Share

Bab 7

Author: Cintya
Saat Kezia menerima telepon dari Calvin, dia langsung terkejut. Asisten pribadi Landon itu bukan orang asing baginya. Dulu, sepertinya pria itu juga yang bantu mengurus akta nikah dia dan Landon.

Biasanya, asisten itu tidak akan menghubungi Kezia tanpa alasan penting. Kini, dia malah tiba-tiba menelepon. Hati Kezia langsung terasa tidak tenang. Jangan-jangan, ada sesuatu yang terjadi?

"Dewiku, aku keluar bentar buat angkat telepon. Nanti, langsung balik kok." Berhubung panik, Kezia langsung berlari keluar tanpa menunggu jawaban dari Michelle.

Begitu sampai di luar, Kezia langsung menjawab panggilan itu, "Halo? Calvin, ada urusan apa mencariku?"

....

Suasana di dalam mobil terasa sunyi dan tegang, seolah-olah udara pun membeku.

Kezia duduk tegak, bahkan tidak berani menarik napas terlalu dalam. Pria di sebelahnya memancarkan aura menekan yang sangat kuat. Ruang dalam mobil yang sempit membuat tubuh mereka bisa bersentuhan hanya dengan sedikit gerakan.

Isi kepala Kezia berputar cepat seperti gasing. Bagaimanapun, dia tak bisa mengerti alasan Landon tiba-tiba datang mencarinya ke kampus. Tadi begitu Calvin menelepon dan bilang bahwa mereka sudah menunggu di seberang jalan, jantung Kezia berdetak sangat kencang saking kagetnya.

Kalau sampai ada yang tahu hubungan antara dirinya dan Landon, para gadis tukang gosip di kampus bisa-bisa membongkar seluruh rahasianya. Makanya tanpa perlu Calvin berbicara panjang lebar, Kezia langsung masuk ke dalam mobil mereka.

Kini mobil terasa hening dan dingin, serta diselimuti suasana yang agak canggung. Kezia ingin berbicara, tetapi tidak tahu harus memulai dari mana. Haruskah dia bertanya apakah Calvin sudah makan? Mulut Kezia terlihat terbuka. Ketika dia baru akan mengatakan sesuatu ....

Tiba-tiba mobil yang awalnya melaju lurus, mendadak membelok. Tubuh Kezia terhuyung tanpa kendali, lalu jatuh ke samping. Wajahnya tanpa memeleset sedikit pun langsung menumbuk tepat ke tubuh pria itu. Hal ini membuat Kezia kaget hingga pikirannya kosong. Dia tidak sempat bereaksi untuk sesaat.

"Bangun." Posisi tersebut bertahan hingga suara Landon terdengar di atas kepalanya. Suara pria itu dalam dan agak serak, tetapi terdengar sedang menahan emosi.

Kezia langsung duduk tegak seperti tersengat. Dia memang bukan gadis polos yang belum tahu apa-apa. Begitu pikirannya pulih, dia langsung sadar apa yang barusan terjadi. Wajahnya langsung merah padam.

Dengan panik, Kezia menatap pria itu dan buru-buru menjelaskan, "Sumpah, aku benar-benar nggak sengaja!"

Landon mengernyit pelan. Melihat reaksi itu, Kezia menyangka bahwa dia tidak percaya. Dia pun menjadi makin gugup, lalu meraih lengan baju Landon dan bersumpah dengan nada serius supaya pria itu percaya, "Kalau aku sengaja ambil kesempatan dalam kesempitan, aku nggak bakal lulus kuliah ...."

"Lepaskan!" Belum selesai kalimatnya diucapkan, suara dingin pria itu langsung memotongnya.

Dari apa yang terlihat, raut wajah Landon sangat dingin. Dia jelas sekali sedang marah. Kezia merasa tersinggung dan sedih sekaligus. Pria itu pasti menganggapnya sebagai gadis cabul. Padahal, kenyataannya dia ini gadis baik-baik.

Kezia lalu menggerutu, "Tadi itu, soalnya Calvin tiba-tiba membelok mobilnya. Aku nggak pakai sabuk pengaman, makanya tubuhku nggak seimbang. Aku juga sudah minta maaf. Apa lagi yang kamu mau ...."

Kezia merasa bahwa pria ini sungguh picik. Di sisi lain, Landon menarik napas panjang dan dalam sebelum memarahi, "Diam!"

Kezia langsung naik darah. Padahal dia sudah meminta maaf, apa lagi yang pria itu inginkan?

Kezia tidak bisa bersabar lagi. Kalau Landon mau marah, ya biarkan saja dia marah sesuka hati. Setelah mendengus kesal, dia bersiap untuk duduk kembali di tempat semula. Tiba-tiba, tangan seseorang menyodoknya keras-keras hingga terpelanting.

Kezia sontak tercengang. Landon menarik tangannya kembali sambil mengernyit. Wajah tampannya penuh dengan ekspresi jijik. Dia bertanya, "Kamu habis makan bawang ya?"

