Share

Bab 2

Author: Paviliun Angin
Pada saat itu Suzy sedang berpartisipasi dalam kegiatan pelatihan di daerah pedesaan yang diselenggarakan oleh sekolahnya. Ada lebih dari 20 mahasiswa kedokteran dalam kelompok yang sama dan perkemahan mereka terletak di desa Shan Xia.

Setelah Suzy kembali ke kamar tempat perkemahannya, semua rekannya sudah tertidur dengan lelap. Suzy pun menggosok badannya dengan air untuk membersihkan diri. Melihat tanda-tanda memar pada badannya, mata Suzy pun mulai memerah. Dia sudah menjaga kesuciannya selama bertahun-tahun dan sebenarnya ingin memberikannya kepada lelaki yang dia cintai.

”Melvin, maafkan aku.” Suzy tersedu-sedu. Butuh beberapa saat sebelum dia bisa tenang. Menangis tidak akan bisa menyelesaikan masalah. Kesuciannya yang telah hilang sudah menjadi fakta yang tidak bisa ditolak dan dia tidak akan menyembunyikan hal ini dari Melvin. Dia memutuskan untuk mengakui hal ini kepada Melvin ketika dia sudah kembali dan menemui Melvin. ‘Kejadian ini adalah sebuah kecelakaan yang tidak disengaja, dan Melvin adalah orang yang lembut dan penuh perhatian dan sangat mencintai Suzy. Aku percaya Melvin akan memaafkan aku.’ Pikir Suzy.

Setelah selesai menggosok badannya, Suzy pun berjalan ke kamar tidurnya. Dia menemukan tempat tidur di sampingnya kosong dan temannya Karen belum kembali. ‘Karen bilang kalau dia akan pergi ke rumah saudaranya di kota untuk makan malam, dan jalannya sangat jauh dan susah untuk dilewati. Sepertinya dia tidak akan kembali malam ini.’ Pikir Suzy dan kemudian menutup matanya untuk tidur.

Pada waktu yang sama.

Di bawah sinar bulan, sosok yang bajunya acak-acakan berlari dengan susah payah dalam hutan di gunung. Setelah mengecek kalau tidak ada yang mengejar dia, akhirnya ia berjalan lebih pelan, menyeka wajahnya, dan mengumpat, “Kurang ajar! Ok, tidak ada lagi yang mengejarku! Jangan sampai aku terlihat menjijikan..”

Melihat dan berpikir tentang badan laki-laki yang penuh luka yang terbuka itu membuat Karen merasa mual.

‘Aku berencana untuk pergi ke rumah saudaraku untuk makan malam tetapi siapa yang tahu kalau aku bernasib sial’. Tiba-tiba dia menendang sesuatu ketika berjalan. Karen dengan tak sengaja memencet fitur kamera dari hpnya dan mengambil foto dengan blitz. Dia sangat terkejut.

‘Tampan sekali laki-laki ini…’

Keesokan paginya, Suzy terbangun dari mimpi buruk. Dia memimpikan lelaki tadi malam tetapi tidak bisa melihat wajahnya. Suzy berusaha untuk menenangkan dirinya. Hari ini adalah hari dimana pelatihan sudah selesai dan semuanya akan kembali ke sekolah. Ketika dia sedang mengepak barang-barangnya, dia melihat kalau Karen belum kembali ke kamar, mereka mencoba untuk menelponnya.

”Kalau begitu, kamu bisa membantuku untuk mengepak barang-barangku juga.” Karen menjawab dengan tidak ramah lewat telepon dan langsung mematikan teleponnya. Suzy hanya bisa menggelengkan kepala karena harus membantunya memasukkan barang-barangnya ke dalam koper. Karen membawa barang yang banyak dan koper yang besar. Bila dibandingkan dengan Suzy, ia hanya membawa barang-barang secukupnya menggunakan ransel dan membawa kotak peralatan medis yang diperlukan. Saat waktu untuk berangkat tiba, Karen juga masih belum kembali ke lokasi pelatihan, sehingga Suzy juga yang harus memasukkan kopernya ke dalam mobil. Guru pembimbing kelompok Suzy menanyakan, “Dimana Karen? Siapa yang menelpon dan mengabari dia, jadi tolong untuk menunggu dia kembali!”.

