Share

Bab 10

Author: Cintya
Kezia baru sadar setelah beberapa saat, lalu wajahnya langsung memerah. Dia buru-buru menjelaskan dengan panik, "Bukan itu maksudku! Kamu jangan salah paham ya!"

Itu adalah pertanyaan dari teman-teman di grup obrolan. Mereka bahkan membayar untuk mendapat jawabannya. Kenapa Kezia malah dipelotot seolah-olah dia ini gadis mesum? Padahal dalam hati, dia adalah gadis yang polos dan lugu.

Kezia segera menjelaskan, "Aku cuma mau tahu lebih banyak soal kamu saja. Bagaimanapun, kamu adalah suamiku. Sebagai istri, tentu saja aku harus tahu masa lalu suamiku sendiri, 'kan?"

Siapa pun suka mendengar kata-kata manis, begitu pula dengan Landon. Meskipun sebutan "suami" itu .... Kalau dipikir-pikir lagi, ternyata dia tidak merasa risih juga.

Waktu Kezia menyebutnya "suami" dengan suara yang lembut dan manja, di hatinya seperti muncul riak kecil bak permukaan danau yang tenang disentuh bulu burung. Ada sedikit getaran yang dia sendiri juga tak mengerti.

....

Suara air dari kamar mandi masih terdengar. Kezia duduk di sofa sambil mengeringkan rambut. Tiba-tiba, ponselnya yang berada di meja teh berdering. Dia melirik layar dan langsung mengangkat. "Halo, Dokter Kenneth. Malam-malam begini, ada apa ya?"

Suara dari seberang terdengar agak canggung. "Ah, bukan apa-apa. Bu Kezia, aku cuma sekadar mau mengingatkan lagi, biaya rumah sakit sudah jatuh tempo. Jadi ...."

Mereka sudah saling kenal setahun terakhir ini. Membicarakan soal uang memang agak tidak enak, jadi Kenneth pun menjadi agak ragu-ragu.

Hanya saja, Kezia paham betul maksudnya. Dia pun membalas, "Oke, aku mengerti. Makasih sudah mengabari, Dokter Kenneth."

Setelah menutup telepon, Kezia menghela napas. Dua tahun lalu, ayahnya mengalami kecelakaan mobil. Biaya pengobatan yang mahal hampir membuatnya putus asa. Di saat itulah, Landon muncul begitu saja dalam hidupnya dan menyelamatkan dia dari situasi putus harapan.

Sejak saat itu, Kezia menikah dengannya dan Landon menanggung semua biaya rumah sakit ayahnya. Mengenai alasan pria itu mau menikahi dirinya yang biasa-biasa saja, Kezia tidak ingin tahu.

Kezia juga tidak mau membuang-buang tenaga untuk menebak-nebak. Yang penting ayahnya masih hidup, itu saja sudah cukup. Kalaupun pernikahan ini tidak ada cinta, dia juga tidak peduli.

Cinta? Kezia tersenyum hambar. Apa itu cinta? Apakah itu sesuatu yang bisa dimakan?

Kezia lalu menyalakan TV dan mengganti-ganti saluran, sampai akhirnya dia terkejut melihat bahwa semua berita tentang Landon dan Yukio benar-benar hilang. Semuanya bersih, tanpa ada jejak sama sekali.

Kezia pun melirik ke arah kamar mandi. Kalau ini memang ulah pria itu, berarti pengaruhnya benar-benar luar biasa. Hanya butuh satu hari, dia sudah berhasil membuat semua stasiun TV menutup mulut soal gosipnya. Pria ini mempunyai kekuasaan yang bisa membuat siapa pun takut.

Tak lama kemudian, Landon keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk yang dililitkan secara santai di pinggangnya yang kuat dan kokoh. Kulitnya yang kecokelatan dan kencang terlihat jelas di udara, serta memperlihatkan garis-garis otot yang terlatih.

Bertahun-tahun hidup di dunia militer telah membuat Landon memiliki bentuk tubuh yang nyaris sempurna. Perutnya rata dan berotot, dengan garis otot pinggul yang memancarkan daya tarik luar biasa ....

Kezia secara refleks menelan ludah. Astaga, pria ini benar-benar top. Meskipun sudah tidur sekamar selama setahun, setiap kali melihat pemandangan yang begitu menggoda, wajahnya tetap saja merona tanpa bisa dikendalikan.

Landon mengangkat kepala dan berjalan mendekat. Dia bertanya, "Belum tidur?"

Kezia membalas sambil menggeleng, "Lagi tunggu kamu."

