Share

BAB 122 Kebencian yang terus mengakar!

Ayrin baru saja kembali dari tempat prakteknya, tubuhnya dipenuhi dengan kelelahan yang melanda setelah seharian beraktivitas.

Saat memasuki ruang tengah, langkahnya terhenti mendadak oleh suara tangisan Adrian yang memenuhi udara. Dia mengerutkan kening, mencoba untuk mengabaikan suara tersebut, tetapi semakin lama, tangisan itu semakin menusuk telinganya.

“Aduh! Kenapa berisik sekali, sih?” keluh Ayrin ketika melangkah mendekati Ratna, pengasuh bayinya, yang tampak cemas menimang Adrian.

Ratna menoleh dengan wajah penuh kekhawatiran. “Maaf, Bu. Rian terus menangis. Sepertinya dia sakit, Bu,” ujarnya dengan gemetar.

“Nah, berilah dia obat. Tunggu apa lagi?!” sahut Ayrin dengan datar. Dia terus memandang ke arah lain karena tidak mau menatap wajah bayinya.

“Sudah, Bu. Tapi demamnya belum turun juga. Dia tidak nafsu makan dan terus menangis.” Ratna melaporkan dengan nada yang bergetar.

“Bawalah ke dokter kalau begitu!” seru Ayrin dengan kesal. Sudah tahu anak itu sakit. Kenapa m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status