Mendengar itu, Kezia makin bingung. Apa kata pria itu barusan?

Landon lalu memerintahkan, "Kamu duduk di sana saja. Calvin, cepat buka jendela."

"Oke, Pak," balas Calvin sambil diam-diam membuka jendela. Kemudian, dia diam-diam melirik Kezia yang membeku di tempat, lalu diam-diam merasa kasihan pada istri bosnya itu. Meskipun Landon biasanya pendiam, sekali bicara ucapannya bisa benar-benar menusuk hati orang.

Tubuh Kezia yang tadi kaku perlahan mulai bergerak. Dia bergeser pelan-pelan ke sisi lain dan melepaskan genggamannya dari lengan baju Landon dengan canggung.

Kemudian, Kezia menyusut ke pojok, bersandar di pintu mobil, dan menoleh ke luar jendela sambil mengetuk-ngetukkan jari ke kaca. Dia sepertinya terlihat sangat tidak nyaman.

Melihat semua ini, Landon pun mengerutkan alis. Matanya diam-diam memperhatikan semua gerakan gadis itu. Kezia meringkuk di sudut sana. Tubuhnya kecil seperti sedang menggulung diri. Dia mirip seperti kucing liar yang ketakutan.

Sesekali Kezia akan melirik ke arahnya cepat-cepat, lalu langsung memalingkan pandangan. Tindakannya persis seperti hewan kecil yang merasa terintimidasi. Raut wajah gadis itu terlihat begitu menyedihkan.

Pemandangan ini membuat Landon teringat akan seekor hewan peliharaan yang pernah dia pelihara dulu. Saat hewan itu dimarahi olehnya dan merasa disakiti, tingkahnya juga persis seperti Kezia sekarang.

Senyum tipis segera terukir di sudut bibir Landon. Entah kenapa, suasana hatinya menjadi lebih baik dan matanya pun ikut berbinar.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 100

    Landon kembali ke Kota Badaga. Tempat pertama yang dia tuju adalah rumah sakit. Yukio terluka. Kalau dia tidak datang menjenguk, rasanya tidak pantas.Saat pintu kamar rumah sakit terbuka, Yukio belum tidur. Dia sedang memejamkan mata sambil beristirahat. Mendengar suara langkah kaki dan aroma maskulin yang familier, dia tak perlu membuka mata untuk tahu siapa yang datang."Aduh ...." Yukio mengerang pelan. Matanya tertutup rapat, wajahnya tampak lemah dan penuh penderitaan.Landon menarik kursi dan duduk di sisi ranjang. Yukio perlahan membuka mata, menampilkan tatapan lemah dan bingung."Landon? Kamu ... kapan kamu masuk?" tanya Yukio dengan lirih, lalu berusaha bangkit.Landon menahan bahunya. "Jangan bergerak, istirahat saja."Yukio kembali berbaring, wajahnya pucat pasi. "Dari mana kamu tahu aku dirawat?""Dengar dari siaran radio.""Aku sudah duga. Pasti paparazi memotretku waktu aku diantar ke rumah sakit. Aku sudah minta manajerku atur semuanya, semoga berita itu nggak terlalu

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 99

    'Tsk, tsk.' Calvin berdecak dalam hati, lalu berdeham. "Bos lagi nunggu telepon dari istri ya?"Landon meliriknya dengan dingin. "Kamu ini makin berani saja sekarang."Calvin mencebik. Masa tanya begitu saja salah?Tiba-tiba, ponsel berbunyi. Calvin belum sempat bereaksi, Landon sudah langsung meraih dan mengangkatnya. "Halo?""Tuan Landon, ini aku."Nada suara Landon langsung turun. "Bi Wanda."Wanda yang berada di seberang telepon agak heran, mendengar nada tak senang dari Landon. "Kenapa? Tuan kira ini siapa?"Ya ... dia pikir itu Kezia. Namun, ternyata ....Landon menggigit bibir, tak menjawab langsung. "Ada apa, Bi Wanda?""Nggak ada apa-apa. Cuma mau kasih kabar, dua hari lagi aku sudah bisa pulang. Untuk dua hari ini, Tuan dan Nyonya urus diri sendiri dulu ya ....""Kamu nggak di rumah?" Landon langsung menyela."Ya, dua hari ini aku di luar. Anak keluargaku sakit, jadi aku bantuin jaga. Aku sudah telepon Tuan, tapi nggak diangkat, jadi aku kasih tahu Nyonya saja. Nyonya nggak b

