Share

Bab 12

Penulis: Cintya
Keesokan harinya, begitu Kezia membuka mata, dia merasakan sakit luar biasa seperti nyawanya hendak direnggut. Dia memegangi pinggang sambil mengerang pelan dan duduk perlahan.

Di tepi ranjang, tidak ada siapa-siapa. Dari kamar mandi, terdengar suara air. Sepertinya, suaminya sedang mandi.

Kejadian semalam masih begitu jelas di benak Kezia. Kemarin benar-benar malam yang gila. Dia mengambil ponsel dan menggunakannya sebagai cermin, lalu melihat jejak merah kecil di lehernya.

Kezia langsung ingin menangis. Pria itu benar-benar seperti binatang, sampai-sampai tega membuat tubuhnya babak belur begini.

Kezia menepuk-nepuk pipinya yang masih merah, lalu tengkurap di atas ranjang sambil bermain ponsel. Sudah semalaman dia tidak membuka grup obrolan. Kini, teman-temannya sudah mengobrol sampai heboh.

Isinya semua soal pertanyaan-pertanyaan aneh dan kepo tentang kehidupan pribadi Landon. Misalnya, Landon biasanya lebih suka memakai celana dalam model segitiga atau boxer?

Kezia membacanya sambil tertawa geli. Dia sama sekali tidak merasa terganggu orang lain penasaran dengan suaminya. Kemudian, dia ikut nimbrung dan mengirim pesan.

[ Ayo, siapkan uangnya! Biar aku bantu dapatkan info eksklusif buat kalian! ]

Grup obrolan WhatsApp langsung meledak. Para gadis muda yang sudah kehilangan akal sehat berebutan untuk pasang harga. Kehebohannya sudah mirip acara lelang. Namun, akhirnya ada seseorang yang merasa aneh dan bertanya dengan curiga.

[ Kezia, kamu ini cuma mahasiswi biasa. Bahkan, Leona si ratu gosip saja nggak tahu hal-hal seperti ini. Kenapa kamu bisa tahu? ]

Bagaimanapun orang yang dibahas ini bukan sembarang pria, melainkan Landon. Kezia sudah siap dengan jawabannya. Dia membalas pesan dengan santai.

[ Apa kalian tahu aku kuliah jurusan apa? ]

Seseorang segera menjawab.

[ Jurusan media dan komunikasi di beberapa kampus Kota Badaga memang cukup terkenal sih. ]

Kezia langsung mengetik dengan semangat.

[ Nah, betul! Aku ambil jurusan media dan komunikasi, khususnya jurnalistik. Idolaku itu jurnalis wanita nomor satu dunia, Oriana Fallaci. Informasi soal Landon ini adalah batu loncatan aku buat jadi jurnalis profesional. Berita yang orang lain nggak bisa dapat, cuma aku yang bisa! Aku keren banget, 'kan? ]

Kezia mengetik dengan penuh percaya diri, tanpa sadar bahwa pria yang sedang dibicarakan itu sudah keluar dari kamar mandi.

Begitu Landon keluar dari kamar mandi, dia langsung melihat Kezia yang tengkurap di ranjang. Semalam, kedua kakinya yang jenjang dan putih ini melingkar di pinggangnya dan menggodanya dengan nakal. Kini, ujung-ujung jari kakinya saling kait dan bersilang manja. Gadis itu terlihat lincah dan menggemaskan.

Tubuh Kezia yang tengkurap memperlihatkan bentuk tubuhnya dengan jelas. Pinggangnya ramping, bokongnya bulat, dan lekuk tubuhnya jelas memikat. Meski usianya masih muda, daya tariknya sebagai wanita sudah mulai tumbuh dan cukup kuat untuk menggoda siapa pun.

Tatapan Landon menjadi makin dalam. Dia lalu berjalan mendekat. Mahasiswi itu masih asyik mengetik, sampai tiba-tiba terdengar suara pria yang dalam dan rendah di atas kepalanya. "Idolamu Oriana Fallaci?"

Astaga! Kezia kaget bukan main. Dia langsung melompat bangun dari ranjang dan menoleh panik. Benar saja, Landon berdiri tepat di belakangnya. Kenapa dia seperti hantu yang muncul tiba-tiba tanpa suara?

Kezia benar-benar terkejut. Sejak kapan Landon berdiri di sana? Selain itu, berapa banyak yang sudah dibacanya? Jangan-jangan, pria itu membaca semua obrolannya dengan para "gadis gila" di grup tadi? Yang benar saja?

Wajah Kezia langsung memucat. Dia menjilat bibir yang kering karena gugup, lalu berdiri di sana dan tidak tahu harus berbuat apa.

Landon bertanya lagi sambil mengernyit, "Kamu nggak dengar pertanyaanku?"

"A ... apa?" balas Kezia.

"Idolamu Oriana Fallaci?" tanya Landon.

