Home / Romansa / Pernikahan Palsu / Bab. 4 Berubah Drastis

Share

Bab. 4 Berubah Drastis

Author: Sisi Ryri
last update Last Updated: 2021-04-29 19:30:57

Hari ini Rain bangun lebih pagi, dia kemudian bersiap dengan pakaian terbaiknya serta make up sebisanya.

Melihat sahabatnya terlihat rapi Una pun tergelitik untuk mengetahui apa rancana Rain hari ini.

"Mau kemana, pagi-pagi udah rapi aja?"

"Abe mengajakku keluar" Jawab Rain dengan senyum genit.

"Ow, pantas saja sejak pagi kau sudah siap-siap. Memangnya mau kemana?"

"Mau ke Mall"

"Hah...mall, mmmmm Rain, mall itu bukanya jam 10. Ini jam 7 saja belum"

"Aku kan harus bersiap-siap biar maksimal"

"Maksimal? yang ada Abe datang make up mu dah luntur nona"

Mendengar penjelasan temannya ini Rain pun tersipu malu.

"Baiknya kau sarapan dulu, jadi begitu Abe datang kau masih cantik dan bersemangat. Kalau kau tak sarapan, begitu Abe datang kamu malah lemes"

Rain tertawa kencang, dia memang terlalu bersemangat untuk pertemuannya kali ini.

"Ya dech aku mau sarapan dulu, kamu mau titip"

"Tumben kamu baik"

"Aku baik kamu bilang tumben, giliran aku pelit komentar pula...haaaah dasar Una"

Tak lama kemudian mereka pun sarapan bersama diruang tengah.

Rain nampak semakin tak sabar bertemu pria pujaan hatinya itu. Waktu pun berlalu dan waktu buka mall pun akhirnya tiba. Rain bergegas mengambil tas selempang berwarna pink miliknya seraya pamit kepada Una.

"Aku pergi ya, jangan kangen...hihihi"

Melihat tingkah Rain yang mengesalkan Una pun tertawa kecut.

Setelah melalui trotar sepanjang jalan menuju mall akhirnya tiba lah Rain yang begitu girang dipintu masuk mall, baru saja melangkah tiba-tiba seseorang menepuk bahunya.

"Wah tepat waktu juga kamu" Terdengar suara Abe dari belakannya.

"Kau sudah sampai?"

"Ya dari tadi aku menunggumu disini"

"Mall nya saja baru buka"

"Entahlah aku merasa tak sabar untuk bertemu denganmu hari ini"

Rain membalas ucapan Abe dengan tersenyum, mereka nampak saling bertatapan kemudian mulai melangkah kedalam mall.

"Itu tadi aku liat ada toko baju couples, ayo kita kesana" Abe lalu menarik tangan Rain yang mungil menuju sebuah butik yang tak jauh dari tangga naik.

Rain makin salah tingkah melihat tangannya ditarik dengan lembut oleh Abe, wajahnya makin merona.

"Nah yang ini" Ujar Abe sambil menunjuk pada sebuah baju couples yang dipajang.

"Wah ini mah mahal donk" Bisik Rain.

"Kita tanya dulu harganya berapa" Balas Abe sambil mengangguk.

"Maaf kak, baju couples ini berapa ya satu setnya" Tanya Abe pada seorang pegawai butik.

"Satu setnya satu juta, satu set nya berisi hem dan celana pria serta dress wanita"

Mendengar harga baju couples itu Rain lantas melotot sambil menggelengkan kepalanya pada Abe tanda tak mau.

"Kita coba dulu" Jawab Abe sambil mengambil baju tersebut.

"Abe, ini satu juta" bisik Rain.

"Tak apa, kau pantas pakai baju mahal Rain"

Rain menepuk wajahnya dengan tangan, dia tak pernah membeli baju semahal itu. Melihat Abe bersemangat dia pun menuju kamar pas untuk mencoba baju mahal itu.

"Abe, kau mau lihat"

Abe pun bergegas melihat, "Wah bagus kan" Respon Abe saat melihat Rain.

"Tapi ini mahal, harganya satu juta" Bisik Rain lagi.

"Buka bajunya, toh yang bayar juga aku kan?"

"Abeee..." Rain menutup pintu kamar pas dan kemudian berganti baju.

Abe kemudian menuju kasir dan membayar baju tersebut.

