Beranda / Young Adult / Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal / Bab 11 - Penampilan Yang Mengganggu Konsentrasi

Share

Bab 11 - Penampilan Yang Mengganggu Konsentrasi

Penulis: EYN
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-29 22:57:11
Tatapan Erland membuatnya jadi serba salah. Tiba-tiba saja Maureen teringat kalau saat ini dia ada di kantor. Tentu saja penampilan seperti ini akan dinilai buruk kalau dilihat karyawan lain.

Kalau dipikir-pikir penampilannya saat seperti ini seperti baru saja... ah, tidak, tidak. Maureen tidak sampai hati melanjutkan pikirannya.

"Erland, apa tidak ada pakaian lain yang lebih baik? Celana panjang misalnya..." Maureen bersuara dengan sangat pelan. Level percaya dirinya turun ke titik nol. Maureen bahkan menarik-narik kemeja yang dia pakai. Meski panjang kemeja Erland mencapai lututnya, tetap saja Maureen merasa kakinya terekspos.

"Masih untung ada kemeja itu. Kalau tidak, bisa-bisa kamu menunggu tanpa busana," jawab Erland asal. Dia berusaha meredakan gejolak yang sempat naik tanpa permisi.

"Ck! Aku rasa tidak pantas memakai pakaian seperti ini saat berada di kantor," keluh Maureen.

"Tidak pantas itu kalau kamu keliling kantor memakai baju seperti itu. Disini tidak akan ada orang y
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 42 - Merasa Sayang, Peluk Dan Cium

    Protes keras, Erland meninggalkan Maureen dan masuk ke kamarnya.Klik!Maureen ternganga saat mendengar suara pintu terkunci."Ya ampun! Aneh sekali si Erland. Dia kenapa sih?" gumamnya, menyusul Erland."Erland! Woi, Erland!" serunya mengetuk pintu kamar, tapi tidak mendapat jawaban.Maureen mengangkat bahu, lalu kembali ke meja makan dan menikmati makan malamnya sambil memikirkan kelakuan Erland yang seperti anak kecil ngambek karena hendak ditinggal pergi oleh Ibunya.Dan, sebuah ide terlintas di benak Maureen."Dia bilang jangan mencarinya malam ini. Jadi, maksudnya aku boleh pamit pagi-pagi sebelum pergi kan?" gumamnya sambil tersenyum penuh kemenangan.Pagi-pagi sekali, Maureen sudah rapi. Masih ada waktu sekitar satu jam lebih sebelum pesawatnya berangkat.Pelan-pelan, Maureen masuk ke dalam kamar Erland menggunakan kunci cadangan. Kamar hanya diterangi oleh lampu tidur. Erland terlihat masih tidur dengan posisi memunggungi dirinya."Erland...," panggil Mauren lembut, memandang

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 41 - Aku Menginginkan Kamu

    "Apakah kalau aku bersikap manis, maka kamu mau bersamaku terus malam ini?" Maureen mengerjap, tidak tahu harus merespon apa pertanyaan Erland barusan. "Temani aku tidur sampai pagi," pinta Erland dengan mata terus melekat pada gadis yang berstatus istrinya. "Kamu yakin?" tanya Maureen. Erland mengangguk. "Aku mau kamu malam ini." "O'ya?" "Ya. Ternyata aku menginginkan kamu," bisik Erland di telinga Maureen. Maureen memejamkan mata, menahan supaya tidak jatuh dalam pesona Erland. "Apa kamu benar-benar bahagia bersamaku?" uji Maureen sekali lagi. Kali ini dia membuka mata dan menatap Erland dalam-dalam. Pertanyaan ini membuat Erland mulai berpikir. Kecantikan Maureen, sikap yang apa adanya, lalu tingkahnya yang menggemaskan. Ya. Maureen membuatnya nyaman. "Aku bahagia bersamamu. Aku benar-benar menginginkan kamu," jawab Erland dengan suara berbisik. "Tapi, Erland," Maureen menangkupkan kedua telapak tangannya ke pipi Erland sambil menatap dengan lembut, "Kamu adalah tipe la

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 40 - Menghabiskan Malam Bersama