Kezia menelan ludah. Dia merasa jantungnya berdetak sangat kencang. Dia lalu membalas, "Ka ... kamu baca ya tadi?"

Landon menjawab apa adanya, "Cuma lihat bagian itu doang."

"Huft." Kezia menghela napas panjang. Kini, rasanya jantungnya bisa berdetak secara normal lagi. Dia merespons sambil mengangguk, "Ya, Oriana Fallaci si jurnalis wanita nomor satu dunia adalah idolaku."

Untuk gadis seusia Kezia, kebanyakan lebih menyukai artis seperti Yukio atau pria idola Koresa. Jadi, pilihannya ini memang sedikit berbeda dari kebanyakan orang.

Landon mengangkat alis, lalu bertanya, "Jadi, cita-citamu jadi jurnalis?"

Kezia menjawab sambil mengangguk semangat, "Benar!"

Landon menatapnya dan bertanya lagi dengan nada sedikit heran, "Kamu?"

Apa-apaan nada bicara Landon itu? Kezia merasa seperti diremehkan. Dia pun mendengus kesal, lalu balik bertanya, "Kenapa? Memangnya kenapa kalau aku mau jadi jurnalis? Suatu saat nanti, aku bakal jadi wanita karier yang tangguh!"

Wanita karier tangguh? Dengan badan sekecil ini? Tinggi Kezia hanya sampai dada Landon. Tubuhnya kecil mungil, sementara wajahnya juga imut seperti bayi baru lahir. Dia terlihat putih dan lembut, tanpa kesan serius sama sekali.

Landon bahkan bisa mengangkatnya dengan satu tangan saja. Namun, dia masih berani bilang ingin menjadi wanita karier tangguh?

Pria itu akhirnya merespons, "Kamu mau jadi jurnalis? Um, aku kasih kamu kesempatan. Coba wawancarai aku."
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 100

    Landon kembali ke Kota Badaga. Tempat pertama yang dia tuju adalah rumah sakit. Yukio terluka. Kalau dia tidak datang menjenguk, rasanya tidak pantas.Saat pintu kamar rumah sakit terbuka, Yukio belum tidur. Dia sedang memejamkan mata sambil beristirahat. Mendengar suara langkah kaki dan aroma maskulin yang familier, dia tak perlu membuka mata untuk tahu siapa yang datang."Aduh ...." Yukio mengerang pelan. Matanya tertutup rapat, wajahnya tampak lemah dan penuh penderitaan.Landon menarik kursi dan duduk di sisi ranjang. Yukio perlahan membuka mata, menampilkan tatapan lemah dan bingung."Landon? Kamu ... kapan kamu masuk?" tanya Yukio dengan lirih, lalu berusaha bangkit.Landon menahan bahunya. "Jangan bergerak, istirahat saja."Yukio kembali berbaring, wajahnya pucat pasi. "Dari mana kamu tahu aku dirawat?""Dengar dari siaran radio.""Aku sudah duga. Pasti paparazi memotretku waktu aku diantar ke rumah sakit. Aku sudah minta manajerku atur semuanya, semoga berita itu nggak terlalu

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 99

    'Tsk, tsk.' Calvin berdecak dalam hati, lalu berdeham. "Bos lagi nunggu telepon dari istri ya?"Landon meliriknya dengan dingin. "Kamu ini makin berani saja sekarang."Calvin mencebik. Masa tanya begitu saja salah?Tiba-tiba, ponsel berbunyi. Calvin belum sempat bereaksi, Landon sudah langsung meraih dan mengangkatnya. "Halo?""Tuan Landon, ini aku."Nada suara Landon langsung turun. "Bi Wanda."Wanda yang berada di seberang telepon agak heran, mendengar nada tak senang dari Landon. "Kenapa? Tuan kira ini siapa?"Ya ... dia pikir itu Kezia. Namun, ternyata ....Landon menggigit bibir, tak menjawab langsung. "Ada apa, Bi Wanda?""Nggak ada apa-apa. Cuma mau kasih kabar, dua hari lagi aku sudah bisa pulang. Untuk dua hari ini, Tuan dan Nyonya urus diri sendiri dulu ya ....""Kamu nggak di rumah?" Landon langsung menyela."Ya, dua hari ini aku di luar. Anak keluargaku sakit, jadi aku bantuin jaga. Aku sudah telepon Tuan, tapi nggak diangkat, jadi aku kasih tahu Nyonya saja. Nyonya nggak b

