Share

Bab 8

Author: Cintya
Kezia mendengus kesal dalam hati. Orang yang maniak kebersihan benar-benar menyebalkan. Kalau mi goreng tidak dikasih cabai atau bawang putih, mana mungkin rasanya bisa enak? Lagian, apakah baunya memang sekuat itu? Kenapa dia sendiri tidak bisa menciumnya?

Hidung Landon itu, sebenarnya hidung manusia atau anjing? Kalau memang tidak suka baunya, kenapa pria itu menyuruhnya naik mobil? Sudah menyuruhnya masuk, sekarang malah keberatan dengannya.

Padahal, Kezia juga tidak pernah komplain bahwa pria itu seperti AC berjalan yang sikapnya dingin melulu. Landon memang pria berengsek. Dalam hati, Kezia mencaci-maki pria itu habis-habisan.

Brak!

Mobil yang tadinya melaju stabil mendadak membelok tajam lagi. Kepala Kezia terbentur keras ke kaca jendela sampai-sampai dia meringis kesakitan ketika memegang keningnya. Apa-apaan ini? Apakah Calvin punya dendam dengannya?

Landon segera menunjukkan ekspresi muram. Sekilas, dia melirik ke arah Kezia yang keningnya mulai memerah. Suaranya dingin dan mengandung peringatan ketika berseru, "Calvin!"

Itu membuat Calvin nyaris menangis. Dia menjelaskan, "Bos, di jalan ini banyak banget motor listrik. Mereka nggak ada yang patuh sama aturan. Tadi ada yang tiba-tiba nyelonong, aku nggak punya pilihan selain belok mendadak. Ini bukan salahku ...."

Kemudian, Calvin menoleh ke arah Kezia sambil berucap, "Bu Kezia, maaf ya. Kamu nggak apa-apa, 'kan?"

Kezia mengusap pelan tempat yang terbentur tadi. "Nggak apa-apa kok. Aku baik-baik saja, bukan salah kamu."

Calvin memuji sambil tersenyum, "Bu Kezia benar-benar pengertian."

"Hehe ...." Pujian itu sudah dilontarkan. Kezia mau tidak mau harus menerimanya dengan senyum pahit.

Begitu sampai di rumah, Kezia yang hatinya sudah terlanjur hancur karena harga diri yang tercabik, langsung lari naik ke atas. Setelah masuk ke kamar mandi, dia menggosok gigi sekuat tenaga, lalu semprot mulut dengan penyegar napas. Kemudian, barulah hatinya terasa agak tenang.

Di kamar tidur, tidak ada siapa pun. Landon juga belum naik ke atas. Kezia mengendap-endap ke sisi ranjang, lalu merangkak ke bawah ranjang dan menarik keluar sebuah kotak.

Di dalam kotak itu, ada buku hariannya. Kezia memang punya kebiasaan menulis buku harian. Ini sudah terjadi bertahun-tahun dan masih berlanjut sampai sekarang.

Baru saja Kezia selesai menyelipkan uang "tabungan rahasia" yang didapat hari ini, pintu kamar diketuk dari luar.

"Nyonya Kezia?" Itu adalah suara Wanda.

Kezia segera menjawabnya, lalu bangkit untuk membukakan pintu. Begitu melihatnya, Wanda bertanya, "Nyonya Kezia lagi apa tadi?"

"Aku nggak ... nggak melakukan apa-apa," balas Kezia yang langsung menggandeng lengan Wanda dengan manja, seperti anak gadis yang manja pada ibunya.

Kezia bertanya, "Bi Wanda, dulu tuanmu kerja apa sih? Sifatnya itu benar-benar menyebalkan. Selama ini, kenapa Bi Wanda bisa tahan tinggal sama orang seperti dia?"

Landon bermulut tajam dan selalu cemberut. Siapa yang kuat hidup bersamanya? Bagaimana Yukio bisa menyukai pria dengan kepribadian seperti itu?

"Dasar!" Wanda mencubit hidung Kezia pelan. Ekspresinya bercampur antara gemas dan pasrah. Dia memberi tahu, "Dulu, Tuan Landon pernah jadi tentara selama beberapa tahun. Memang sifatnya agak susah didekati, tapi juga nggak seburuk yang Nyonya Kezia pikirkan kok."

Kezia bertanya dengan penasaran, "Serius? Tuanmu dulunya tentara?"

"Ya, benar," respons Wanda. Dari tentara yang keras kepala, kenapa Landon bisa berubah menjadi presdir dingin yang suka mendominasi?

Kezia menjadi makin penasaran. Dia bertanya lagi, "Terus gimana ceritanya Bi Wanda? Kenapa tuanmu bisa tiba-tiba banting setir jadi tukang cari untung ... eh maksudku pengusaha?"

Wanda langsung memprotes, "Apa yang Nyonya Kezia bicarakan? Kenapa sebutnya pakai tuanku? Dia itu suami Nyonya lho!"