    "Kenapa? Bagaimana kalau kita pulang?" bisik Erland, tangannya semakin liar menjelajah. "Kita lanjutkan pestanya di rumah. Berdua saja...""Huh!" Maureen melotot kesal karena Erland sama sekali tidak peka kalau perutnya lapar."Acaranya membosankan sekali. Iya kan?" tanya Erland sok polos, tanpa canggung mengecup pundak Maureen.Maureen terjengit. Matanya melirik ke kanan dan kiri, berharap tidak ada yang memperhatikan mereka."Untunglah, orang-orang itu sedang fokus ke pembawa acara," batinnya lega."EHM!" Deheman Reinner kembali mengagetkan Maureen. Dia mendongak."Sebaiknya kamu turuti ajakan suamimu untuk pulang, Reen. Sorry, ini demi kebaikan bersama. Aku khawatir akan terjadi hal yang diinginkan oleh Erland disini," celetuk Reinner dengan raur datar."Rein...," desisnya, kehilangan kata-kata. Malunya sampai ubun-ubun. 'Aksi' Erland ternyata diketahui oleh Reinner.Berbeda dengan Maureen, Erland tidak terlihat canggung sama sekali. Seakan mendapat dukungan, dia menggamit tangan Ma

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 39 - Tergoda Pada Punggung Terbuka

    "Maaf. Begitu sampai, aku langsung sibuk. Rencananya besok aku akan menemuimu." Reinner membalas pelukan Maureen, tapi dengan segera melerai pelukan mereka. "Datang bersama suami tercinta, hm?" tanya Reinner, menahan diri untuk memuji Maureen yang mempesona malam ini. "Tuh! Orangnya disana. Aku diabaikan." Maureen mencebikkan bibir kearah Erland dan gerombolannya. Cara bicaranya seperti gadis kecil yang sedang mengadu tentang temannya yang nakal. "Businessman butuh relasi. Erland sedang membangun relasi sebanyak mungkin," hibur Reinner dengan sabar, sebisa mungkin mengurangi sentuhan fisik diantara mereka. "Relasi sih relasi. Tapi, menurutku, dia itu tidak bertanggung jawab. Dia yang mengajak, tapi dia pula yang membiarkan aku kelaparan," keluh Maureen. Hidungnya mengendus aroma gurih fish and chip bercampur jamur panggang membuat Maureen meneteskan air liur. Reinner tertawa pelan melihat ekspresi Maureen yang menggemaskan. "Jadi, sebenarnya kamu kesal karena diabaikan atau karena

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 38 - Saling Menggoda

    "Ada apa denganmu? Kamu terpesona padaku? Aku cantik kan?" Maureen memberondong Erland dengan pertanyaan. Semuanya diucapkan gadis itu dengan sangat percaya diri. Erland berdehem beberapa kali. Dia menatap Maureen tak berkedip, dari ujung kepala hingga ujung kaki tanpa menyembunyikan kekagumannya. "Can-cantik... cantik sekali," pujinya dengan canggung. "O'ya?" pekik Maureen girang. Hatinya seakan terbang ke luar angkasa. Kalau tidak malu, mungkin dia sudah salto atau loncat-loncat saking senangnya. Erland sangat pelit pujian. Kalau sampai dia memuji, berarti itu yang sebenarnya. "Ayo masuk!" ajak Erland, ingin menyudahi kecanggungan yang tiba-tiba menyeruak dari dalam diri. "Ayo," angguk Maureen sambil berbalik badan, dan mata Erland langsung membelalak lebar. "Sial! Harusnya aku tidak memilih baju ini untukmu!" gerutu laki-laki itu, menyalahkan diri sendiri. Meski rambut Maureen dibiarkan tergerai, ternyata masih kurang panjang untuk menutupi pungggungnya yang terbuka. Erlan

  • Pernikahan Rahasia Dengan Tuan Muda Berandal   Bab 37 - Istri Tercinta

    Sesaat Erland berdiri canggung. Jujur hatinya bergetar setiap melihat wanita yang sudah melahirkannya ini. "Kalau Ibuku datang berkunjung, pasti aku akan senang sekali." Suara Maureen terngiang di kepalanya, seakan mengingatkannya untuk memperlakukan Lillian dengan lebih sopan. “Terima kasih sudah datang, Nak," ucap Lillian akhirnya. Suara lembutnya menyusup masuk ke telinga Erland, lalu merasuk hingga ke dalam hatinya. Terasa hangat dan tulus. "Aku kesini karena mengantar Maureen. Kalau bukan demi dia, aku tidak akan pernah mau menginjakkan kaki kesini," ucap Erland dengan nada tajam. Ah, lagi-lagi Erland mengeraskan hati. Dia sedikit berbohong pada Lillian, padahal Maureen tidak pernah mengusulkan untuk datang ke Oddelia House. Ini semua murni idenya karena melihat rancangan Lillian sangat pas di tubuh Maureen. Lillian tersenyum penuh pengertian, tatapannya teduh saat berkata, "Apapun alasanmu datang, aku tetap berterima kasih atas kunjungannya. "Aku ada urusan penting," jawab

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status