"Ini ya kak, terima kasih sudah berbelanja di Butik kami" Kasir butik itu dengan ramah memberikan tas baju yang telah dilipatnya kepada Abe.

"Ok nona, kau suka kan bajunya?"

"Suka, terima kasih ya. Itu baju mahal pertamaku"

"Kau harus tampak cantik sabtu nanti ya"

"Iya Abe. pasti"

"Make up nya aku sudah siapkan MUA untuk mu, kau pasti tak pandai berdandan kan?" Goda Abe.

"Kenapa harus cantik?"

"Karena aku akan memperkenalkanmu pada kedua orang tuaku"

"Apaaa...." Rain melotot melihat Abe.

"Kenapa, kau tak mau?"

"Kepalaku pusing" Rain nampak memegang kepalanya sambil menunduk.

"Ayo lah, eh kau punya sepatu kan, jangan bilang kau tak punya"

"Aku kemana-mana pake sendal jepit, paling bagus aku pake sepatu kuliah. Mana punya aku sepatu pesta"

"Ok, kita beli sekalian ya"

"Abe sudahlah, pasti kau mau belikan aku sepatu mahal kan, sudahlah jangan terima kasih. Biar ku pinjam temanku saja"

"Rain, aku kan sudah bilang kau harus cantik. Ayo pilih mana yang kau mau. Abe ini orang penting, masa tak kuat belikan kau sepatu mahal"

"Orang penting?" Rain terdiam

"Iya nanti ku ceritakan, sekarang belum waktunya"

"Memangnya kau siapa?" Rain penasaran.

"Eh liat itu, sepatu itu nampak muat dikakimu" Abe mencoba mengalihkan pembicaraan.

Rain menghampiri sepatu yang dimaksud Abe, dia kemudian membalikkan sepatu berharap bisa mengetahui harga sepatu itu.

"Abe jangan, ini 500ribu" Rain kemudian mengembalikan sepatu itu diposisi awal.

"Coba dulu" Bisik Abe sambil membungkuk memasukkan sepatu itu ke kaki Rain yang mengenakan sendal butut.

Rain hanya diam saja, sedang Abe terus berkeliling mencari sepatu yang sekiranya disukai oleh Rain.

"Yang ini ya?" Tanya Abe sambil membawakan sebuah sepatu yang nampak sangat mahal.

"Terserah kamu saja"

Abe pun bergegas menuju kasir.

"Satu juta delapan ratus ribu rupiah, mau dibayar cash atau dabet pak?" Tanya kasir kepada Abe.

"Debet saja" Abe mengulurkan tanganya menyerahkan kartu debetnya.

Rain yang mendengar harga sepatu itu hanya tertunduk tak berkata apapun. Antara malu, bingung dan senang diapun hanya menatap Abe yang berjalan menghampirinya.

"Ok, baju dan sepatu sudah. Apa lagi ya?"

"Sudah Abe, ini sudah terlalu banyak. Kau hanya membuatku sungkan."

"Aaah, tas tanganya belum"

"Abe sudah"

"Hey jangan begitu, aku lagi baik. Jangan bikin hatiku sedih"

Dengan langkah gontai Rain pun mengikuti pria pujaan hatinya itu, dia sesekali menarik nafas sambil memejamkan mata.

"Cluche ini berapa?" Tanya Abe pada pegawai toko.

"Lima ratus ribu rupiah"

"Saya ambil satu" Ujar Abe sambil menyerahkan kartu ATMnya.

Rain hanya menggeleng-gelengkan kepala tak tau lagi harus berkata apa.

"Kau senang?" Tanya Abe

"Kau membuatku malu"

"Kenapa?"

"Ini terlalu banyak untukku"

"Kita ngopi ditempat biasa ya, aku ingin kau tau sesuatu"

"Sesuatu apa lagi?"

"Ayolah, biasanya kau selalu bersemangat kalau kau bertemu aku"

"Iya bersemangat tapi ini semua hanya......"

Belum selesai Rain menanggapi perkataan Abe, tangannya sudah ditarik menuju tangga.

Sesampai di cafe langganan mereka Abe memilih duduk dibagian pojok dekat dengan sebuah lampu tempel.

"Pelayan, saya pesan kopi susu dua ya"

"Baik ditunggu ya kak" Jawab pelayan sambil berlalu.

"Ok aku akan ceritakan kepadamu siapa aku" Abe mulai bercerita.