Kata "suami" itu rasanya susah sekali dilafalkan oleh Kezia. Wajahnya pun memerah. Dia berujar lagi, "Apa yang terjadi padanya? Jangan-jangan karena umurnya sudah pas, jadi dia harus pensiun?"

Dari tentara menjadi presdir dingin yang suka mendominasi. Lompatan kariernya kenapa bisa jauh sekali? Sebenarnya kalau bukan karena kejadian yang melibatkan Sasha waktu itu, Landon tidak akan mungkin mengubah total jalur hidupnya ....

Pikiran Wanda melayang sejenak dan mengingat peristiwa lama. Dia menghela napas dalam hati, tetapi ekspresinya tetap tenang.

Wanda membalas sambil tersenyum tipis, "Sebagai pembantu, ada beberapa hal yang nggak boleh kami ikut campuri. Kalau Nyonya Kezia benar-benar penasaran, tanya saja langsung ke Tuan Landon."

Kezia menatap Wanda sejenak, lalu ikut tersenyum. Dia segera mengalihkan topik, "Eh ya, aku lapar. Bi Wanda, kamu bilang makanan sudah siap ya? Ayo, kita turun makan."

Wanda pun menatap gadis itu. Inilah salah satu alasan dia menyukai Kezia. Gadis ini cerdas dan peka, serta tahu kapan harus bicara dan kapan harus berhenti. Kalau ada topik yang tidak seharusnya ditanyakan, dia tak akan memaksa untuk mencari tahu.

"Nyonya Kezia sangat pintar. Tuan Landon pasti akan menyukai Nyonya," ucap Wanda.

Kezia menundukkan kepala tanpa menjawab apa-apa. Bukan karena dia pintar, tetapi karena dia tahu diri. Dia tahu walaupun di atas kertas mereka adalah suami istri, tetapi kenyataannya mereka bahkan tidak sedekat orang asing.

Kezia tidak punya hak untuk mencampuri urusan Landon, juga tidak berani melakukannya. Yang bisa dia lakukan hanya bersikap patuh dan berusaha keras menjadi istri yang baik sesuai perannya. Dia hanya perlu menyerahkan tubuhnya seperti boneka. Hal itu selalu dia ingat dalam hati.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 100

    Landon kembali ke Kota Badaga. Tempat pertama yang dia tuju adalah rumah sakit. Yukio terluka. Kalau dia tidak datang menjenguk, rasanya tidak pantas.Saat pintu kamar rumah sakit terbuka, Yukio belum tidur. Dia sedang memejamkan mata sambil beristirahat. Mendengar suara langkah kaki dan aroma maskulin yang familier, dia tak perlu membuka mata untuk tahu siapa yang datang."Aduh ...." Yukio mengerang pelan. Matanya tertutup rapat, wajahnya tampak lemah dan penuh penderitaan.Landon menarik kursi dan duduk di sisi ranjang. Yukio perlahan membuka mata, menampilkan tatapan lemah dan bingung."Landon? Kamu ... kapan kamu masuk?" tanya Yukio dengan lirih, lalu berusaha bangkit.Landon menahan bahunya. "Jangan bergerak, istirahat saja."Yukio kembali berbaring, wajahnya pucat pasi. "Dari mana kamu tahu aku dirawat?""Dengar dari siaran radio.""Aku sudah duga. Pasti paparazi memotretku waktu aku diantar ke rumah sakit. Aku sudah minta manajerku atur semuanya, semoga berita itu nggak terlalu

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 99

    'Tsk, tsk.' Calvin berdecak dalam hati, lalu berdeham. "Bos lagi nunggu telepon dari istri ya?"Landon meliriknya dengan dingin. "Kamu ini makin berani saja sekarang."Calvin mencebik. Masa tanya begitu saja salah?Tiba-tiba, ponsel berbunyi. Calvin belum sempat bereaksi, Landon sudah langsung meraih dan mengangkatnya. "Halo?""Tuan Landon, ini aku."Nada suara Landon langsung turun. "Bi Wanda."Wanda yang berada di seberang telepon agak heran, mendengar nada tak senang dari Landon. "Kenapa? Tuan kira ini siapa?"Ya ... dia pikir itu Kezia. Namun, ternyata ....Landon menggigit bibir, tak menjawab langsung. "Ada apa, Bi Wanda?""Nggak ada apa-apa. Cuma mau kasih kabar, dua hari lagi aku sudah bisa pulang. Untuk dua hari ini, Tuan dan Nyonya urus diri sendiri dulu ya ....""Kamu nggak di rumah?" Landon langsung menyela."Ya, dua hari ini aku di luar. Anak keluargaku sakit, jadi aku bantuin jaga. Aku sudah telepon Tuan, tapi nggak diangkat, jadi aku kasih tahu Nyonya saja. Nyonya nggak b

