Setelah mengambil nasi dan lauk, Izabel makan dengan duduk di lantai dapur. Bi Kinar yang melihatnya menjadi tidak tega. Ia hanya bisa berdo'a semoga majikannya itu selalu diberikan kekuatan.
Hingga tak terasa sore hari tiba, Deon baru saja sampai di rumah pukul lima sore. Deon tidak melihat Izabel di manapun."Bi, di mana Iza?" tanya Deon menghampiri bi Kinar yang sedang menyiapkan makanan untuknya."Non Iza ada di taman belakang," jawab bi Kinar.Deon langsung menghampiri istrinya yang sedang duduk di rumput sambil memandangi danau buatan yang berada di halaman belakang rumah suaminya."Izabel," bariton suara Deon begitu menggelegar di telinga Izabel. Ia menoleh ke asal suara tersebut dan langsung berdiri kala melihat Deon berjalan ke arahnya."Ada apa?" tanya Izabel."Cuci mobilku, sekarang!" titah Deon."Aku? Cuci mobil?" tanya Izabel terbata."Iya, cepat!""Tapi, aku tidak tahu bagaimana caranya," jawab Izabel."Dasar bodoh! Kamu tinggal bersihkan semuanya dan jangan sampai ada kotoran yang tersisa! Kalau sampai aku menemukan kotoran yang masih tertinggal di mobilku, kamu tidak akan aku beri makan selama satu hari. Mengerti?" tegas Deon."Ba... baik." Izabel menunduk."Cepat!" Deon mendorong tubuh Izabel hingga wanita itu hampir saja terjungkal ke depan.Sesuai perintah suaminya, Izabel langsung ke depan dan mencuci mobil yang tadi Deon gunakan untuk ke kantor."Loh, Non Iza sedang apa?" tanya seorang pria paruh baya yang merupakan tukang kebun di rumah Deon. Para pelayan di sana memang sudah mengenal Izabel, karena sebelumnya Deon sudah memperkenalkan istrinya pada mereka semua."Saya ingin mencuci mobil Mas Deon," jawab Izabel pada pak Anjar."Jangan, Non! Biar saya saja yang mencuci mobil Tuan," cegah pak Anjar."Tidak usah, Pak! Biar saya saja, karena ini perintah dari Mas Deon. Saya tidak ingin Mas Deon marah pada saya kalau dia tahu Pak Anjar yang mencuci mobilnya," kata Izabel."Tapi, Non...""Sudah, tidak apa-apa. Lebih baik Pak Anjar teruskan tugas Bapak saja, ya!" Izabel tersenyum."Baik, Non!" kata pak Anjar dan ia langsung pergi dari sana.Pak Anjar tidak tega melihat majikan wanitanya diperlakukan seperti itu. Pak Anjar tahu bahwa Deon tidak memperlakukan Izabel dengan baik. Ia tahu dari bi Kinar yang cerita padanya tadi siang.Izabel pun mencuci mobil tersebut dengan begitu detail. Dimulai dari atas hingga ke bawah. Ia juga membersihkan mobil tersebut hingga ke sela-selanya. Setelah kurang lebih satu jam, mobil yang ia cuci kini sudah bersih. Dan sudah ia pastikan tidak ada kotoran yang terlewat.Setelah selesai mencuci mobil, Izabel kembali masuk ke dalam. Ia merasa sangat lelah karena ia tidak terbiasa dan belum pernah sama sekali mencuci mobil. Apalagi dress rumahan yang dikenakannya juga basah. Tanpa sadar, ia pun akhirnya duduk di sofa ruang tamu untuk mengistirahatkan tubuhnya. Izabel memejamkan matanya sebentar dengan posisi masih duduk.Dari arah dapur, Deon yang saat itu baru saja selesai makan malam tidak sengaja melihat istrinya yang sedang tertidur di sofa ruang tamunya. Ia begitu marah melihat Izabel telah berani menyentuh barang-barang di rumahnya. Padahal Deon sudah memperingatinya melalaui bi Kinar. Tanpa pikir panjang ia pun segera menghampiri Izabel dan...Sretttt..."Awww!!!" pekik Izabel.Deon menyeret Izabel hingga wanita itu