”Bu Sue, dia akan kembali secepatnya…” Sebelum Suzy selesai berbicara, Karen pun muncul. Dia hanya tersenyum dan mengabaikan Ibu Sue sebagai guru pembimbing yang sedang marah, dan langsung masuk ke mobil dan duduk. Suzy langsung duduk di sampingnya dan berbisik, “Karen, kamu sudah datang terlambat. Kamu harus cepat meminta maaf kepada Ibu Sue…”

”Meminta maaf?” Karen menatap Suzy dan mendengus, “Apakah menjadi guru adalah hal yang hebat? Suzy kamu lihat saja nanti, suatu hari nanti aku akan menjadi orang hebat dan membuat posisiku lebih tinggi darinya, yang hanya seorang guru dari daerah kecil.” Suzy pun hanya bisa melihat Karen dengan bengong dan bingung.

Terdengar gunjingan dari orang yang duduk dekat dengan Suzy dan Karen. “Kamu lihat tidak? Gaun putih yang dipakai Karen itu adalah model terbaru musim panas yang bermerek Chanel! Sangat mahal!”

“Jadi dia adalah orang kaya? Hebat banget.”

Karen hanya tersenyum dengan penuh kesombongan ketika dia mendengar perkataan itu. Suzy hanya bisa kebingungan. Latar belakang Karen tidaklah buruk tetapi keluarganya bukanlah orang kaya. Orang-orang yang tidak peduli pada barang mewah pasti tidak tahu kalau Chanel itu barang mahal apalagi kalau model terbaru. Suzy merasa ada yang aneh ketika Karen bilang kalau dia pergi ke rumah saudaranya untuk makan.

Karen pun melihat ke arah Suzy dan memperhatikan kalau Suzy mengenakan sesuatu di lehernya. “Apa ini?” Dia mengulurkan tangannya ke arah leher Suzy dan tanpa sadar menarik kalung di leher Suzy. Liontin bulat terbuat dari tembaga yang sekilas terlihat murah. Karen pun langsung melepaskan Liontin itu dengan jijik, “Pacarmu yang membelikannya untuk kamu? Banyak yang menjual barang ini di pinggir jalan!”

Suzy hanya tertegun bengong dan menyadari bahwa kalung ini yang dikenakan padanya oleh laki-laki tadi malam. Muka Suzy langsung pucat dan dengan cepat melepaskan kalung itu lalu memasukkan ke dalam sakunya. Melihat hal ini, Karen hanya berpura-pura setuju atas perbuatan Suzy dan mendengus, “Pacarmu sangat murahan sekali! Putuskan saja cepat! Bisa menghasilkan uang tetapi tidak mau digunakan untuk membeli barang bagus ke pacarnya! Cinta macam apa itu!”

Suzy mengerutkan keningnya dan berbicara, “Aku bisa mencari uang sendiri! Kenapa aku harus menghambur-hamburkan uang pacarku?” Karen hanya diam saja tanpa berkomentar apapun.

Saat tengah hari, mereka semua akhirnya sampai ke kota. Karen menghubungi keluarganya untuk minta jemputannya. Dia berjalan dengan sangat gembira seolah-olah Tuhan sudah memberi berkat kepadanya. Suzy melanjutkan pergi makan siang dan memutuskan kembali ke asrama. Awalnya dia berencana untuk merayakan ulang tahun pacarnya malam ini, dan membuat dia untuk tidak sabar menunggu nanti malam. Dia memerlukan seseorang untuk membicarakan tentang kejadian malam itu dan dia tidak tahu siapa lagi yang harus diajak bicara kecuali pacarnya.

