Share

Andai Saja....

Deg,

Jantungku rasanya berdetak sedikit lebih cepat mendengar penuturan Tia, "S-seminggu yang lalu?" tanyaku.

"Iya Ri" jawab Tia lagi.

"Dan kalian nggak bilang sama gue Ya, Vin?" tanyaku lagi dengan suara agak serak

Jujur aku merasa agak kecewa dengan mereka, karena mereka adalah sahabat terbaiku. Yah Kevin dan Tia adalah sahabatku sejak SMP bahkan aku dan Kevin kami sempat berpacaran waktu SMA, namun setelah lulus Kevin pergi keluar negri karena Oma'nya di Amerika sakit sehingga keluarga Kevin pun akhirnya pindah kesana sejak saat itu.

"Maafin gue Ri, gue yang salah karena udah ngelarang Tia buat kasih tau lo. Tadinya gue mau kasih surprise buat loe kalo gue udah balik indo tapi pas gue ke rumah loe justru gue yang terkejut karena pas hari itu loe nikah sama orang lain." ucap Kevin panjang lebar.

Deg

"A-aku"

Belum sempat aku bicara sudah disela Kevin lagi, "Kenapa loe nggak bilang Ri, kalo loe mau nikah?" tanya Kevin dengan sendu bahkan nada bicaranya juga sedikit bergetar.

Aku menunduk sambil memejamkan mataku, "Maaf" hanya kata itu yang mampu ku ucap.

"Sudah, sudah yang penting kan sekarang kita bisa berkumpul lagi kaya dulu." kata Tia

Kami pun menikmati makan siang yang sempat tertunda dengan santai dan juga mengobrol melepas rindu, setelah itu kami kembali ke ruang kerja masing masing.

Drt drt

"Halo"

"Bu Riri, sepuluh menit lagi jadwal meeting kita dengan perusahaan X ya"

"Oke" kututup telvon itu kemudian aku membereskan berkas yang akan kubawa meeting.

Ketika sampai diruang meeting aku kaget ternyata Kevin yang menemaniku sebagai perwakilan perusahaan untuk meeting ini, namun dengan cepat aku menetralkan raut wajahku. Aku melakukan presentasi dengan lancar dan kesepakatan pun terjadi.

Aku tersenyum puas karena hasil kerja kerasku tak sia sia, seketika kulirik Kevin sekilas sepertinya dia tersenyum tipis.

"Ayo, aku traktir makan malam Ri untuk merayakan keberhasilan ini." ajak Kevin

"Tapi Vin, aku mau mampir ke rumah mamah setelah ini" ucapku

Terlihat raut kecewa diwajah tampan Kevin, aku akui kalau Kevin lebih tampan dari mas Rian Suamiku. Karena aku tak enak dengan Kevin akhirnya aku putuskan untuk menerima ajakan Kevin.

"Baiklah, ayo kita makan tapi aku ijin ke suamiku dulu ya." ucapku

Kevin pun mengangguk sambil tersenyum tipis, setelah aku meminta ijin ke mas Rian kami pun bergegas pergi menuju restoran yang cukup ramai. Aku memutuskan untuk ikut di mobil Kevin supaya lebih gampang, biarlah mobilku kutinggal di kantor karena ini bertepatan jam pulang kantor sehingga jalanan cukup padat. Akhirnya kami pun sampai direstoran yang cukup terkenal dan juga ramai, karena terlalu ramai akhirnya Kevin pun memesan ruang VVIP agar cukup privacy.

"Lo mau pesen apa Ri?" tanya Kevin.

"Gue samain kaya lo aja Vin." jawabku

Setelah memesan hidangan, kami saling diam tenggelam dalam pikiran masing masing. Hingga tiba tiba aku kaget setengah mati, bagaimana tidak kalau tiba tiba saja Kevin meraih tanganku dan menggenggamnya begitu erat sontak membuat mataku melotot.

"V-vin, lo ngapain?" tanyaku gugup

"Biarin seperti ini sebentar saja, Ras!" jawab Kevin dengan wajah sendu

Bola mataku membola, manakala Kevin memanggilku dengan Saras. Panggilan kesayangan dulu waktu kami masih berpacaran. Aku menghela nafasku berkali kali guna menetralisir degub jantungku yang tidak karuan.

