Share

Bab 11

Author: Cintya
Begitu tubuhnya diletakkan di atas ranjang, Kezia langsung berguling ke sisi dalam ranjang, menarik selimut, dan membungkus dirinya yang hanya mengenakan piama tipis bertali.

Setiap kali harus bersentuhan dekat dengan pria itu, Kezia tetap saja merasa sedikit malu. Jantungnya pun tak kuasa berdetak makin cepat. Dia sama sekali tidak berani menatap Landon.

Kini tubuh Kezia meringkuk, sementara wajah mungilnya memerah dalam balutan kulit putih pucat. Dia terlihat begitu cantik seperti memakai perona pipi. Tatapan dan ekspresi malunya membuatnya terlihat manis sekaligus menggoda.

Jakun Landon bergerak naik turun. Dia mengangkat dagu Kezia, menatap matanya yang basah berair, lalu menunduk dan mencium bibirnya.

Kezia memejamkan mata dan membiarkan dirinya merasakan kekuatan pria itu. Tubuh Landon perlahan menindihnya, lalu menutupi tubuh mungilnya sepenuhnya. Ketegangan mulai muncul. Tubuhnya menegang karena setiap gerakan pria itu ....

Landon menyadarinya. Dia sedikit mengangkat tubuh dengan alisnya mengerut seperti tidak senang. Dia segera bertanya, "Kenapa? Nggak mau?"

Landon memang tidak pernah memaksa wanita. Menurutnya, itu tidak ada artinya. Kezia juga tahu betul sifatnya. Daripada bilang pria itu tidak suka memaksa, lebih tepat jika dibilang bahwa dingin yang mengakar dalam dirinya, serta sifat angkuh dan elegan yang sudah melekat sejak lahir, membuatnya tak sudi untuk memaksa siapa pun.

Hanya saja kalau Kezia tidak mau, masih ada bertruk-truk wanita lain yang dengan senang hati akan melayani Landon.

Kezia pun mengangkat tangan halusnya dan memeluk pria itu. Dia mencium bibirnya dan berkata pelan, "Bukan nggak mau. Cuma sedikit gugup ...."

"Kenapa gugup? Ini bukan pertama kalinya, 'kan?" tanya Landon.

Kezia sontak kehabisan kata-kata. Ini memang bukan pertama kali, tetapi waktu pertama kali dulu, dia sama sekali tidak merasa apa-apa selain sakit.

Kezia mengecup dagu pria itu sambil berbisik, "Waktu pertama kali, kamu bikin aku sakit. Sejak itu setiap kali melakukannya denganmu, aku pasti tegang."

Itu memang kenyataan. Hubungan pertama mereka bukan pengalaman yang menyenangkan dan bahkan sempat meninggalkan trauma di hati Kezia.

Tatapan Landon terlihat terkejut. Dia lalu bertanya, "Waktu itu, aku terlalu kasar?"

Kezia mengiakannya. Segera setelah itu, Landon bertanya lagi, "Seberapa kasar?"

Kezia merespons, "Kamu nggak memedulikan penolakanku dan memaksa tetap lanjut. Rasanya seperti diperkosa. Menurutmu, itu nggak kasar?"

Alis Landon tiba-tiba berkedut keras. Dia mengangkat tangan dan menekannya perlahan. Ingatannya mulai kembali. Sepertinya, memang ada kejadian seperti itu. Dia menjelaskan, "Mungkin waktu itu aku kebanyakan minum, jadi ...."

"Ya, aku tahu." Kezia mengatakannya bukan untuk menarik simpati pria itu. Lagi pula, kejadian itu sudah lama berlalu. Bayangan kelam di hatinya pun perlahan mulai menghilang.

Itu sebabnya, Kezia kembali mendekat dan melekatkan tubuhnya yang lembut ke tubuh pria itu. Dia bertanya dengan nada menggoda, "Jadi, kamu masih mau lanjut?"

Tangan besar penuh tenaga Landon menahan pinggang rampingnya. Dada bidang pria itu menindih tubuhnya kembali. Landon menyipitkan mata tajamnya sambil bertanya, "Kamu lagi menggodaku?"

Kezia berucap sembari mengangguk serius, "Ya, aku lagi menggoda kamu."

Kejujurannya membuat Landon merasa senang. Mata gelapnya yang dalam itu terselip sedikit rasa hangat dan tawa. Dia menunduk dan mengecup bibirnya dengan dalam, lalu berujar, "Kalau begitu, sesuai keinginanmu."

Suhu di dalam kamar pun dengan cepat mulai naik. Pemandangannya menjadi intim dan penuh gairah. Kezia dibuat tidak karuan olehnya, jiwanya seperti tercerai-berai. Landon memang punya stamina luar biasa. Malam ini, dia lebih kuat dari biasanya.