Suzy berganti pakaian dan naik bus ke rumah sakit Kedamaianl, tempat Melvin bekerja. Saat Suzy sampai kebetulan adalah jam istirahat makan siang dan dia langsung pergi ke kantornya. Dia ingat bahwa Melvin memberitahukan kalau hari ini dia sendirian bertugas di rumah sakit. Saat Suzy sampai di depan pintu kantor, dia mendengar dua suara, suara laki-laki dan suara perempuan, suara yang tidak senonoh.

”Tiffany...”

”Melvin..”

Suzy tidak pernah membayangkan sama sekali kalau Melvin akan mengkhianatinya dan melakukan hal yang tidak tahu malu di kantornya. Dan benar saja, saat ia membuka pintu, ia melihat Melvin sedang berselingkuh, Melvin berusaha berbicara kepada Suzy, “Kamu keluar dulu Suzy, kita akan bicara baik-baik setelah ini ya?”

”Kamu laki-laki yang tidak tahu malu! Memangnya apa yang sudah aku lakukan? Kenapa aku harus keluar dari kantor ini? Kalau kamu mau bicara, bicara sekarang di sini yang jelas!” Suzy hanya berdiri diam dan amarah bergejolak di dalam dirinya.

”Adik kecil, jangan marah-marah begitu. Coba lihat penampilanmu, bagaimana kamu bisa terlihat seperti seorang wanita?” Wanita yang bersandar di samping meja kantor Melvin itu melihat Suzy dengan penghinaan dan dengan perlahan merapikan roknya.

Begitu dia selesai berbicara, suara telapak tangan yang bergerak lebih cepat dari suara angin terdengar.

PLAK...!

Telapak tangan milik Suzy langsung bergegas menampar wanita itu dengan keras dan dengan tatapan mata yang sangat merah seperti berdarah.

“Kalian diam!” Melvin tanpa sadar langsung memeluk wanita selingkuhannya dan menatap Suzy dengan tajam, “Apakah kamu gila? Berani-beraninya kamu memukul wanita ini? Apakah kamu tahu siapa dia?”

Suzy menatap Melvin dan selingkuhannya dengan tatapan tidak percaya. Melvin tidak menghiraukan Suzy dan dengan gugup melihat wanita yang dia peluk dan menanyakan dengan prihatin,”Tiffany, apakah kamu baik-baik saja?” Setelah mendengar nama wanita tersebut, Suzy seolah-olah seperti tersambar petir.

Tiffany!.

Tiffany Tang, keponakan dari wakil presiden rumah sakit ini. Melvin pernah menyebutkan nama ini kepada Suzy beberapa kali sebelumnya, karena dia dengar kalau Tiffany Tang sangat banyak membantu Melvin. Setelah mencerna apa yang dikatakan Tiffany tadi, Suzy menyadari kalau ini bukanlah hal yang pertama atau kedua kali mereka melakukan hal ini. Sampai sekarang Suzy masih tidak bisa mengerti kenapa Melvin tega mengkhianati dia sejak lama. Suzy pun menyeringai dan mengangkat tangannya lagi. Melvin tidak berpikir kalau Suzy berani menamparnya dengan keras.

“Aku tidak hanya berani menampar wanita jalang ini! Aku juga berani menamparmu!”
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan Jebakan: Dimanja Sang Presiden   Bab 2776

