percaya bahwa Izabel adalah pembunuh, m