"Kenapa Ras, kenapa lo harus nikah sama dia?" lirih Kevin.

"M-maaf Vin, g-gue" ucapku terbata

"Lo tahu Ras, gue seneng banget waktu akhirnya orang tua gue mutusin buat balik ke Indo lagi setelah 8 tahun kami disana. Karena gue bakal bisa ketemu lo lagi gue berharap kita bisa menjalin kasih lagi kaya dulu, gue pulang karena mau bikin surprise buat lo dengan cara ngelamar lo buat jadi pendamping hidup gue. Tapi ternyata waktu gue pulang gue lihat lo duduk dipelaminan bersama dia." kata Kevin panjang lebar.

Aku semakin menunduk sambil menutup mata, menahan agar tangisku tak pecah."Lo tahu Vin, semenjak lo pergi gue ngerasa ada sesuatu yang hilang dalam diri gue. Gue selalu nunggu kabar dari lo tapi lo nggak pernah kasih kabar sama sekali, gue selalu nunggu lo kapan lo balik kesini bahkan sampai gue sudah sama mas Rian pun gue masih sering kepikiran lo Vin. Lo jahat Vin, lo jahat udah ninggalin gue gitu aja tanpa kabar sama sekali." Akhirnya tangisku pun pecah seketika.

Kami diam sesaat, "Maafin gue Ras, gue sadar gue salah udah ninggalin lo gitu aja tanpa kabar. Tapi asal lo tahu Ras sedetikpun gue nggak pernah lupain lo selama ini meskipun gue mencoba untuk menjalin hubungan dengan seseorang tapi hati gue nggak bisa hati gue selalu buat lo." ucap Kevin

"Andai saja, andai saja gue nggak pergi waktu itu. Andai saja gue pulang tepat waktu dan kasih kabar ke lo mungkin saat ini gue yang udah jadi suami lo Ras. Gue minta maaf" ucap Kevin lagi.

Aku makin terisak setelah mendengar penuturan Kevin barusan lalu ku usap sisa air mata dipipiku, kualihkan wajahku untuk melihat Kevin yang ternyata dia juga menangis. "Sudah Vin, sekarang mari kita lanjutkan hidup. Kita buka lembaran yang baru, gue yakin lo akan mendapatkan pasangan yang lebih baik dari gue." ucapku sambil tersenyum.

Kami pun melanjutkan makan malam kami dengan saling diam, hanya ada suara dentingan sendok saja. Setelah selesai makan, Kevin pun mengantarkanku pulang ke rumah mas Rian karena hari sudah tambah malam.

Setiba dirumah, Kevin langsung pulang karena hari memang sudah malam dan kulihat rumah mas Rian juga sudah gelap dan sepi. "Apa aku pulang terlalu malam." gumamku sambil melirik jam tanganku yang menunjukan pukul 10 malam.

Aku masuk ke dalam kamar, ternyata kudapati suamiku sudah tertidur pulas terbukti terdengar dengkuran halus dari mas Rian. Aku memutuskan ke kamar mandi untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum tidur. Kurebahkan diriku disamping mas Rian, kulihat wajahnya yang damai ketika tidur.

Keheningan malam ini terasa begitu nyata menghampiri, ditambah di luar sedang gerimis. Kutatap langit langit kamar, bayang kenangan masa lalu bersama Kevin tiba tiba menghampiri.

flashback on

8t tahun yang lalu. . .

"Kevin, kamu dimana ini aku bawakan makanan kesuakaanmu. Tadi aku habis masak, Vin. Kevin." Panggilku begitu aku masuk kerumah Kevin.

"Eh non Riri, anu non anu. . m-mmh aduh gimana yak ngomongnya." ucap mbok Inah

"Mbok, Kevin mana kok aku cari nggak ada?" tanyaku pada mbok Inah

"A-anu non, Den Kevin baru saja pergi ke bandara non" kata mbok Inah.

Mataku membola mendengar penuturan mbok Inah, "B-bandara mbok, memangnya Kevin mau kemana mbok? kok tiba tiba?" tanyaku pada mbok Inah

"Mau ke Amerika non , tadi-"

Belum sempat mbok Inah menyelesaikan ucapannya aku berbalik ke arah pintu dan pergi menuju bandara untuk menyusul Kevin.

bersambung....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status