Di tengah kesadarannya yang naik turun, Kezia masih ingat satu hal yang paling penting. Dengan kedua tangan memeluk erat pinggang pria itu yang berotot, dia mengerang pelan sambil berbisik, "Biaya rumah sakit ayahku ...."

Landon menghentikan gerakannya sejenak. Alisnya yang indah terlihat mengerut, seolah tak bisa dikendalikan. Namun ekspresinya segera kembali normal, lalu dia melanjutkan gerakannya sambil menjawab, "Besok, uangnya akan dikirim ke rumah sakit. Tenang saja."

Mendengar janji itu, Kezia akhirnya bisa benar-benar tenang. Dia diam-diam menerima gerakan pria itu yang makin dalam.

Hanya saja entah kenapa, Kezia merasa bahwa pria itu yang tadi masih cukup lembut, tiba-tiba berubah menjadi sedikit kasar. Setiap gerakannya terasa lebih kuat dan pinggangnya ditekan dengan keras, seperti sedang menghukumnya atau kesal karena sesuatu.

Landon menatap wajah Kezia yang manis dan menggoda di bawahnya. Wajah tampannya mulai terlihat muram. Ternyata, dia menggoda duluan hanya demi ayahnya. Ada rasa tidak senang yang muncul dalam hatinya.

Landon mendengus dingin, lalu gerakannya menjadi lebih keras dan tak kenal ampun. Sampai akhirnya Kezia tak tahan lagi. Dia menangis pelan dan memohon agar dia berhenti.

Barulah saat itu, suasana hati Landon membaik sedikit. Gerakannya yang kasar juga kembali lembut seperti sebelumnya. Sungguh pria yang licik dan manipulatif.
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 100

    Landon kembali ke Kota Badaga. Tempat pertama yang dia tuju adalah rumah sakit. Yukio terluka. Kalau dia tidak datang menjenguk, rasanya tidak pantas.Saat pintu kamar rumah sakit terbuka, Yukio belum tidur. Dia sedang memejamkan mata sambil beristirahat. Mendengar suara langkah kaki dan aroma maskulin yang familier, dia tak perlu membuka mata untuk tahu siapa yang datang."Aduh ...." Yukio mengerang pelan. Matanya tertutup rapat, wajahnya tampak lemah dan penuh penderitaan.Landon menarik kursi dan duduk di sisi ranjang. Yukio perlahan membuka mata, menampilkan tatapan lemah dan bingung."Landon? Kamu ... kapan kamu masuk?" tanya Yukio dengan lirih, lalu berusaha bangkit.Landon menahan bahunya. "Jangan bergerak, istirahat saja."Yukio kembali berbaring, wajahnya pucat pasi. "Dari mana kamu tahu aku dirawat?""Dengar dari siaran radio.""Aku sudah duga. Pasti paparazi memotretku waktu aku diantar ke rumah sakit. Aku sudah minta manajerku atur semuanya, semoga berita itu nggak terlalu

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 99

    'Tsk, tsk.' Calvin berdecak dalam hati, lalu berdeham. "Bos lagi nunggu telepon dari istri ya?"Landon meliriknya dengan dingin. "Kamu ini makin berani saja sekarang."Calvin mencebik. Masa tanya begitu saja salah?Tiba-tiba, ponsel berbunyi. Calvin belum sempat bereaksi, Landon sudah langsung meraih dan mengangkatnya. "Halo?""Tuan Landon, ini aku."Nada suara Landon langsung turun. "Bi Wanda."Wanda yang berada di seberang telepon agak heran, mendengar nada tak senang dari Landon. "Kenapa? Tuan kira ini siapa?"Ya ... dia pikir itu Kezia. Namun, ternyata ....Landon menggigit bibir, tak menjawab langsung. "Ada apa, Bi Wanda?""Nggak ada apa-apa. Cuma mau kasih kabar, dua hari lagi aku sudah bisa pulang. Untuk dua hari ini, Tuan dan Nyonya urus diri sendiri dulu ya ....""Kamu nggak di rumah?" Landon langsung menyela."Ya, dua hari ini aku di luar. Anak keluargaku sakit, jadi aku bantuin jaga. Aku sudah telepon Tuan, tapi nggak diangkat, jadi aku kasih tahu Nyonya saja. Nyonya nggak b

