Share

Silvi Minta uang

Dahiku berkerut mendengar suara Silvi dengan nada memerintah tanpa embel embel kata tolong, seolah aku bukanlah kakak iparnya yang harus dihormati melainkan pembantu dirumahnya.

"O-oh, oke sebentar ya Sil." jawabku

Aku pun membuat minum untuk Silvi, dan mengantarkannya. Kulihat dia duduk didepan tv sambil memainkan hp dan kakinya diatas mrja. "Astaga mengapa kelakuannya begitu sekarang." batinku

"Ini Sil, minumannya" ucapku

"Hm" jawab Silvi.

Tiba tiba ibu mertuaku masuk ke ruang tamu, "Ibu dari mana saja" tanya Silvi.

"Oh, ibu habis dari tempat Bu Idah barusan. Ada urusan" jawab ibu mertua sambil meliriku.

Alisku mengkerut kembali, "Bukannya tadi ibu mau ke warung ya karena ada yang belum kebeli? Apa ibu hanya alasan saja atau perasaanku saja?" batinku.

Kulihat Mas Rian datang ke ruang tamu terlihat sangat segar, rupanya dia habis mandi. Dia menghampiriku dan mengecup pipi kananku, "Sayang, mas lapar. Kita makan yuk! ayo bu" ajak mas Rian.

Aku tersenyum sambil mengikuti langkah mas Rian menuju meja makan. "wah, sepertinya enak sekali. Kamu habis masak sayang?" tanya mas Rian.

Baru saja mau kujawab terdengar Silvi menyahut lebih dulu, "Mas, aku minta uang dong buat bayar uang kuliahku." kata Silvi.

Mas Rian menatap Silvi sejenak sambil menghela nafas panjang kemudian menjawab, "Mas nggak punya uang Sil, kamu kan tau sendiri tabungan mas sudah buat acara pernikahan kemarin. Sedangkan mas juga belum dapat kerjaan lagi setelah habis kontrak waktu itu kan." jawab mas Rian.

"Kan ada mbak Riri mas, mbak Riri kan bekerja pasti punya uang dong. Ya mbak, aku minta uang buat bayar kuliahku ya." ucap Silvi sambil menatapku

Kulirik mas Rian dan ibu mertuaku sekilas, sebelum kujawab terdengar teguran dari mas Rian terlebih dahulu untuk Silvi. "Silvi, yang sopan dengan kakak iparmu. Mbak Riri itu baru aja jadi istri mas dan pindah kesini, kenapa kamu bersikap seperti itu!" ucap mas Rian menggeram.

Kupegang tangan mas Rian untuk meredakan amarahnya sambil tersenyum, " Tak apa mas, aku ada uang kok dari pada nanti Silvi telat bayar uang kuliahnya mending pakai punyaku dulu." jawabku

Terdengar helaan nafas mas Rian, dan hendak menjawabku lagi tapi terlebih dahulu disahut ibu mertuaku. "Sudah, sudah lanjutkan dulu makan malamnya nanti baru dilanjut lagi ngobrolnya. Kamu juga Silvi yang sopan sama kakak iparmu." ucpa bu Dara sambil melotot.

Silvi hanya mencebik sambil memakan kembali makanannya, akhirnya kami pun melanjutkan makan tanpa adanya suara. Selesai makan aku masuk ke kamar duluan untuk mengecek berkas berkas yang akan kubawa meeting besok, karena aku sudah mulai masuk kerja kembali. Tiba tiba ada yang memeluku dari belakang, sontak aku pun kaget namun sedetik kemudian aku sadar bahwa suamiku yang memeluku. "Sayang, maafin Silvi ya karena tidak sopan padamu." ucap mas Rian sambil menenggelamkan wajahnya diceruk leherku.

"Tak apa mas, aku sudah maafin kok." jawabku sambil tersenyum.

"Terima kasih, istriku. Kamu memang yang terbaik." ucap mas Rian sambil menciumiku

Aku terkikik karena malu dan juga geli, "Sudah mas, kita tidur yuk aku besok harus bangun pagi karena sudah mulai bekerja kembali" ajaku.

