Share

Bab 17

Pagi hari di kediaman Fariz, lelaki itu tampak panik karena Nesya mendadak demam tinggi, apalagi Nesya terus berteriak histeris saat dirinya hendak mendekat. Sepertinya Nesya trauma dengan apa yang diperbuat Fariz kemarin malam.

“Pergi Kak! Jangan sentuh aku!” ujar Nesya dengan suara parau, tubuhnya bergetar saat Fariz sudah duduk di tepi ranjang, seperti biasa, tak ada senyuman yang tampak di wajah rupawan itu.

Fariz hanya diam, namun tangannya bergerak untuk mendudukkan Nesya meski gadis itu terus memukul dadanya.

“Makan!!” ucap Fariz datar.

“Nggak mau! Aku mau makan kalau sama kak Abi,” jawab Nesya seraya menautkan jari jemarinya.

“Lihat aku!” Fariz menangkup pipi Nesya, lelaki itu terlihat menggeratkan giginya.

“Kurang baik apalagi diriku hah? Jika saja aku tidak mengenal kalian, mungkin saja kakak sialanmu itu sudah mendekam di balik jeruji besi. Dan kamu, aku pasti tidak akan segan-segan untuk menyiksamu!!” ujar Fariz berapi-api.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status