    "Kakak!" Tim dan Sam menyapa Welly dan Rose.Di antara keempat anak ini, Welly yang paling besar, Rose nomor dua, lalu disusul Tim dan Sam.Jarak usia Tim dan Sam hanya berbeda 10 hari. Tim adalah anak Tori, sedangkan Sam adalah anaknya Christina.Tori dan Christina melahirkan anak laki-laki, sementara anak yang masih berada di kandungan Aluna pun berjenis kelamin laki-laki. Ditambah dengan Shad, anak dari James dan Samantha, Rose adalah satu-satunya cucu perempuan di keluarga ini.Rose memiliki wajah yang cantik dan menggemaskan, semua orang sangat menyayanginya.Semua mata tampak berbinar-binar melihat penampilan Rose yang cantik. Semua orang merentangkan tangan dan ingin memeluknya."Rose sayang, sini sama Kakek dan Nenek.""Aku mau sama Kakak dan adik-adik.," jawab Rose.Mobil melaju ke arah desa. Hari ini adalah hari peringatan kepergian Sheila.Setiap tahun Suzy selalu pergi melayat ke makam neneknya sekaligus menjenguk Gilbert.Sebelumnya anak-anak masih terlalu kecil, jadi Suzy

  • Pernikahan Jebakan: Dimanja Sang Presiden   Bab 2775

    Ivan membawa istri dan anaknya untuk datang menjenguk Suzy. Mereka juga tak lupa membawakan hadiah."Selamat, keluarga kalian sudah lengkap. Satu anak laki-laki dan satu anak perempuan." Anna memberikan ucapan selamat."Terima kasih." Robert tersenyum sambil menatap Suzy dengan penuh cinta. "Semua berkat istriku."Di tengah suasana bahagia, Ivan memberikan sebuah kabar baik. "Sekarang kami sudah membangun sekitar 10 klinik amal, tapi belum diberikan nama. Bagaimana kalau kamu ...."Ivan melirik Robert, sedangkan Robert malah melirik Suzy."Ngapain melihat aku?" Suzy mengerutkan alis.Robert tersenyum. "Proyek ini adalah milikmu dan Ivan, kamu juga harus ikut memberikan ide. Kamu saja yang memberikan nama untuk kliniknya.""Aku?" Suzy membelalak.Ivan mengangguk. "Em."Suzy memang harus berkontribusi, meski hanya memberikan nama. Dia berpikir sebentar dan menjawab, "Tujuan klinik ini adalah membantu orang-orang susah yang tidak mampu berobat ke rumah sakit. Bagaimana kalau diberi nama P

  • Pernikahan Jebakan: Dimanja Sang Presiden   Bab 2774

    Ukuran kandungan Suzy lumayan besar sehingga dia tidak bisa kembali ke Kota Hanggola. Akhirnya dia dan Robert memutuskan untuk melahirkan di ibu kota.Sejak tiga bulan lalu, Lucy membawa Welly untuk datang menemani dan menjaga Suzy. Seiring perut Suzy yang makin membesar, Keluarga Xin meminta Suzy untuk pulang ke rumah keluarganya agar bisa ikut merawatnya.Karena Keluarga Xin terus mendesak, akhirnya Suzy, Lucy, dan Welly pindah ke rumah Keluarga Xin. Semuanya adalah satu keluarga, kehidupan sehari-hari dilewati dengan harmonis.Selain Daniel dan Lorraine, rumah Keluarga Xin juga ditempati oleh Wallace dan Tori, Joris dan Christina, serta Lance dan Aluna. Suasana di rumah selalu dipenuhi tawa.Saat usia kandungan Suzy menginjak 9 bulan, Tori dan Christina memberi tahu berita kehamilan mereka. Keluarga Xin sangat bahagia, Daniel dan Lorraine langsung menyiapkan berbagai suplemen untuk ibu hamil.Memasuki usia kandungan 10 bulan, akhirnya hari persalinan telah tiba. Robert menyerahkan p