terjatuh ke lantai karena merasa kaget. Kepalanya juga tidak sengaja terbentur kaki sofa kayu."Siapa yang menyuruh kamu untuk duduk di sofa, hah? Aku sudah peringatkan padamu, jangan pernah berani menyentuh barang-barang di rumah ini! Apa kamu tuli, hah? Aku tidak sudi barang-barangku disentuh oleh tangan kotormu itu," Deon menjambak rambut Izabel dengan begitu kencang."Awwww, sakit, ampun, Mas! Aku tidak sengaja, aku mohon ampuni aku, sakit!!!" Izabel menahan sakit pada rambutnya."Ayo ikut aku!" Deon menyeret Izabel dengan tangan yang masih menjambak rambut wanita itu. Ia membawa istrinya itu ke kolam renang, dan dengan kejamnya, ia memasukkan kepala Izabel keluar masuk berkali-kali ke dalam air kolam renang hingga wanita tersebut kesulitan bernapas dan tersedak."Ampun! Mas Deon, lepaskan aku! Maafkan aku! Aku janji tidak akan mengulanginya lagi, uhuk... uhuk..." Suara Izabel terdengar sangat lirih. Namun Deon tidak mendengarkan ampunan dari istrinya. Deon terus melakukannya hingga ia puas."Ini belum seberapa. Jika kamu berani melanggar aturan yang aku buat, kamu akan menerimanya yang lebih dari ini." ucap Deon dan langsung mendorong kepala Izabel. Lalu pergi dari sana.Izabel hanya bisa menangis tanpa bisa melawan. Ia tidak tahu mengapa Deon begitu membencinya. Padahal sebelumnya ia tidak pernah mengenal pria tersebut."Ya Tuhan, mengapa dia tega sekali padaku? Apa salahku padanya hingga dia memperlakukan aku dengan tidak manusiawi?" ucap Izabel dalam hati.Bi Kinar yang melihatnya merasa kasihan. Ingin sekali ia membantu Izabel, namun Deon sudah memperingatkannya agar tidak ada yang boleh membantu wanita itu.Tiga hari sudah setelah pernikahannya dengan Deon, kini Izabel harus kembali bekerja karena waktu cutinya telah habis. Sebelum bekerja, seperti biasa, Izabel sarapan terlebih dahulu dan duduk di lantai dapur seperti yang diminta oleh Deon. Deon yang melihat Izabel makan sambil duduk di lantai, tersenyum smirk."Kamu memang pantas di situ karena itu adalah tempatmu. Jangan berharap aku akan membiarkanmu bebas! Aku akan membuat hidupmu seperti di neraka, Izabel Taqi," ucap Deon dalam hati sambil mengunyah makanannya.Setelah selesai sarapan, Izabel langsung mencuci piringnya karena Deon tidak mengizinkan piring bekas Izabel dicuci oleh bi Kinar. Izabel diharuskan mencuci piring bekas makanannya sendiri. Setelah selesai, Izabel berpamitan pada suaminya untuk bekerja."Mas Deon, aku berangkat dulu, ya!" Izabel memberikan tangannya untuk menyalami tangan suaminya. Namun Deon masih tetap menyantap makanannya tanpa mempedulikan Izabel. Karena tidak ada tanggapan dari Deon, akhirnya Izabel me
Hingga pukul delapan malam, Izabel belum menampakkan dirinya. Dan itu sukses membuat Deon merasa kesal dengan istrinya."Argghh... kemana dia? Kenapa sampai saat ini belum pulang? Awas saja kamu Izabel, aku tidak akan mengampunimu!" Deon mengepalkan tangannya dengan tatapan mata yang begitu menghunus tajam.***Di kafe tempat Izabel bekerja, gadis itu baru saja selesai mengganti pakaian kerjanya dengan rok selutut dan kaos lengan pendek. Izabel hari ini terpaksa lembur karena kebetulan hari ini kafe milik Joshua begitu sangat ramai hingga mereka kewalahan."Jo, aku pulang dulu, ya!" Izabel berpamitan pada boss nya."Kamu pulang dengan siapa? Apa suamimu menjemputmu?" tanya Joshua.Mendapatkan pertanyaan seperti itu membuat Izabel bingung harus menjawab apa karena sungguh mustahil bagi Deon mau menjemput dirinya. Tapi Izabel juga tidak ingin orang lain tahu bagaimana keadaan rumah tangganya yang sebenarnya."Ah, tidak! Maksudku, aku menolak dia untuk menjemputku meskipun tadi dia menaw