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 98

    Sekalipun Kezia bodoh, dia tetap bisa menyadari bahwa mereka berniat mencelakainya."Kamu mau apa? Jangan sentuh aku!" Kezia menepis tangan pria berbaju hitam yang mencoba menariknya turun.Pria itu tetap memaksa. "Silakan turun, Nona."Mereka ingin membunuhnya! Itulah yang terlintas cepat di benaknya. Apabila sesuatu terjadi padanya di sini, Yukio bisa lepas tangan. Tanpa bukti, dia bahkan bisa menyalahkan Kezia karena menuduhnya tanpa dasar.Apa pun yang terjadi, dia tidak boleh keluar dari mobil ini!Namun, pengawal Yukio bukan orang biasa. Tenaganya terlalu besar. Karena panik, Kezia refleks memeluk lengan Yukio. "Yukio, kamu ini artis. Percaya nggak, besok aku bakal sebar berita bahwa kamu menindasku, membawa orang biasa sepertiku ke tempat sepi di tengah malam begini. Apa niatmu, hah?"Ekspresi Yukio langsung berubah dingin. Dia juga malas berpura-pura lagi. "Lepaskan! Ini baju rancangan desainer luar negeri! Kamu bisa ganti kalau rusak?""Aku suruh kamu lepas! Dengar nggak?" Kar

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 97

    Kezia tidak ingin bertele-tele dengan wanita itu, jadi dia langsung masuk ke pokok pembicaraan.Yukio mengangkat tangannya, memeriksa kuku yang baru saja dia buat siang tadi, lalu mengangkat ekor matanya dengan angkuh. "Aku bisa kasih kamu 20 miliar, tapi apa balasannya?"Kezia menatapnya. "Bukankah kamu ingin aku meninggalkan Landon?""Kamu ingin meninggalkannya?" Yukio balik bertanya.Kezia tertawa ringan, tubuhnya bersandar dengan santai ke kursi, ekspresinya tidak acuh. "Dua puluh miliar itu jumlah yang besar. Kalau aku hemat, mungkin seumur hidup nggak akan habis. Kalau aku pintar dan investasikan dalam usaha, mungkin bisa untung 20 miliar lagi.""Kalau kamu benar-benar mau melakukan transaksi seuntung ini, kenapa nggak? Terima kasih, uang ini akan kugunakan sebaik mungkin."Dalam hati, Yukio mengejek Kezia yang menurutnya sangat bodoh. Harta Landon jauh lebih banyak dari 20 miliar. Kalau Kezia bisa menyenangkan hatinya, dia bisa menikmati seluruh kekayaan itu. Namun, pemikiran Ke

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 96

    Pintu mobil terbuka. Seorang pria berpakaian serba hitam keluar dari dalam mobil dan berjalan ke arah Kezia. "Nona Kezia."Kezia mengangkat kepala dan menatapnya dengan dahi berkerut. "Siapa kamu?"Pria berbaju hitam itu menunjuk ke arah mobil di samping. "Nona Kezia, Nona Yukio ingin bertemu denganmu."Yukio? Kezia langsung mengenalinya. Pria ini adalah pengawal Yukio yang pernah dia lihat di kafe waktu itu."Ada urusan apa?" tanya Kezia dengan suara datar.Pengawal itu menunjuk pintu belakang mobil dan menurunkan suaranya. "Nona Yukio ingin bicara langsung. Silakan naik ke mobil."Ternyata benar Yukio."Maaf, tolong sampaikan pada nonamu, aku sedang nggak ada waktu." Kezia menolak dengan tegas. Dia benar-benar tidak ingin terlalu banyak berurusan dengan wanita simpanan Landon itu.Seolah-olah sudah memprediksi penolakan itu, pengawal itu langsung membalas, "Nona Yukio bilang dia datang untuk menyetujui permintaan yang pernah kamu ajukan."Kezia tampak bingung. "Permintaan apa?"Penga

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 95

    Saat itu, sekelompok pejalan kaki lewat di antara mereka, memaksa Sevyn melepaskan tangan Kezia, dan hanya bisa menyaksikan Kezia terdorong oleh kerumunan dan menjauh."Kez!" teriak Sevyn dengan keras.Kezia tertegun, pikirannya penuh dengan dengungan kacau. Dunia seolah-olah menjadi sunyi senyap, dia tak bisa mendengar apa-apa.Begitu dia tersadar, Kezia bahkan tak tahu sedang berada di mana. Dia merasa linglung, tak yakin apa yang baru saja terjadi.Mungkinkah itu mimpi? Mungkinkah hanya ilusi? Ini tidak mungkin. Sevyn sudah menghilang selama bertahun-tahun, mana mungkin tiba-tiba muncul begitu saja?Pasti dia salah lihat. Pasti hanya ilusi! Lagi pula, dua malam ini dia kurang tidur. Jelas-jelas pikirannya sedang bermasalah.Namun ... sentuhan hangat di pergelangan tangannya tadi masih begitu nyata. Jelas sekali ada yang menggenggamnya barusan.Kezia berjalan seperti zombi di tengah keramaian, entah sudah sejauh apa dia melangkah, sampai akhirnya tubuhnya terasa begitu berat dan dia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status