"Sebenarnya aku adalah seorang dosen yang diperbantukan di Indonesia"

"Memangnya kau orang mana?"

"Mamaku orang Indonesia sedang papaku seorang Jepang, memangnya aku tak nampak seperti orang Jepang ya"

"Enggak" Jawab Rain polos.

"Aku juga pejabat negara, jadi kau harus mulai menjaga penampilanmu jika kau ingin menjadi pacarku"

Begitu kata terakhir Abe terdengar Rain kembali menunduk.

"Kenapa?"

"Aku rasa aku tak pantas untukmu"

"Kenapa begitu?"

"Aku hanya tak mau merepotkan mu, aku hanya gadis desa dari keluarga miskin. Mana pantas aku bersama kau yang 'Pejabat'. Abe sudahlah"

Belum selesai Rain berbicara ponselnya pun berbunyi.

"Ibu..." Ujar Rain kaget

"Kenapa?" tanya Abe

Jarang-jarang Ibu menelepon ku

"Halo" Jawab Rain

"Rain, pulang nak, ayah masuk rumah sakit. Cepat"

"Rain pulang ibu"

Rain pun bergegas berdiri dari duduknya, Abe pun mencegahnya.

"Tunggu biar ku antar kau pulang, aku bayar pesanan kita dulu"

Mereka pun bergegas menuju tempat parkir dan Abe pun melajukan mobilnya meninggalkan mall.

"Rumahmu dimana?"

"Kepanjen, kau beneran mau mengantarku?"

"Kau ini, kau sedang dalam mobilku masih nanya"

"Iya maaf"

"Beri tau aku jalan menuju rumah sakit ya"

Selama perjalanan menuju kepanjen Rain nampak sangat bingung, Ayahnya memang sudah lima tahun ini mengidap diabetes. Terkadan jika gula darahnya naik ayah sering tak sadarkan diri.

Abe yang tau betul kegundahan Rain hanya bisa tetap menatap jalan raya hingga tak lama kemudian merekapun sampai dirumah sakit.

=====

Bagaimana kelanjutan cerita cinta Rain, ikuti terus ya

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan Palsu    Bab. 29 Harus Pulang

    Setelah kejadian penuduhan terhadap Una, kini Rain semakin tau siapa Ibu Kara. Dia jadi lebih hati-hati pada asisten rumah tangganya itu. Tak banyak bicara dia kini pada Ibu Kara. Setiap wanita paruh baya itu mengajaknya berbicara dia kini memilih untuk banyak diam."Kenapa kau jadi seperti itu Rain?" Tanya ibunya"Kenapa bu?""Kau jadi tampak berbeda sekang.""Tidak ada yang terjadi, aku hanya berhati-hati pada asisten rumah tanggaku saja"====Hari ini Rain memberanikan diri untuk pergi kekampus, sudah banyak sekali ketertinggalannya distudinya ini. Setelah bersiap diapun kemudian berpamitan dengan Abe."Aku pegi kuliah dulu ya." Pamit Rain"Baiklah, hati-hati." Jawab Abe dingin.Rain membuka pintu dan pergi sambil melambaikan tangannya tanpa balasan dari suaminya.Saat sampai dikampur Rain sedikit heran, mengapa kampus tampak sepi berbeda dari hari-hari biasanya."Rain..." Seru seseorang dari belakang

  • Pernikahan Palsu    Bab. 28 Una Diusir

    Pagi ini udara di Malang sangat sejuk, embut turun dengan begitu indah membuat suasana menjadi sangat lembut. Rain bersiap untuk pergi kuliah karena minggu lalu tak datang satu haripun karena mengurusi suaminya dirumah sakit.Tak mau menghabiskan waktu, diapun segera turun untuk sarapan pagi. Ibu Kara nampak sudah menyiapkan sepotong roti dengan selai anggur kesukaannya beserta segelas susu yang selalu harus diminum anggota keluarga Abe setiap hari.Setelah Rain menyelesaikan sarapannya Unapun menghampiri."Hari ini kau akan berangkat kuliah juga?" Tanya Una"Iya aku sudah ketinggalan jauh sekali" Ujar Rain sambil menghela nafas panjang.Una kemudian membuka tas yang dibawanya, dia kemudian terkaget ketika melihat didalam tasnya itu ada sebuah benda yang tak dikenalnya."Hei itukan..." Teriak Rain kaget melihat sapu tangan Abe ada didalam tas sahabatnya itu."Rain aku tidak tau bagaimana benda ini ada disini" Ujar Una terkaget

