Share

BAB 31

Penulis: Katiram
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-20 20:37:15

Hari-hari berlalu setelah kejadian pingsannya Arsen. Kini ia mulai perlahan kembali bekerja, tapi masih kerja di dalam rumah karena Dokternya menyarankan untuk tetap menghindari aktivitas berat, dan Arsen mau tidak mau harus menurut karena tuntutan Alya. Ia bekerja dari ruang kerjanya, dikelilingi berkas-berkas yang sebelumnya membuat tubuhnya tumbang.

Alya masih rutin datang ke kamar atau ruang kerja Arsen. Bukan hanya untuk memastikan pria itu tidak mengulang kesalahan yang sama, tapi juga karena ia mulai terbiasa dengan keberadaan Arsen di hari-harinya. Seperti sore itu, Alya membawa teh hangat dan sepiring biskuit ke meja kerja Arsen.

"Aku buatkan teh jahe. Katanya bagus buat jaga stamina," ujar Alya, meletakkan cangkir di meja.

Arsen yang sedang membaca laporan keuangan menoleh dan tersenyum. "Terima kasih. Rasanya kamu lebih perhatian dari Bu Yuni yah sekarang." ucap Arsen sembari meletakkan berkas yang ia pegang tadi.

Alya tertawa kecil. "Pak Arsen bisa saja, padahal Aku hanya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pernikahan Kilat dengan Dosen Kaya Raya   BAB 34

    Kembalinya Arsen ke Mahendra Corp disambut dengan suasana kantor yang tampak lebih hidup. Meski sebagian pegawai masih menahan diri untuk tidak terlalu mendekat, aura otoritatif pria itu seolah langsung mengambil alih atmosfer ruangan. Ia tak lagi hanya duduk di ruang kerjanya di rumah, tapi kini kembali memimpin langsung dari ruang eksekutifnya di lantai paling atas.Alya melihatnya sekilas saat masuk lift pagi itu. Arsen tampak tenang, mengenakan setelan abu gelap dengan dasi biru dongker. Pandangan mata mereka sempat bertemu sesaat. Senyum kecil terselip di bibir pria itu, membuat jantung Alya berdetak sedikit lebih cepat.Namun momen singkat itu segera digantikan oleh realita terkait tekanan kerja yang kembali menggunung.Di mejanya, Alya sudah mendapati tiga email masuk dari Reline. Satu perintah revisi, satu pengingat deadline, dan satu... undangan rapat besar Mahendra Corp yang akan berlangsung dua hari lagi.“Evaluasi proyek internal dan restrukturisasi alur keuangan,” gumam A

  • Pernikahan Kilat dengan Dosen Kaya Raya   BAB 33

    Pagi di Mahendra Corp masih diselimuti aroma kopi dari pantry dan suara langkah kaki pegawai yang baru berdatangan. Namun bagi Alya, hari itu dimulai dengan denyut pelipis yang berdenyut pelan dan rasa berat di bahu. Ia mengenakan blouse putih dan rok kerja hitam sederhana, wajahnya pucat meski bibirnya tetap dipoles tipis dengan lipstik nude.Saat duduk di kursinya, layar laptop menyala dengan notifikasi email masuk yang tak henti-henti. Sekilas, ia menarik napas panjang. Di meja seberang, Johan baru datang dan melambaikan tangan sambil tersenyum kecil. Alya membalasnya dengan anggukan lelah."Selamat pagi, Alya," sapa Johan, duduk sambil membuka laptopnya."Pagi, Jo," jawabnya singkat.Reline belum terlihat di ruangan, tapi aura waspada sudah menguar di udara. Alya tahu, hari ini pasti tidak mudah. Kemarin malam ia baru selesai mengerjakan tiga laporan dan satu grafik tambahan yang diminta mendadak oleh Reline. Ia tidak sempat tidur lebih dari empat jam.Baru saja ia mulai membuka d

  • Pernikahan Kilat dengan Dosen Kaya Raya   BAB 32

    Hari itu, pagi di Mahendra Corp tampak seperti biasa, karyawan berlalu lalang dengan wajah setengah kantuk, beberapa sibuk dengan laptop di tangan, sementara sisanya menyelesaikan sarapan tergesa di pantry. Namun bagi Alya, hari ini tidak biasa. Ini hari pertamanya kembali bekerja setelah cukup lama absen.Ia berdiri di depan lobi dengan napas sedikit tertahan. Blazer abu-abu tua membingkai tubuhnya yang ramping, wajahnya polos tanpa riasan berlebihan, tapi sorot matanya tampak lebih tenang dan... dewasa.Beberapa pegawai menyapanya seadanya, lebih karena sopan santun ketimbang antusiasme."Pagi, Kak Alya. Welcome back.""Alya, kabar ibumu gimana sekarang?"Ia menjawab semua dengan sopan, senyum kecil tetap menghiasi wajahnya. Namun ketika memasuki ruang kerja, ia melihat satu sosok berdiri dari kursinya dengan semangat tak biasa."Alya! Kamu balik juga akhirnya," seru Johan sambil menghampiri Alya.Alya tersenyum simpul. "Halo.. Jo. Maaf bikin kamu khawatir, ya." ucapnya singkat semb