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 98

    Sekalipun Kezia bodoh, dia tetap bisa menyadari bahwa mereka berniat mencelakainya."Kamu mau apa? Jangan sentuh aku!" Kezia menepis tangan pria berbaju hitam yang mencoba menariknya turun.Pria itu tetap memaksa. "Silakan turun, Nona."Mereka ingin membunuhnya! Itulah yang terlintas cepat di benaknya. Apabila sesuatu terjadi padanya di sini, Yukio bisa lepas tangan. Tanpa bukti, dia bahkan bisa menyalahkan Kezia karena menuduhnya tanpa dasar.Apa pun yang terjadi, dia tidak boleh keluar dari mobil ini!Namun, pengawal Yukio bukan orang biasa. Tenaganya terlalu besar. Karena panik, Kezia refleks memeluk lengan Yukio. "Yukio, kamu ini artis. Percaya nggak, besok aku bakal sebar berita bahwa kamu menindasku, membawa orang biasa sepertiku ke tempat sepi di tengah malam begini. Apa niatmu, hah?"Ekspresi Yukio langsung berubah dingin. Dia juga malas berpura-pura lagi. "Lepaskan! Ini baju rancangan desainer luar negeri! Kamu bisa ganti kalau rusak?""Aku suruh kamu lepas! Dengar nggak?" Kar

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 97

    Kezia tidak ingin bertele-tele dengan wanita itu, jadi dia langsung masuk ke pokok pembicaraan.Yukio mengangkat tangannya, memeriksa kuku yang baru saja dia buat siang tadi, lalu mengangkat ekor matanya dengan angkuh. "Aku bisa kasih kamu 20 miliar, tapi apa balasannya?"Kezia menatapnya. "Bukankah kamu ingin aku meninggalkan Landon?""Kamu ingin meninggalkannya?" Yukio balik bertanya.Kezia tertawa ringan, tubuhnya bersandar dengan santai ke kursi, ekspresinya tidak acuh. "Dua puluh miliar itu jumlah yang besar. Kalau aku hemat, mungkin seumur hidup nggak akan habis. Kalau aku pintar dan investasikan dalam usaha, mungkin bisa untung 20 miliar lagi.""Kalau kamu benar-benar mau melakukan transaksi seuntung ini, kenapa nggak? Terima kasih, uang ini akan kugunakan sebaik mungkin."Dalam hati, Yukio mengejek Kezia yang menurutnya sangat bodoh. Harta Landon jauh lebih banyak dari 20 miliar. Kalau Kezia bisa menyenangkan hatinya, dia bisa menikmati seluruh kekayaan itu. Namun, pemikiran Ke

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 96

    Pintu mobil terbuka. Seorang pria berpakaian serba hitam keluar dari dalam mobil dan berjalan ke arah Kezia. "Nona Kezia."Kezia mengangkat kepala dan menatapnya dengan dahi berkerut. "Siapa kamu?"Pria berbaju hitam itu menunjuk ke arah mobil di samping. "Nona Kezia, Nona Yukio ingin bertemu denganmu."Yukio? Kezia langsung mengenalinya. Pria ini adalah pengawal Yukio yang pernah dia lihat di kafe waktu itu."Ada urusan apa?" tanya Kezia dengan suara datar.Pengawal itu menunjuk pintu belakang mobil dan menurunkan suaranya. "Nona Yukio ingin bicara langsung. Silakan naik ke mobil."Ternyata benar Yukio."Maaf, tolong sampaikan pada nonamu, aku sedang nggak ada waktu." Kezia menolak dengan tegas. Dia benar-benar tidak ingin terlalu banyak berurusan dengan wanita simpanan Landon itu.Seolah-olah sudah memprediksi penolakan itu, pengawal itu langsung membalas, "Nona Yukio bilang dia datang untuk menyetujui permintaan yang pernah kamu ajukan."Kezia tampak bingung. "Permintaan apa?"Penga

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 95

    Saat itu, sekelompok pejalan kaki lewat di antara mereka, memaksa Sevyn melepaskan tangan Kezia, dan hanya bisa menyaksikan Kezia terdorong oleh kerumunan dan menjauh."Kez!" teriak Sevyn dengan keras.Kezia tertegun, pikirannya penuh dengan dengungan kacau. Dunia seolah-olah menjadi sunyi senyap, dia tak bisa mendengar apa-apa.Begitu dia tersadar, Kezia bahkan tak tahu sedang berada di mana. Dia merasa linglung, tak yakin apa yang baru saja terjadi.Mungkinkah itu mimpi? Mungkinkah hanya ilusi? Ini tidak mungkin. Sevyn sudah menghilang selama bertahun-tahun, mana mungkin tiba-tiba muncul begitu saja?Pasti dia salah lihat. Pasti hanya ilusi! Lagi pula, dua malam ini dia kurang tidur. Jelas-jelas pikirannya sedang bermasalah.Namun ... sentuhan hangat di pergelangan tangannya tadi masih begitu nyata. Jelas sekali ada yang menggenggamnya barusan.Kezia berjalan seperti zombi di tengah keramaian, entah sudah sejauh apa dia melangkah, sampai akhirnya tubuhnya terasa begitu berat dan dia

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status