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 98

    Sekalipun Kezia bodoh, dia tetap bisa menyadari bahwa mereka berniat mencelakainya."Kamu mau apa? Jangan sentuh aku!" Kezia menepis tangan pria berbaju hitam yang mencoba menariknya turun.Pria itu tetap memaksa. "Silakan turun, Nona."Mereka ingin membunuhnya! Itulah yang terlintas cepat di benaknya. Apabila sesuatu terjadi padanya di sini, Yukio bisa lepas tangan. Tanpa bukti, dia bahkan bisa menyalahkan Kezia karena menuduhnya tanpa dasar.Apa pun yang terjadi, dia tidak boleh keluar dari mobil ini!Namun, pengawal Yukio bukan orang biasa. Tenaganya terlalu besar. Karena panik, Kezia refleks memeluk lengan Yukio. "Yukio, kamu ini artis. Percaya nggak, besok aku bakal sebar berita bahwa kamu menindasku, membawa orang biasa sepertiku ke tempat sepi di tengah malam begini. Apa niatmu, hah?"Ekspresi Yukio langsung berubah dingin. Dia juga malas berpura-pura lagi. "Lepaskan! Ini baju rancangan desainer luar negeri! Kamu bisa ganti kalau rusak?""Aku suruh kamu lepas! Dengar nggak?" Kar

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 97

    Kezia tidak ingin bertele-tele dengan wanita itu, jadi dia langsung masuk ke pokok pembicaraan.Yukio mengangkat tangannya, memeriksa kuku yang baru saja dia buat siang tadi, lalu mengangkat ekor matanya dengan angkuh. "Aku bisa kasih kamu 20 miliar, tapi apa balasannya?"Kezia menatapnya. "Bukankah kamu ingin aku meninggalkan Landon?""Kamu ingin meninggalkannya?" Yukio balik bertanya.Kezia tertawa ringan, tubuhnya bersandar dengan santai ke kursi, ekspresinya tidak acuh. "Dua puluh miliar itu jumlah yang besar. Kalau aku hemat, mungkin seumur hidup nggak akan habis. Kalau aku pintar dan investasikan dalam usaha, mungkin bisa untung 20 miliar lagi.""Kalau kamu benar-benar mau melakukan transaksi seuntung ini, kenapa nggak? Terima kasih, uang ini akan kugunakan sebaik mungkin."Dalam hati, Yukio mengejek Kezia yang menurutnya sangat bodoh. Harta Landon jauh lebih banyak dari 20 miliar. Kalau Kezia bisa menyenangkan hatinya, dia bisa menikmati seluruh kekayaan itu. Namun, pemikiran Ke

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 96

    Pintu mobil terbuka. Seorang pria berpakaian serba hitam keluar dari dalam mobil dan berjalan ke arah Kezia. "Nona Kezia."Kezia mengangkat kepala dan menatapnya dengan dahi berkerut. "Siapa kamu?"Pria berbaju hitam itu menunjuk ke arah mobil di samping. "Nona Kezia, Nona Yukio ingin bertemu denganmu."Yukio? Kezia langsung mengenalinya. Pria ini adalah pengawal Yukio yang pernah dia lihat di kafe waktu itu."Ada urusan apa?" tanya Kezia dengan suara datar.Pengawal itu menunjuk pintu belakang mobil dan menurunkan suaranya. "Nona Yukio ingin bicara langsung. Silakan naik ke mobil."Ternyata benar Yukio."Maaf, tolong sampaikan pada nonamu, aku sedang nggak ada waktu." Kezia menolak dengan tegas. Dia benar-benar tidak ingin terlalu banyak berurusan dengan wanita simpanan Landon itu.Seolah-olah sudah memprediksi penolakan itu, pengawal itu langsung membalas, "Nona Yukio bilang dia datang untuk menyetujui permintaan yang pernah kamu ajukan."Kezia tampak bingung. "Permintaan apa?"Penga

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 95

    Saat itu, sekelompok pejalan kaki lewat di antara mereka, memaksa Sevyn melepaskan tangan Kezia, dan hanya bisa menyaksikan Kezia terdorong oleh kerumunan dan menjauh."Kez!" teriak Sevyn dengan keras.Kezia tertegun, pikirannya penuh dengan dengungan kacau. Dunia seolah-olah menjadi sunyi senyap, dia tak bisa mendengar apa-apa.Begitu dia tersadar, Kezia bahkan tak tahu sedang berada di mana. Dia merasa linglung, tak yakin apa yang baru saja terjadi.Mungkinkah itu mimpi? Mungkinkah hanya ilusi? Ini tidak mungkin. Sevyn sudah menghilang selama bertahun-tahun, mana mungkin tiba-tiba muncul begitu saja?Pasti dia salah lihat. Pasti hanya ilusi! Lagi pula, dua malam ini dia kurang tidur. Jelas-jelas pikirannya sedang bermasalah.Namun ... sentuhan hangat di pergelangan tangannya tadi masih begitu nyata. Jelas sekali ada yang menggenggamnya barusan.Kezia berjalan seperti zombi di tengah keramaian, entah sudah sejauh apa dia melangkah, sampai akhirnya tubuhnya terasa begitu berat dan dia

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status