"Oh?" Alis pria itu terangkat sedikit. Dia bertanya lagi, "Tanpa aku, kamu nggak bisa tidur?"

Ucapan itu terdengar penuh godaan dan bercanda, bahkan nadanya sedikit genit dan nakal. Kezia tak kuasa mengumpat dalam hati, 'Dasar pria berengsek!'

Namun, wajah cantik Kezia tetap tersenyum ketika menimpali, "Ya. Tanpa kamu, rasanya aku nggak bisa tidur. Sudah terbiasa soalnya."

Landon berjalan mendekat, lalu membungkuk dan langsung mengangkat Kezia ke dalam gendongannya. Gadis itu otomatis melingkarkan tangan ke lehernya. Dia bersandar manja di dadanya seperti gadis kecil, lalu menjilat bibirnya sebentar sebelum berusaha menyusun kata-kata. "Tadi, Dokter Kenneth dari rumah sakit meneleponku."

Landon langsung bisa menebak maksud di balik kata-katanya. Dia berbicara, "Pantas saja kamu begitu manis menungguku. Ternyata, cuma buat kasih tahu soal ini ya?"

Sungguh orang yang licik. Tebakan Landon lagi-lagi benar. Pria ini memang jago membaca pikiran.

Kezia bersandar di dada Landon yang wangi sabun. Dia tahu bahwa mengelak akan percuma. Jadi, dia langsung mengaku saja dengan santai, "Ya, benar."
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 100

    Landon kembali ke Kota Badaga. Tempat pertama yang dia tuju adalah rumah sakit. Yukio terluka. Kalau dia tidak datang menjenguk, rasanya tidak pantas.Saat pintu kamar rumah sakit terbuka, Yukio belum tidur. Dia sedang memejamkan mata sambil beristirahat. Mendengar suara langkah kaki dan aroma maskulin yang familier, dia tak perlu membuka mata untuk tahu siapa yang datang."Aduh ...." Yukio mengerang pelan. Matanya tertutup rapat, wajahnya tampak lemah dan penuh penderitaan.Landon menarik kursi dan duduk di sisi ranjang. Yukio perlahan membuka mata, menampilkan tatapan lemah dan bingung."Landon? Kamu ... kapan kamu masuk?" tanya Yukio dengan lirih, lalu berusaha bangkit.Landon menahan bahunya. "Jangan bergerak, istirahat saja."Yukio kembali berbaring, wajahnya pucat pasi. "Dari mana kamu tahu aku dirawat?""Dengar dari siaran radio.""Aku sudah duga. Pasti paparazi memotretku waktu aku diantar ke rumah sakit. Aku sudah minta manajerku atur semuanya, semoga berita itu nggak terlalu

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 99

    'Tsk, tsk.' Calvin berdecak dalam hati, lalu berdeham. "Bos lagi nunggu telepon dari istri ya?"Landon meliriknya dengan dingin. "Kamu ini makin berani saja sekarang."Calvin mencebik. Masa tanya begitu saja salah?Tiba-tiba, ponsel berbunyi. Calvin belum sempat bereaksi, Landon sudah langsung meraih dan mengangkatnya. "Halo?""Tuan Landon, ini aku."Nada suara Landon langsung turun. "Bi Wanda."Wanda yang berada di seberang telepon agak heran, mendengar nada tak senang dari Landon. "Kenapa? Tuan kira ini siapa?"Ya ... dia pikir itu Kezia. Namun, ternyata ....Landon menggigit bibir, tak menjawab langsung. "Ada apa, Bi Wanda?""Nggak ada apa-apa. Cuma mau kasih kabar, dua hari lagi aku sudah bisa pulang. Untuk dua hari ini, Tuan dan Nyonya urus diri sendiri dulu ya ....""Kamu nggak di rumah?" Landon langsung menyela."Ya, dua hari ini aku di luar. Anak keluargaku sakit, jadi aku bantuin jaga. Aku sudah telepon Tuan, tapi nggak diangkat, jadi aku kasih tahu Nyonya saja. Nyonya nggak b