Mas Rian terlihat kaget, "Lho, kamu besok sudah mulai berangkat lagi yang?" tanya mas Rian sambil terlihat sedih. "Maaf, ya Yang. Karena aku belum dapat kerjaan lagi sejak waktu itu, aku merasa jadi suami yang berguna karena membiarkan istriku bekerja sendiri bahkan keluargaku juga meminta uang padamu." kata mas Rian menunduk.

Kuraih wajah mas Rian dan ku usap dengan lembut sambil tersenyum, "Tak apa mas, kita berjuang bersama sama ya. Jangan pernah menyerah oke. Bagaimanapun keadaanmu aku akan terus ada disampingmu mas." ucapku

"Ayo tidur mas" ajaku

Tak butuh waktu lama kami pun tertidur pulas karena merasa capek seharian ini habis pindahan dan juga beres beres semuanya, Pukul 5 pagi aku terbangun kulirik mas Rian masih ridur dengan pulas. Akhirnya kusingkirkan perlahan tangan mas Rian yang berada diperutku kemudian aku langsung menuju kamar mandi.

Setelah membersihkan diri dan sholat subuh, aku bergegas membangunkan mas Rian agar sholat terlebih dahulu kemudian aku langsung menuju dapur untuk memasak nasi goreng. Tak butuh waktu lama nasi goreng buatanku pun jadi bertepatan dengan mas Rian yang sudah turun menghampiriku.

"Wah, masak nasi goreng sayang?" tanya mas Rian sambil berbinar.

"Iya mas, ayo sarapan dulu." ucapku sambil tersenyum.

Ku ambilkan nasi goreng untuk mas Rian juga untuku, lalu kami pun sarapan dengan khidmat. Kutengok ke arah kamar Silvi dan juga ibu mertuaku yang masih tertutup rapat, padahal jam sudah menunjukan pukul 6 pagi. Setelah sarapan aku mengganti pakaian dulu dengan pakaian kantorku.

"Mas, aku mau berangkat dulu ya" pamitku

"Iya sayang, mau kuantar?" tawar mas Rian.

"Nggak usah mas, aku bawa mobil sendiri saja ya sekalian aku pamit nanti pulang kantor mau mampir ke rumah mamah soalnya tadi mamah telvon katanya Fifi pulang hari ini." kataku

"Iya sayang, nggak apa apa. Kamu hati hati dijalan ya jangan lupa titip salam buat mamah papah dan juga Fifi." ucap mas Rian

"Iya mas" kujawab

20 menit perjalanan dari rumah mas Rian menuju kantorku , akhirnya aku pun tiba dikantor. Banyak karyawan yang menyapa ketika aku melewati loby, kujawab dengan senyuman. Ku dudukan diriku dikursi kerjaku sambil menghela nafas, "Akhirnya, kembali kerutinitas semula. Semangat Riri." ucapku menyemangati diriku sendiri.

Karena terlalu fokus bekerja, tak terasa waktu sudah menunjukan jam makan siang. Pintu ruanganku pun diketuk seseorang.

Tok tok tok

"Riri, ayo makan siang dulu. kerja mulu lo emang nggak bosen apa." uccap Tia.

"Eh, Ya. iya ya sabar napah. Bentar gue beresin ini dulu." jawabku pada Tia.

"Ayo, buruan udah ditungguin Kevin lho dikantin." katanya.

Sontak aku pun menoleh ke arah Tia, "K-kevin, udah balik kerja disini lagi Ya?" tanyaku.

Tia tak menjawab, dia hanya menariku sambil tersenyum dan bergegas ke arah kantin. Benar saja tiba dikantin aku melihat sosok Kevin tengah duduk sendirian, walaupun aku hanya melihat punggungnya tapi aku sangat mengenali bahwa dia memang Kevin.

"Sory, Vin lama. Nih gegara bu bos terlalu asik kerja padahal baru juga doi masuk." ucap Tia.

Kevin meliriku sambil mengangguk, "Iya, nggak apa apa. Lagian gue juga baru nyampe sini kok. Gimana kabar lo Ri?" tanya kevin

"G-gue, baik Vin. Oh ya lo kapan pulang kok nggak kabar kabar?" tanyaku

Namun belum sempat Kevin menjawab sudah dijawab Tia duluan, "Dia pulang udah lama Ri,  ya semingguan lah kira kira. Nggak tahu tuh pas itu bilangnya mau kasih surprise."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status