Share

15. Hadiah Terlaknat

“Malas, Ma. Saya masih lelah dan tidak ada waktu untuk membuka hadiah-hadiah sialan ini. Mama saja yang membuka hadiah pernikahan ini bersama Meira karena kan Mama yang berulah.”

“Enak saja kamu berani memerintah Mama. Semua ini kan hadiah perkawinanmu, jadi yang wajib membukanya adalah kamu dan Meira. Mama tidak mau ikut campur.”

Setelah mengatakan itu dan mendekatkan tubuh Meira ke arah Tian, Helena langsung tunggang langgang dari kamar anaknya.

“Kalau kamu enggak mau buka hadiahnya. Biar aku saja yang buka sendiri. Kamu mandi saja dan tunggu di sofa. Nanti kalau sudah selesai, aku kasih tahu,” cetus Meira menyadari keenganan di mata suaminya.

Meskipun malas, penat dan enggan, tetapi Tian tak sampai hati juga membiarkan Meira membuka kado sebanyak ini seorang diri.

Ia memang tak mencintai Meira, tetapi sebagai seorang pria sejati ia masih punya hati untuk tak memperbudak seorang wanita.

“Kita buka berdua saja supaya lebih cepat,” pungkas Tian menyeret tangan Meira dan membawa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status