Pasangan ibu dan anak saat ini baru saja pulang dari acara shoppingnya di mall. Mereka adalah Sara dan putri kesayangannya, Aurora Jovita. Mereka baru saja mendapatkan uang dari Deon, yang merupakan kekasih Aurora. Aurora sendiri yang meminta uang pada kekasihnya karena ia ingin membeli barang-barang terbaru. Dan tanpa berpikir dua kali, dengan senang hati Deon memberikannya pada Aurora karena ia begitu mencintai Aurora, wanita yang sudah dua tahun ia kencani."Ma, aku merasa sangat bahagia sekarang. Semenjak Deon memutuskan untuk menikahi Iza, kekasihku itu selalu memberikan apa pun yang aku minta. Bahkan Deon bilang padaku bahwa dia tidak pernah sekalipun memberikan uang pada Iza, meskipun Iza sekarang menyandang status sebagai istrinya. Tapi aku tetap yang nomor satu di hati Deon." ucap Aurora pada ibunya dengan bangga."Aurora, meskipun Deon mencintaimu, tapi Mama takut Deon tergoda dengan gadis itu. Mama tidak ingin kalian berakhir hanya karena Izabel," cemas Sara.Aurora tertawa
Di tempat lain, Aurora sedang merias dirinya. Ia begitu senang Deon memintanya untuk datang ke rumahnya. Ia pun segera keluar dari kamarnya dan bersiap menemui kekasihnya."Sayang, kamu mau ke mana?" tanya Sara."Tentu saja bertemu dengan Deon, Ma. Deon mengatakan bahwa dia merindukanku. Dan apa Mama tau, Deon mengatakan padaku bahwa ia sedang menghukum Izabel. Aku begitu senang mendengarnya, Ma." ucap Aurora dengan perasaan senang."Benarkah? Ah, Mama senang sekali mendengarnya, Sayang.""Kalau begitu, aku pergi dulu ya Ma, bye!" pamit Aurora."Hati-hati, Sayang!"Memerlukan waktu satu jam bagi Aurora untuk bisa sampai di rumah kekasihnya dengan mobil Range Rover pemberian Deon saat ulang tahunnya tahun lalu. Kini mobil Aurora sudah memasuki gerbang rumah mewah nan megah milik Deon Hayden. Ia turun dari mobil dengan gaya angkuhnya selama ini."Di mana Deon?" tanya Aurora pada salah satu pelayan di rumah tersebut."Tuan ada di kamarnya, Nona. Tuan sudah menunggu Nona," sahut sang pela
Hingga hampir tengah malam, Deon baru menemui Izabel kembali."Iza, ayo turun!" teriak Deon dari bawah.Namun saat ini Izabel tertidur di atas pohon karena menahan kantuk dan lapar."Iza, cepat turun!" teriak Deon lagi lebih keras. Dan teriakan tersebut berhasil membangunkan Izabel dari tidurnya."Mas Deon?" Izabel melihat ke bawah dan ada Deon di sana yang sedang menatapnya tajam."Cepat turun! Atau aku akan membiarkanmu di atas sana lebih lama!" seru Deon dengan ancamannya."Jangan! Aku akan turun sekarang, Mas!" jawab Izabel dari atas sana. Perlahan ia pun menurunkan kakinya. Hingga hampir saja ia akan sampai ke bawah, tiba-tiba saja ia terpeleset dan terjatuh."Awwww...!!!" jerit Izabel saat kakinya terkikir."Dasar bodoh! Turun saja kamu tidak bisa. Ayo cepat masuk!" umpat Deon."Aww, kakiku sakit, Mas! Aku sulit untuk berjalan." keluh Izabel karena memang sangat sakit dan sulit jika digunakan untuk jalan."Jangan berlebihan, Iza! Ayo cepat bangun!" paksa Deon."Tidak bisa, Mas!