  • Pernikahan Palsu    Bab. 27 Pulang Ke Malang

    Hari ini Keluarga Abe memilih pulang ke Malang untuk masa penyembuhan Abe, Mereka merasa jika tinggal di Surabaya, Abe ngak akan bisa istirahat secara total karena dia akan selalu menginggat akan pekerjaannya yang tak pernah berkurang.Mobil pun disiapkan untuk keberangkatan mereka semua ke Malang, tak lupa mereka membawa sedikit perbekalan untuk cemilan selama diperjalanan.Setelah semua siap merekapun berangkat. Perjalanan hari ini tanpa hambatan, cukup 2 jam saja mereka sudah tiba dirumah Malang."Selamat datang" Sambut Ibu Rain saat mereka membuka pintu"Ibu apa kabar?" Rain menyapa dengan penuh kerinduan"Alhamdulillah baik. Ibu dan Ibu Kara sudah memasak untuk kalian semua, ayo segera disantap. Kalian pasti kelaparan.""Terima kasih, yuk kita makan" dan merekapun bergegas menuju ruang makan.Obrolan ringanpun bersautan terdengar selama makan siang itu, ayam goreng buatan ibu laris disantap anak-anak sedang Abe lebih memilih maka

  • Pernikahan Palsu    Bab. 26 Sehari Dengan Gia

    Sorepun menjelang, Gia yang terlelap akhirnya terbangun. Begitu bangun dia segera meminta duduk disamping papinya."Gia peluk papi ya, biar papi cepat sembuh" Gia kemudian memeluk Abe dengan manja"Gia kangen papi ya?" Abe nemerima pelukan putri kecilnya itu dengan sangat mesra"Iya papi jangan sakit, Gia sediiiiiiih kalau papi ngak peluk Gia""Papi ngak lama kok sakitnya, setelah sembuh papi janji ngak akan sakit lagi biar bisa peluk Gia terus ya""Iya papi, tapi papi ya kakak Gio sekarang ngak mau bobo bareng Gia lagi""Kenapa begitu?" Tanya Abe"Katanya Gia kalau nangis kenceng, bikin pusing"Melihat tingkah Gia, Rainpun tak kuasa menahan gemes."Gia, boleh mami cubit pipinya?" Pinta Rain sambil mencubit Gia"Mami gemes ya sama aku, ya kan aku anak papi yang paling gemesin"Saat Rain sedang berbincang dengan Gia tiba-tiba Isa masuk keruangan itu dengan wajah tak senang."Gia sedang apa disini? Ayo

  • Pernikahan Palsu    Bab. 25 Kuliah Rain Terbengkalai

    Sakitnya Abe hingga dirawat dirumah sakit, membuat Rain tak dapat mengikuti praktikum yang sudah dia jadwalkan minggu lalu. Hal ini membuat pihak kampus menghubunginya via sambungan telepon.Kriiinggg... Ponsel Rain berbunyi kencang"Halo.." Rain menjawab singkat"Selamat pagi, benar ini Rain Purnamawati?" Tanya penelepon dengan sopan"Benar itu saya, maaf ini dengan siapa ya?""Ini dari kampus kak, kakak minggu ini ada jadwal praktikum tapi tidak kakak hadiri""Oh iya, maaf saya lupa. Suami saya sakit. Jadi bagaimana ya?""Masih bisa dijadwalkan ulang kak, tapi baru semester depan""Mmmm... ya sudah tak apa biar semester depan saya ulang, saya tidak bisa meninggalkan suami saya saat ini.""Tak apa kak, saya hanya menyampaikan saja""Terima kasih infonya ya"Rain kemudian menutup sambungan telepon tadi dengan wajah sedih."Kamu kenapa?" Tanya Abe yang masih terbaring lemah ditempat tidur"Tadi