  • Pernikahan Kilat dengan Dosen Kaya Raya   BAB 31

    Hari-hari berlalu setelah kejadian pingsannya Arsen. Kini ia mulai perlahan kembali bekerja, tapi masih kerja di dalam rumah karena Dokternya menyarankan untuk tetap menghindari aktivitas berat, dan Arsen mau tidak mau harus menurut karena tuntutan Alya. Ia bekerja dari ruang kerjanya, dikelilingi berkas-berkas yang sebelumnya membuat tubuhnya tumbang.Alya masih rutin datang ke kamar atau ruang kerja Arsen. Bukan hanya untuk memastikan pria itu tidak mengulang kesalahan yang sama, tapi juga karena ia mulai terbiasa dengan keberadaan Arsen di hari-harinya. Seperti sore itu, Alya membawa teh hangat dan sepiring biskuit ke meja kerja Arsen."Aku buatkan teh jahe. Katanya bagus buat jaga stamina," ujar Alya, meletakkan cangkir di meja.Arsen yang sedang membaca laporan keuangan menoleh dan tersenyum. "Terima kasih. Rasanya kamu lebih perhatian dari Bu Yuni yah sekarang." ucap Arsen sembari meletakkan berkas yang ia pegang tadi.Alya tertawa kecil. "Pak Arsen bisa saja, padahal Aku hanya

  • Pernikahan Kilat dengan Dosen Kaya Raya   BAB 30

    Suara detak mesin infus terdengar pelan namun stabil, menyatu dengan kesunyian kamar rawat inap Arsen. Lampu tidur di sudut ruangan memancarkan cahaya kuning temaram, cukup menerangi wajah pria yang tengah terbaring lemah di atas ranjang. Di kursi sebelahnya, Alya duduk bersandar, mengenakan cardigan tipis, rambutnya diikat seadanya. Matanya sembab, namun tetap awas menatap wajah Arsen yang kini tampak lebih tenang dibanding beberapa jam sebelumnya.Arsen perlahan membuka mata, pupilnya berusaha beradaptasi dengan cahaya. Pandangannya menyapu sekeliling ruangan hingga berhenti pada sosok Alya."Kamu... masih di sini?" suara Arsen serak.Alya mengangguk pelan, tak segera menjawab. Ia meraih gelas air di meja dan menyerahkannya."Minum dulu," ucapnya singkat.Arsen menurut. Setelah meneguk beberapa kali, ia bersandar kembali. "Aku kenapa?" tanya Arsen dengan pelan karena tubuhnya lemah."Pingsan di ruang kerja. Kamu kerja sampai larut, nggak makan, dan terlalu keras sama tubuh sendiri.

  • Pernikahan Kilat dengan Dosen Kaya Raya   BAB 29

    Langit siang itu tampak jernih, namun angin rooftop Mahendra Corp membawa hawa yang sulit didefinisikan, campuran damai dan sejuk yang membuat Alya merasa agak mengantuk.Alya duduk sendirian di bangku kayu panjang, mengenakan blazer abu-abu muda yang sedikit melonggar di bahunya. Tangannya memegang bekal yang nyaris tak disentuh. Pandangannya menerawang ke arah gedung-gedung tinggi seberang jalan, mencoba menenangkan pikirannya.Ia memilih tempat itu bukan hanya untuk istirahat, tapi juga untuk menghindari... segalanya. Tugas, tekanan dan juga hal-hal yang membuat Alya merasa suntuk.“Lagi menikmati pemandangan?” seru seseorang yang memecahkan pikiran damai Alya.Alya menoleh. Johan muncul dengan dua gelas kopi di tangan, senyum setengah hati mengiringi langkahnya.“Kalau gak keberatan, aku duduk di sini?” tanyanya pelan.Alya mengangguk. “Silakan.”Johan duduk di sebelahnya dan menyerahkan satu gelas. “Kopi latte, gak terlalu pahit. Favorit kamu, kan?”“Terimakasih, Jo,” ucap Alya p

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status