Pagi hari saat Deon baru akan sarapan, ia tidak melihat Izabel di dapur. Biasanya saat ia sedang sarapan, Izabel pasti juga melakukan hal yang sama sarapan di dapur dan duduk di bawah lantai. Namun kali ini ia tidak melihat istri yang sangat dibencinya itu."Bi, di mana Iza?" tanya Deon."Non Iza sakit, Tuan, dan dia ada di kamarnya," jawab bi Kinar.Ya, tadi pagi saat baru bangun tidur, kepala Izabel terasa pusing dan badannya juga lemas. Ditambah kakinya yang masih sedikit nyeri meskipun sudah dipijat oleh bi Kinar semalam."Sakit?" ucap Deon."Iya Tuan, Non Iza mengeluhkan kepalanya terasa pusing dan badannya juga lemas. Saya lihat sendiri bagaimana pucatnya wajah Non Iza. Ditambah lagi kakinya yang masih belum sembuh," jelas bi Kinar."Tuan, apa sebaiknya kita panggilkan dokter saja untuk memeriksa Non Iza?" lanjut bi Kinar."Tidak! Biarkan saja!" tolak Deon dengan tegas.Deon tidak akan pernah membiarkan Izabel mendapatkan perlakuan baik di rumahnya. Apalagi sampai memanggil dokt
Malam ini di sebuah kamar hotel, sepasang kekasih baru saja selesai melakukan percintaan di kamar yang sering mereka kunjungi. Sang wanita kini sedang berada di dalam pelukan pria yang saat itu sama-sama dalam keadaan polos."Mau sampai kapan kita akan seperti ini secara sembunyi-sembunyi? Aku bahkan tidak tega padanya. Aku merasa telah mengkhianatinya, apalagi selama ini dia sudah begitu banyak membantuku." ucap pria tersebut."Bersabarlah! Aku akan menyelesaikannya. Tapi tidak sekarang. Jadi, aku mohon pengertianmu! Selama dia tidak tahu dengan apa yang kita lakukan saat ini, kita pasti akan aman. Kamu tenang saja, ya! Aku begitu sangat mencintaimu dan aku sangat nyaman berada di dekatmu. Jadi, tolong jangan pernah tinggalkan aku!" kata wanita tersebut dengan mata berkaca-kaca.Wanita itu memang begitu sangat mencintai pria yang sudah beberapa bulan ini telah resmi menjadi kekasihnya. Di dekat pria itu, ia merasakan kenyamanan yang tidak pernah ia dapatkan dari pria manapun."Tenangl
Enam bulan kemudian Meskipun pernikahan Deon dan Izabel sudah memasuki bulan ke-enam, namun tetap saja perlakuan Deon pada Izabel tetaplah sama. Deon masih saja membuat Izabel susah. Bahkan Deon juga masih sering menyiksanya dengan bermain tangan.Pernah suatu ketika, saat itu Izabel pulang bekerja larut malam karena saat itu hujan deras mengguyur dan jarang ada kendaraan yang beroperasi karena saat itu juga kebanyakan terjebak banjir. Saat itu Izabel memberanikan diri menghubungi suaminya sendiri untuk menjemputnya karena Izabel bingung harus pulang dengan menaiki apa. Namun yang didapat Izabel lagi-lagi sebuah penyiksaan dari suaminya. Sebenarnya tanpa ia sadari, ia begitu trauma dengan perlakuan Deon padanya selama ini. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain pasrah.#Flashback OnTadi pagi Izabel sudah meminta izin pada Deon bahwa hari ini ia akan pulang melebihi jam yang telah ditentukan oleh Deon karena hari ini kafe tempatnya bekerja sudah dibooking untuk acara ulang t