  • Pernikahan Jebakan: Dimanja Sang Presiden   Bab 2773

    Ketika masuk ke kamar, Robert melihat Suzy yang serius membaca dokumen. "Kamu lagi ngapain?"Suzy mengangkat kepala dan menceritakan rencana pembangunan klinik amal kepada Robert."Ide yang bagus. Kalau perlu bantuan, jangan ragu memberitahuku." Robert mendukung Suzy.Suzy pun tidak ragu-ragu dan menjawab, "Aku perlu bantuan uang dan orang."Robert tertawa kecil, Suzy sudah tidak sungkan-sungkan kepadanya. "Baik. Kamu perlu berapa banyak dana? Tapi ...."Robert mengambil dokumen yang dibaca Suzy. "Kamu lagi hamil, jangan terlalu capek.""Tapi ....""Biar aku yang mengurusnya." Robert memotong ucapan Suzy.Kemudian Robert duduk di samping Suzy dan membaca proposal tersebut.Suzy menatap wajah Robert yang sedang fokus bekerja, tampak dan menawan.Setelah selesai membaca, Robert meminta Suzy untuk menghubungi Ivan.Suzy menyalakan pengeras suara sehingga Robert bicara berbicara kepada Ivan secara langsung. "Aku sudah baca proposalnya. Ada beberapa tambahan ...."Saat ini kerajaan, Rumah S

  • Pernikahan Jebakan: Dimanja Sang Presiden   Bab 2772

    "Oh ...." Welly mengangguk, dia terlihat bingung. "Aku mau punya dua adik, kalau bisa kembar.""Dasar, anak ini." Simon dan Lucy tertawa melihat tingkah cucunya."Ibu dan Ayah tidak punya genetik untuk melahirkan anak kembar. Kemungkinannya sangat kecil." Suzy mengusap kepala Welly.Welly mengangguk, seolah memahami maksud penjelasan Suzy.....Begitu mengetahui kabar kehamilan Suzy, Anna dan Ivan membawa Sisi datang untuk menjenguknya.Anna dan Ivan memberikan anaknya nama Sienna yang dipanggil Sisi, sebuah nama yang cantik dan indah. Sisi memiliki mata yang bulat dan hitam, serta wajah cantik bak putri kecil.Keluarga Calvin dan Keluarga Xin kagum melihat kecantikan Sisi."Anak pintar, anak cantik." Simon terkesima melihat mata Sisi yang bulat."Semoga Suzy mengandung anak perempuan," kata Lucy.Lorraine menghela napas. "Aku punya 3 anak laki-laki dan seorang anak perempuan. Suzy, maafkan Ibu yang tidak menemanimu di saat masa kecilmu ....""Semua sudah lewat." Daniel menepun pundak

  • Pernikahan Jebakan: Dimanja Sang Presiden   Bab 2771

    Sebagian orang masih berusaha mencerna informasi yang diberikan Suzy.Suzy terlihat gugup. Di saat Suzy kebingungan, Robert mewakilinya menjawab, "Kami terlalu sibuk, baru tahu belum lama ini."Tidak ada yang curiga, Suzy dan Robert memang sibuk.Lucy berdecak dan mengomeli mereka, "Kalian berdua ini .... Jangan terlalu sibuk, apalagi Suzy sedang hamil. Ingat, jaga kesehatan.""Robert, jaga Suzy baik-baik," Simon berpesan."Ayah, Ibu, tenang saja, Robert sangat melindungi aku." Suzy membela suaminya.Semua orang tersenyum melihat Suzy yang membela Robert.Berita kehamilan Suzy berhasil mencairkan suasana yang tengah berkabung. Untuk sesaat, semua orang melupakan kesedihan pasca kepergian Jenny.Sebenarnya bukan sedih, tetapi tidak rela karena semua terjadi secara tiba-tiba. Sejujurnya Keluarga Calvin lega melihat Jenny yang pergi dalam keadaan tenang.Sekarang Suzy sedang mengandung kehidupan kecil di dalam perutnya. Ketika orang-orang sedang mengobrol, Robert dan Suzy memperhatikan We