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 98

    Sekalipun Kezia bodoh, dia tetap bisa menyadari bahwa mereka berniat mencelakainya."Kamu mau apa? Jangan sentuh aku!" Kezia menepis tangan pria berbaju hitam yang mencoba menariknya turun.Pria itu tetap memaksa. "Silakan turun, Nona."Mereka ingin membunuhnya! Itulah yang terlintas cepat di benaknya. Apabila sesuatu terjadi padanya di sini, Yukio bisa lepas tangan. Tanpa bukti, dia bahkan bisa menyalahkan Kezia karena menuduhnya tanpa dasar.Apa pun yang terjadi, dia tidak boleh keluar dari mobil ini!Namun, pengawal Yukio bukan orang biasa. Tenaganya terlalu besar. Karena panik, Kezia refleks memeluk lengan Yukio. "Yukio, kamu ini artis. Percaya nggak, besok aku bakal sebar berita bahwa kamu menindasku, membawa orang biasa sepertiku ke tempat sepi di tengah malam begini. Apa niatmu, hah?"Ekspresi Yukio langsung berubah dingin. Dia juga malas berpura-pura lagi. "Lepaskan! Ini baju rancangan desainer luar negeri! Kamu bisa ganti kalau rusak?""Aku suruh kamu lepas! Dengar nggak?" Kar

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 97

    Kezia tidak ingin bertele-tele dengan wanita itu, jadi dia langsung masuk ke pokok pembicaraan.Yukio mengangkat tangannya, memeriksa kuku yang baru saja dia buat siang tadi, lalu mengangkat ekor matanya dengan angkuh. "Aku bisa kasih kamu 20 miliar, tapi apa balasannya?"Kezia menatapnya. "Bukankah kamu ingin aku meninggalkan Landon?""Kamu ingin meninggalkannya?" Yukio balik bertanya.Kezia tertawa ringan, tubuhnya bersandar dengan santai ke kursi, ekspresinya tidak acuh. "Dua puluh miliar itu jumlah yang besar. Kalau aku hemat, mungkin seumur hidup nggak akan habis. Kalau aku pintar dan investasikan dalam usaha, mungkin bisa untung 20 miliar lagi.""Kalau kamu benar-benar mau melakukan transaksi seuntung ini, kenapa nggak? Terima kasih, uang ini akan kugunakan sebaik mungkin."Dalam hati, Yukio mengejek Kezia yang menurutnya sangat bodoh. Harta Landon jauh lebih banyak dari 20 miliar. Kalau Kezia bisa menyenangkan hatinya, dia bisa menikmati seluruh kekayaan itu. Namun, pemikiran Ke

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 96

    Pintu mobil terbuka. Seorang pria berpakaian serba hitam keluar dari dalam mobil dan berjalan ke arah Kezia. "Nona Kezia."Kezia mengangkat kepala dan menatapnya dengan dahi berkerut. "Siapa kamu?"Pria berbaju hitam itu menunjuk ke arah mobil di samping. "Nona Kezia, Nona Yukio ingin bertemu denganmu."Yukio? Kezia langsung mengenalinya. Pria ini adalah pengawal Yukio yang pernah dia lihat di kafe waktu itu."Ada urusan apa?" tanya Kezia dengan suara datar.Pengawal itu menunjuk pintu belakang mobil dan menurunkan suaranya. "Nona Yukio ingin bicara langsung. Silakan naik ke mobil."Ternyata benar Yukio."Maaf, tolong sampaikan pada nonamu, aku sedang nggak ada waktu." Kezia menolak dengan tegas. Dia benar-benar tidak ingin terlalu banyak berurusan dengan wanita simpanan Landon itu.Seolah-olah sudah memprediksi penolakan itu, pengawal itu langsung membalas, "Nona Yukio bilang dia datang untuk menyetujui permintaan yang pernah kamu ajukan."Kezia tampak bingung. "Permintaan apa?"Penga

  • Pernikahan Rahasia: Dimanja CEO Dingin   Bab 95

    Saat itu, sekelompok pejalan kaki lewat di antara mereka, memaksa Sevyn melepaskan tangan Kezia, dan hanya bisa menyaksikan Kezia terdorong oleh kerumunan dan menjauh."Kez!" teriak Sevyn dengan keras.Kezia tertegun, pikirannya penuh dengan dengungan kacau. Dunia seolah-olah menjadi sunyi senyap, dia tak bisa mendengar apa-apa.Begitu dia tersadar, Kezia bahkan tak tahu sedang berada di mana. Dia merasa linglung, tak yakin apa yang baru saja terjadi.Mungkinkah itu mimpi? Mungkinkah hanya ilusi? Ini tidak mungkin. Sevyn sudah menghilang selama bertahun-tahun, mana mungkin tiba-tiba muncul begitu saja?Pasti dia salah lihat. Pasti hanya ilusi! Lagi pula, dua malam ini dia kurang tidur. Jelas-jelas pikirannya sedang bermasalah.Namun ... sentuhan hangat di pergelangan tangannya tadi masih begitu nyata. Jelas sekali ada yang menggenggamnya barusan.Kezia berjalan seperti zombi di tengah keramaian, entah sudah sejauh apa dia melangkah, sampai akhirnya tubuhnya terasa begitu berat dan dia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status