  • Pernikahan Palsu    Bab. 24 Merawat Abe Yang Sakit

    "Raiiin..." Bisik Abe sambil meraih tangang istrinyaRain terbangun dan segera menghilangkan kantuknya"Ada apa?""Pasangkan pispot... aku mau buang air kecil""Pasang? Pispot itu yang mana?" Rain kebingungan"Biasanya ada dibawah tempat tidur"Rain membungkuk dan melihat sebuah benda berbahan stainless, setelah meraihnya Rain nampak kebingungan"Bagaimana memasangnya?""Aku mau pipis, buruan sedikit kenapa sih?" Abe mulai kesalRain yang kebingungan kemudian mencoba memasangkan pispot untuk Abe."Aku harus memegang....""Cepat kau mau aku mengotori kasur ku""Iya sabar"Rain hanya menutup matanya sambil menunggu suaminya itu selesai buang air kecil. Dia tak menyangka merawat orang sakit benar-benar butuh keberanian yang besar. Setelah Abe selesai, Rain kemudian nampak bingung melepas pispot tersebut."Apa yang kau lihat..." Abe nampak tak nyaman"Ah tidak.. baik... sebenta

  • Pernikahan Palsu    Bab. 23 Abe Sakit

    Tiba didalam kamarnya perut Abe terasa sangat sakit, seperti ditendang dengan sangat kencang. Abe yang tak kuasa dengan rasa sakit itu kemudian berteriak dengan sangat keras."Aaaaah...." Abe tersungkur sambil memegangi perutnyaRain yang mendengar teriakan suaminya itu dari balik kamar segera menghampiri dengan sangat cemas."Abe.. ada apa?" Rain mencoba menbaringkan suaminya yang masih sangat kesakitan"Papi.... papi kenapa?" Lia menghampiri papinya sambil berusaha menghubungi dokter lewat ponselnya"Halo dokter, papiku sakit tolong kemari... cepatttt" Pekik Lia sambil terus memeluk papinya"Ada apa ini?" Mama menghampiri sambil terkaget"Sakit ma, perutku sakit sekali" Jawab Abe sambil terus memegangin perutnya."Beri Abe ruang, ayo bawakan air hangat untuk meredam sakitnya" Perintah mama pada Lia dan Rain."Baik ma, aku saja yang ambilkan" Ujar Rain sambil bergegas menuju dapur.Tak berapa lama kemudian Rain m

  • Pernikahan Palsu    Bab. 22 Maksud Hati Apa Daya

    Tak terasa malampun tiba dan Rain kembali kekamarnya, sebelum sampai ditangga rumah ponselnya berdering. Buru-buru Rain menjawab panggilan telepon itu."Halo..." Rain menjawab dengan nada lirih"Hai Rain, besok ada kurir yang akan antarkan teko untuk menggantikan teko nenek yang kau pecahkan" Terdengar Abe berbicara sedikit terburu-buru""Baiklah, oh iya aku mau minta ijin. Temanku Una mau tinggal disini dengan ku, Apa boleh?""Terserah kau saja, aku sedang sibuk" Jawab Abe singkat."Oooh, baiklah salam ke......" Belum selesai Rain mengucapkan salam Abe sudah lebih dulu menutup teleponnya.Mendengar ijin Abe, Rain tersenyum lebar. Dia kemudian berjalan dengan setengah berlari menuju kamar tidurnya."Ibu, tadi Abe sudah mengijinkan Una tinggal disini" Rain sangat riang"Kau ini, apa kau tak pertimbangkan apa yang ibu bilang tadi""Ibu jangan begitu, Una sangat membutuhkan bantuan ku. Mengertilah""Baik, tapi jika s

  • Pernikahan Palsu    Bab. 21 Penyesalan Rain

    Setelah kejadian pecahnya teko antik milik Nenek, Rain merasa sangat bersalah. Dia berusaha menenangkan diri namun dia benar-benar tak sanggup menutupi ketakutannya itu."Sudah Rain, nanti juga Abe pasti mau mengerti" Ujar Una berusaha untuk menenangkan Rain"Kau tak tau siapa Abe, dia pasti sangat marah akan apa yang ku perbuat ini""Tapi kan memang sudah pecah mau bagaimana lagi?"Tak lama kemudian ponsel Rain kembali berdering"Abe..." Rain terkaget, dia berusaha menenangkan diri kemudian mengangkat ponselnya"Iya Abe" Jawab Rain sambil mengangkat telepon"Sudah, jangan pakai apapun dirumah itu apa lagi jika barang itu punya keluargaku." Abe terdengar sangat marah"Iya, tadi aku tidak sengaja...""Nanti aku ganti pokoknya sampai aku datang pakai saja barang-barang yang sudah diluar tak perlu kau mencari-cari barang yang ada dilemari""Iya Abe... Maaf"Abe langsung mematikan sambungan teleponnya, Rain tau

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status