Share

11. Seiman dan Sehati

***

"Ibu..." Gadis menangis melihat Putri di layar gadget-nya.

"Assalamu'alaikum, Nak. Kenapa menangis?" tanya Putri, ia menahan tangisannya agar Gadis tidak semakin tambah menangis.

"Kangen sama Ibu," balas Gadis tersenyum. "Ibu apa kabar? Ayah di mana?" tanyanya.

"Alhamdulillah Ibu baik dan sehat. Ayahmu masih berbincang-bincang di masjid. Gimana puasa perdana kamu di Jepang? Di sana bukankah durasi puasanya lebih lama?"

"Iya, Bu. Terasa lemas dan masa harus sahur dimulai pukul 2.30 dini hari, apalagi puasa di sini bertepatan dengan musim panas. Kebayang iman kita di sini benar-benar diuji," jawab Gadis.

"Tapi kamu enggak bolong, kan?"

"Ya Allah, Ibu. Memangnya anakmu ini lemah dan manja! Alhamdulillah, puasa perdana Gadis lancar meski terasa lemas, namun ini jadi tantangan Gadis yang benar-benar harus menahan lapar dan dahaga. Sepertinya keislaman Gadis di sini lebih terasa. Oh, iya ini Gadis baru pulang dari acara buka puasa di masjid Camiii, Tokyo. Di sana banyak komunitas muslim
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status