  • Pernikahan Jebakan: Dimanja Sang Presiden   Bab 2770

    Suzy kembali ke kamar, tetapi tidak menyalakan lampu. Dia beranjak ke balkon dan menatap langit gelap yang diselimuti awan.Ketika Robert masuk, dia melihat Suzy yang duduk di balkon. Karena takut Suzy masuk angin, Robert membawakan jaket untuknya.Suzy tersadar dari lamunan. "Kamu sudah kembali?""Nenek akan dimakamkan tiga hari lagi bersama barang peninggalan Kakek," kata Robert."Em." Suzy mengangguk.Robert memeluk Suzy. "Ada apa?"Suzy bersandar di pundak Robert. "Aku lagi berpikir, seandainya aku memberi tahu kehamilanku lebih awal, mungkin Nenek tidak akan pergi secepat ini ...."Tangan Robert bergetar saat mendengar ucapan Suzy. Robert terdaim sejenak, lalu menghela napas. "Tidak ada gunanya, hati Nenek sudah tidak sabar untuk pergi menemui Kakek. Tidak ada seorang pun bisa membaca isi hati Nenek.""Aku sedih, aku tidak siap .... Semuanya terjadi terlalu tiba-tiba." Suzy menatap mata Robert."Semuanya akan baik-baik saja. Aku rasa Nenek sudah bahagia di atas sana." Robert menat

  • Pernikahan Jebakan: Dimanja Sang Presiden   Bab 2769

    Suzy melepaskan benda yang dipegang Jenny, ternyata benda tersebut adalah sebuah sisir.Sisir ini terbuat dari bambu yang dihiasi bunga mawar."Kakek memberikan sisir itu kepada Nenek saat menyatakan cintanya. Kakek sendiri yang memahat sisir itu. Saat meninggalkan rumah, Kakek hanya membawa sisir itu bersamanya," kata Robert dengan mata berkaca-kaca.Suzy memegang sisir tersebut sambil menatap Jenny yang memejamkan matanya dengan tenang.Jenny tidak pernah berhenti mencintai Ambar. Sejak mengetahui Ambar yang masih hidup, tetapi mengorbankan diri demi melindungi ribuan nyawa, Jenny pasti sedih dan menyayangkannya.Setiap hari Jenny tampak tersenyum dan bahagia, tapi sebenarnya dia merindukan Ambar ...."Akhir-akhir ini Nyonya Besar tidak bisa tidur nyenyak," kata Paman Ming. "Aku dengar dari pelayan, Nyonya Besar sering terbangun di tengah malam. Saat kalian tidak ada, Nyonya tidak nafsu makan. Aku mau memanggil dokter, tapi Nyonya Besar melarangku untuk memberi tahu kalian. Siapa san

  • Pernikahan Jebakan: Dimanja Sang Presiden   Bab 2768

    Suzy tidak bisa tidur. Sebentar lagi dia dan Robert akan pulang ke ibu kota, tetapi mereka belum memberi tahu kehamilannya kepada keluarganya."Sayang, bagaimana kalau besok kita umumkan kehamilanku?" tanya Suzy."Terserah kamu." Robert tersenyum manis.Suzy merenungkan keputusannya secara serius. Setelah membuat keputusan, dia baru memejamkan mata dan memaksakan diri untuk tidur.Manusia hanya bisa berencana, terlalu banyak hal yang tidak bisa diprediksi.Sebelum matahari terbit, pelayan berteriak membangunkan semua orang, "Gawat, gawat ...."Semua orang terkejut mendengar teriakan pelayan. Kemudian mereka keluar dari kamar dan berkumpul di kamar Jenny.Ketika Robert dan Suzy tiba, semua orang telah memenuhi kamar Jenny.Lucy menangis di dalam pelukan Simon yang terlihat sedih.Suzy dan Robert saling bertatapan, mereka merasakan firasat buruk.Robert menarik Suzy ke dalam kamar. Begitu melihat mereka, Lucy berkata dengan terisak-isak, "Nenek ...."Robert dan Suzy melihat ke arah Jenny

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status