Kantin kampus siang itu cukup ramai, tapi Rhea sudah menemukan tempat yang nyaman di sudut ruangan. Ia duduk sendirian di salah satu meja dekat jendela, menikmati seporsi nasi goreng sambil membaca buku.
Suapan pertama terasa hangat dan pas di lidah. Ia melirik buku di tangannya, mencoba memahami isi bacaan tentang strategi bisnis, namun fokusnya sedikit terpecah.
Baru beberapa menit menikmati ketenangan, tiba-tiba seseorang menarik kursi di depannya dengan kasar.
Braaakk!
Rhea bahkan tidak perlu mengangkat wajah untuk tahu siapa yang baru datang.
“Kyle.”
“Hai, sayang,” sapa Kyle dengan suara ceria, langsung menjatuhkan tubuhnya di kursi seolah itu miliknya.
Rhea hanya mendesah pelan, tetap membaca bukunya dan tidak menggubris tingkah laku temannya yang terlalu bersemangat.
Kyle mengamati nasi goreng di hadapan Rhea dengan tatapan penuh minat. “Hmm… wangi sekali.”
Rhea menoleh sekilas. “Beli sendiri sana!”
<Suasana kantor Bellezza semakin santai menjelang akhir bulan Desember. Dinding mulai dipenuhi dengan ornamen-ornamen berbau musim dingin dan nuansa tahun baru. Pohon Natal berdiri anggun di lobi utama, dihiasi lampu-lampu kecil yang berkedip lembut. Di ruang branding, semangat kerja masih ada, namun percakapan ringan dan tawa pelan mulai sering terdengar di sela-sela deadline yang sedikit longgar.“Fel, kamu mau ke mana pas libur tahun baru nanti?” tanya Laila sambil membuka kotak makan siangnya yang berisi pasta.Felicia menggigit sandwich-nya pelan lalu mengangkat bahu. “Hmm… kayaknya ke Bandung, deh. Sepupu aku ngajakin nginep di villa gitu. Tapi belum fix. Kak Laila sendiri?”“Pengen ke Jogja. Aku sama suami mau semacam honeymoon kecil-kecilan. Kebetulan dia baru dapat cuti.”Rhea yang duduk tidak jauh dari mereka spontan menoleh. “Eh? Memang kita libur ya, Kak?”Laila ter
Waktu seperti air, mengalir cepat tanpa bisa dicegah. Tiba-tiba saja, sudah hampir empat bulan sejak Rhea resmi bekerja di Bellezza Fashion Group. Kantor yang dulu terasa asing, kini mulai terasa seperti rumah kedua. Laptop di meja kerjanya sudah dipenuhi stiker kecil dan post-it warna-warni, hadiah iseng dari Kak Felicia dan Laila. Bahkan, Dimas yang dulu sempat canggung, kini bersikap profesional dan santai seperti seorang kakak senior yang suportif.Hari ini, matahari musim kemarau menyusup malu-malu dari balik tirai jendela kantor. Cahaya keemasan itu memantul lembut di layar laptop Rhea yang tengah menampilkan Insight hasil analisis kampanye Aurora.“Rhea, tolong bantu aku cek performa konten minggu ini, ya,” suara Kak Laila terdengar dari balik sekat meja.“Iya, Kak. Sudah aku rekap. Aku kirim via email sekarang.”“Cepet banget,” komentar Laila sembari melongok ke layar Rhea. “Anak muda ema
Langit pagi kota masih diselimuti kabut tipis saat Rhea tiba di kantor Bellezza. Embusan udara beraroma hujan semalam membuat suasana terasa segar. Di meja kerjanya yang tertata rapi, sebuah sticky note berwarna ungu muda tertempel di layar laptop.“Check email dari Bu Santi. Hari ini kita mulai survei online. Let’s go, strategist!” – Kak LailaRhea tersenyum kecil, meletakkan tasnya, dan langsung menyalakan laptop. Email dari Bu Santi, Head of Marketing, telah masuk pukul tujuh pagi tadi. Isinya: konfirmasi bahwa paket Aurora – Fall Collection telah resmi dikirim ke para konsumen yang melakukan pre-order tahap pertama.“Wah, berarti mulai hari ini, review-review pelanggan akan mulai muncul,” gumam Rhea.Tak lama, Felicia dan Laila masuk ke ruang tim branding sambil membawa dua cangkir kopi.“Kami bawa kopi penyemangat!” ujar Felicia ceria.Rhe
Langit pagi kota masih diselimuti kabut tipis saat Rhea tiba di kantor Bellezza. Embusan udara beraroma hujan semalam membuat suasana terasa segar. Di meja kerjanya yang tertata rapi, sebuah sticky note berwarna ungu muda tertempel di layar laptop.“Check email dari Bu Santi. Hari ini kita mulai survei online. Let’s go, strategist!” – Kak LailaRhea tersenyum kecil, meletakkan tasnya, dan langsung menyalakan laptop. Email dari Bu Santi, Head of Marketing, telah masuk pukul tujuh pagi tadi. Isinya: konfirmasi bahwa paket Aurora – Fall Collection telah resmi dikirim ke para konsumen yang melakukan pre-order tahap pertama.“Wah, berarti mulai hari ini, review-review pelanggan akan mulai muncul,” gumam Rhea.Tak lama, Felicia dan Laila masuk ke ruang tim branding sambil membawa dua cangkir kopi.“Kami bawa kopi penyemangat!” ujar Felicia ceria.Rhe
Kantor Bellezza Fashion Group dipenuhi nuansa hangat. Bukan hanya dari interior yang minimalis elegan dengan aksen kayu dan tanaman indoor, tapi juga dari semangat para pegawai yang masih terbawa euforia suksesnya peluncuran Aurora.Namun, seperti halnya daun gugur yang tak berhenti menari hanya karena satu hembus angin, pekerjaan tim branding juga tak mengenal jeda.“Semangat ya, tim. Kita masih harus bantu tim marketing untuk dorong campaign digital selama dua minggu ke depan,” ucap Kak Laila saat morning briefing di ruang rapat lantai dua.Kopi di tangan Mas Dimas tampak masih mengepul. Kak Felicia duduk dengan tablet di pangkuannya, mencatat poin-poin penting. Rhea duduk di sisi kanan Laila, membuka laptopnya sambil sesekali mencuri pandang ke presentasi yang ditampilkan di layar LCD.“Konten untuk IG dan TikTok brand udah dijadwalin semua, tapi yang organic dan UGC belum terlalu kuat. Kita butuh i
Senin pagi itu, ruang kerja tim branding Bellezza sudah seperti markas perang. Layar besar di ruangan utama menampilkan countdown peluncuran campaign Aurora secara live di situs resmi dan seluruh kanal media sosial. Wajah-wajah tegang memenuhi ruang, tapi ada juga sorot percaya diri yang tak bisa disembunyikan.Rhea duduk di sebelah Laila, jari-jarinya memainkan pulpen, napasnya dalam-dalam.“Deg-degan ya?” tanya Dimas dari seberang meja.“Aku bahkan belum sarapan,” jawab Rhea, tertawa kecil, tapi nada suaranya terdengar gugup.“Tenang aja,” ujar Felicia sambil menyeruput kopi. “Kita udah kerja mati-matian buat ini. Kalau nggak berhasil... ya tinggal resign bareng.”Rhea dan yang lain tertawa, sedikit meredakan ketegangan.Pak Arman masuk dengan ekspresi santai. Seperti biasa, ia membawa termos teh hijau dan notes kecil yang sudah usang.“Semua sudah siap?” tanyanya.