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 98

    Sekalipun Kezia bodoh, dia tetap bisa menyadari bahwa mereka berniat mencelakainya."Kamu mau apa? Jangan sentuh aku!" Kezia menepis tangan pria berbaju hitam yang mencoba menariknya turun.Pria itu tetap memaksa. "Silakan turun, Nona."Mereka ingin membunuhnya! Itulah yang terlintas cepat di benaknya. Apabila sesuatu terjadi padanya di sini, Yukio bisa lepas tangan. Tanpa bukti, dia bahkan bisa menyalahkan Kezia karena menuduhnya tanpa dasar.Apa pun yang terjadi, dia tidak boleh keluar dari mobil ini!Namun, pengawal Yukio bukan orang biasa. Tenaganya terlalu besar. Karena panik, Kezia refleks memeluk lengan Yukio. "Yukio, kamu ini artis. Percaya nggak, besok aku bakal sebar berita bahwa kamu menindasku, membawa orang biasa sepertiku ke tempat sepi di tengah malam begini. Apa niatmu, hah?"Ekspresi Yukio langsung berubah dingin. Dia juga malas berpura-pura lagi. "Lepaskan! Ini baju rancangan desainer luar negeri! Kamu bisa ganti kalau rusak?""Aku suruh kamu lepas! Dengar nggak?" Kar

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 97

    Kezia tidak ingin bertele-tele dengan wanita itu, jadi dia langsung masuk ke pokok pembicaraan.Yukio mengangkat tangannya, memeriksa kuku yang baru saja dia buat siang tadi, lalu mengangkat ekor matanya dengan angkuh. "Aku bisa kasih kamu 20 miliar, tapi apa balasannya?"Kezia menatapnya. "Bukankah kamu ingin aku meninggalkan Landon?""Kamu ingin meninggalkannya?" Yukio balik bertanya.Kezia tertawa ringan, tubuhnya bersandar dengan santai ke kursi, ekspresinya tidak acuh. "Dua puluh miliar itu jumlah yang besar. Kalau aku hemat, mungkin seumur hidup nggak akan habis. Kalau aku pintar dan investasikan dalam usaha, mungkin bisa untung 20 miliar lagi.""Kalau kamu benar-benar mau melakukan transaksi seuntung ini, kenapa nggak? Terima kasih, uang ini akan kugunakan sebaik mungkin."Dalam hati, Yukio mengejek Kezia yang menurutnya sangat bodoh. Harta Landon jauh lebih banyak dari 20 miliar. Kalau Kezia bisa menyenangkan hatinya, dia bisa menikmati seluruh kekayaan itu. Namun, pemikiran Ke

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 96

    Pintu mobil terbuka. Seorang pria berpakaian serba hitam keluar dari dalam mobil dan berjalan ke arah Kezia. "Nona Kezia."Kezia mengangkat kepala dan menatapnya dengan dahi berkerut. "Siapa kamu?"Pria berbaju hitam itu menunjuk ke arah mobil di samping. "Nona Kezia, Nona Yukio ingin bertemu denganmu."Yukio? Kezia langsung mengenalinya. Pria ini adalah pengawal Yukio yang pernah dia lihat di kafe waktu itu."Ada urusan apa?" tanya Kezia dengan suara datar.Pengawal itu menunjuk pintu belakang mobil dan menurunkan suaranya. "Nona Yukio ingin bicara langsung. Silakan naik ke mobil."Ternyata benar Yukio."Maaf, tolong sampaikan pada nonamu, aku sedang nggak ada waktu." Kezia menolak dengan tegas. Dia benar-benar tidak ingin terlalu banyak berurusan dengan wanita simpanan Landon itu.Seolah-olah sudah memprediksi penolakan itu, pengawal itu langsung membalas, "Nona Yukio bilang dia datang untuk menyetujui permintaan yang pernah kamu ajukan."Kezia tampak bingung. "Permintaan apa?"Penga

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 95

    Saat itu, sekelompok pejalan kaki lewat di antara mereka, memaksa Sevyn melepaskan tangan Kezia, dan hanya bisa menyaksikan Kezia terdorong oleh kerumunan dan menjauh."Kez!" teriak Sevyn dengan keras.Kezia tertegun, pikirannya penuh dengan dengungan kacau. Dunia seolah-olah menjadi sunyi senyap, dia tak bisa mendengar apa-apa.Begitu dia tersadar, Kezia bahkan tak tahu sedang berada di mana. Dia merasa linglung, tak yakin apa yang baru saja terjadi.Mungkinkah itu mimpi? Mungkinkah hanya ilusi? Ini tidak mungkin. Sevyn sudah menghilang selama bertahun-tahun, mana mungkin tiba-tiba muncul begitu saja?Pasti dia salah lihat. Pasti hanya ilusi! Lagi pula, dua malam ini dia kurang tidur. Jelas-jelas pikirannya sedang bermasalah.Namun ... sentuhan hangat di pergelangan tangannya tadi masih begitu nyata. Jelas sekali ada yang menggenggamnya barusan.Kezia berjalan seperti zombi di tengah keramaian, entah sudah sejauh apa dia melangkah, sampai akhirnya tubuhnya terasa begitu berat dan dia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status