Share

Pernikahan Kedua Suamiku
Pernikahan Kedua Suamiku
Penulis: Gyuu_Rrn

Foto Pernikahan

Hai! Jangan lupa subscribe cerita ini untuk dapat notifikasi bab selanjutnya. Jangan lupa juga buat follow akun author, like, love dan rating, ya! 

Love you all❤️

***

"Mas, kapan pulang? Kok sudah selarut ini belum sampai rumah juga, sih," ucapku melalui sambungan telepon.

"Sebentar lagi Mas pulang kok sayang," jawab Mas Chandra dengan nada santai. "Sudah, ya, Mas mau pulang dulu."

Sesudah berkata demikian, Mas Chandra--suamiku langsung mematikan sambungan telepon. Tapi, tadi aku merasa ada yang janggal, saat tiba-tiba telingaku menangkap sebuah suara yang tidak asing, suara wanita.

Hampir tiga puluh menit, aku berjalan mondar-mandir di ruangan tamu, menunggu kedatangan Mas Chandra yang tidak kunjung pulang.

"Mila, kenapa belum tidur?" Aku berbalik, menatap seorang wanita paruh baya yang berdiri di ambang pintu.

"Menunggu Mas Chandra pulang, Bu." 

Wanita yang tidak lain adalah ibuku itu, datang menghampiri. Beliau mengajakku untuk duduk di sebuah sofa, lalu kembali bangkit dan pergi ke arah dapur. 

Tidak beberapa lama kemudian, ibuku kembali dengan menenteng segelas air putih.

"Di minum dulu, La." Ibu menyerahkan gelas tersebut padaku. "Memangnya apa yang kamu khawatirkan?"

Sesudah menenguk air tersebut hingga habis, aku langsung menyimpan gelas kosong di atas meja.

"Aku mendengar suara seorang wanita, ketika menelpon Mas Chandra. Aku takut, dia bermain di belakangku, Bu."

Ibuku meraih tanganku yang tertumpu di atas sofa. "Sudah, jangan berpikiran yang macam-macam. Kami sedang hamil, pantas saja curiga seperti itu."

"Tapi, Bu--"

Ucapanku tiba-tiba terpotong, saat mendengar suara deru kendaraan yang masuk ke halaman rumah. 

"Tuh, Chandra udah pulang. Jangan sampai stres, ya, Nak. Pikirkan anakmu."

"Iya, Bu." Aku bangkit dan berpamitan pada ibu. "Ibu tidur lagi aja, aku mau menemui Mas Candra."

Ibu mengangguk, dia ikut bangkit dari sofa, lalu melangkah terlebih dahulu ke arah kamarnya. 

Belum sempat aku melangkah, tiba-tiba pintu terbuka. Menampilkan seorang pria bertubuh tegap yang langsung menghampiriku.

"Sayang, kenapa belum tidur?" tanyanya sambil merangkul tubuhku.

Namun, seketika aku langsung menyipitkan mata, saat secara tidak sengaja tanganku menyentuh rambutnya. 

"Mas, kok basah. Kamu habis keramas, ya?"

"Ah, iya, Sayang. Tadi, Mas keramas dulu, soalnya gerah," jawab Mas Chandra di selingi oleh sebuah tawa renyah. Sangat aneh memang.

Tidak mau berpikiran yang tidak-tidak, aku pun langsung mengajaknya untuk ke kamar tidur. Selain tubuhku yang sedikit lelah karena sedang mengandung, inipun sudah sangat larut malam.

"Sayang, Mas tidur dulu, ya." Tanpa melepaskan baju kerja yang masih melekat di tubuhnya, Mas Chandra langsung merebahkan tubuhnya. Hingga tidak beberapa lama kemudian, dengkuran halus terdengar.

Aku yang awalnya duduk di sisi ranjang, langsung ikut merebahkan tubuh. Namun, sayangnya mataku sulit sekali terpejam. Kupandangi Mas Chandra secara intens, aku merasa ada yang sedikit berbeda.

Hingga, pandanganku tertuju pada celana yang dia kenakan. Aku sedikit menyipit, lalu meraba kainnya, memastikan jika yang aku pikirkan ini salah.

"Warnanya sama, tapi jenis kainnya jelas berbeda," gumamku pelan, lalu melakukan hal yang sama dan ternyata benar saja, kainnya jelas sangat berbeda.

Belum selesai aku memikirkan tentang celana Mas Chandra, tiba-tiba ponselnya yang ada di atas nakas menyala, menandakan ada sebuah pemberitahuan masuk.

Pelan-pelan, aku bangkit, mengendap-endap ke arah sisi lain, lalu mengambil ponsel Mas Chandra.

Si*lnya, ponsel Mas Chandra terkunci. Aku memikirkan cara lain, hingga sebuah deretan angka di layar kunci mencuri perhatianku. Satu hal yang aku lupakan, jika Mas Chandra orangnya sangat pelupa.

Segera kutulis angka tersebut dan terbuka! Mas Chandra mungkin tidak pernah berpikir, jika aku akan sejeli itu. Padahal angka tersebut ditulis dengan cukup kecil.

Tiba-tiba mataku menyipit, saat melihat sebuah pesan dari seseorang yang bernama Bram.

Namun, pandanganku bukan tertuju pada pesan tersebut, melainkan pada kontak seseorang bernama D.

[Mas, foto yang aku kirimkan di atas sangat cantik, 'kan? Aku tidak sabar, jika foto pernikahan kita akan cepat-cepat terpajang di dinding rumahku.]

Bak di hantam ribuan batu, tiba-tiba dadaku begitu sesak ketika membaca pesan tersebut. Mas Chandra menikah lagi dan aku ... dikhianati olehnya.

Tega, kamu, Mas. Tega!

Seketika aku langsung terbelalak, tubuhku lemas dengan tangan yang bergetar hebat, saat melihat siapa wanita yang bersanding dengan Mas Chandra.

Wanita ini, jelas-jelas tidak asing bagiku. Dia cukup aku kenal, bahkan sangat mengenalnya dengan baik.

Tega sekali kalian, mengkhianatiku seperti ini. Berani-beraninya, kalian berdua menusukku dari belakang. 

Kulirik Mas Chandra yang masih terlelap di sampingku. Lihat saja, Mas! Aku tidak akan tinggal diam. Teganya kamu, Mas, menikah lagi di saat aku sedang mengandung anakmu.

 ***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status