"Terima kasih atas pemberiannya, Tuan. Tapi kenapa harus sebanyak ini ?" Alya mengutarakan pertanyaan yang dari tadi mengganjal di hatinya. Mereka telah sampai di apartemen saat hari sudah menjelang sore.
"Aku hanya tidak ingin orang menilaimu kampungan, anggap saja itu bonus. Jadi kau harus bekerja dengan giat dan menuruti semua perintahku." Adrian kemudian berlalu menuju kamarnya.
Alya tetap merasa tidak enak hati, pasalnya barang-barang yang dibeli untuknya hari ini setara dengan satu tahun gajinya. Mau menolak pun percuma, karena Adrian termasuk tipe orang yang tidak suka dibantah. Gadis itu kemudian membawa barang-barang itu ke kamar, ia lalu membersihkan diri di kamar mandi sebelum menyiapkan makan malam.
Makan malam telah siap, dan mereka berdua seperti biasa makan da
Alya bangun lebih pagi hari ini karena semalam ia hampir tak dapat memejamkan matanya. Ia masih berpikir bahwa semua ini salah, tetapi ia tidak bisa berbuat apapun. Gadis itu mendekati jendela dan menyibak tirainya, diluar langit masih terlihat gelap dengan bintang yang saling berkerlip meski suara kokok ayam terdengar bersahutan. Matanya memanas teringat akan ibunya, andai wanita itu masih ada tentu ia tak akan gelisah seperti ini.Gadis itu memandang keluar jendela, tetapi pikirannya melayang jauh. Ia tahu bahwa keputusan menerima pernikahan pura-pura ini salah. Namun, ia mempunya pemikiran lain. Ia menerima imbalan yang diberikan Adrian, gadis itu berniat mengubah nasibnya. Ia akan menggunakan uang itu nanti sebagai modal memulai kehidupan baru di tempat lain. Setelah kontrak pernikahan mereka selesai, gadis itu berencana pergi jauh meninggalkan kota ini dan memulai usaha baru, dimana tak
Hingar-bingar pernikahan cucu di keluarga Hadinata telah berakhir, runah bergaya klasik modern itu kembali pada rutinitasnya semula. Bibi Marina sudah pulang beberapa saat setelah pesta selesai. Ia tidak bisa meninggalkan villa terlalu lama. Meski sedikit terkejut dan tidak menyangka tentang pernikahan ini, tetapi wanita itu memberi wejangan pada Alya bagaimana bersikap sebagai seorang istri. Ia juga berpesan pada gadis itu untuk lebih menjaga sikap karena ada nama besar Hadinata yang harus ia bawa mulai dari sekarang.Mama Merline Wijaya juga sudah meninggalkan Indonesia beberapa jam yang lalu. Sama halnya dengan Bibi Marina, sebelum pergi wanita yang masih terlihat cantik itu juga memberikan beberapa wejangan untuk Alya. Ia juga memberitahu bagaiman sifat putranya yang harus dipahami gadis itu dan apa makanan kesukaannya. Wanita itu juga berharap agar keduanya tidak menunda memberinya
Setelah menyelesaikan sarapan pagi dan berpamitan yang sedikit drama dengan Kakek Hadinata Alya dan Adrian akhirnya meninggalkan rumah besar itu. Kakek Hadinata sebenarnya berat melepas mereka kembali ke apartemen."Kalian yakin benar-benar ingin meninggalkan pria tua ini?" Tanyanya saat keduanya bersiap hendak pergi."Kek, please. Sudah kubilang kami ingin privasi." Adrian sebenarnya merasa bersalah juga, tapi jika tetap disini bisa-bisa kebohongan pernikahan mereka akan terbongkar."Baiklah, tapi lekas beri Kakek kalian ini cicit. Sekarang pergilah!" Pria tua itu meninggalkan mereka dan mengambil sebuah buku besar di meja dan membawanya ke kursi yang berada di balkon kamarnya.Mereka berdua meninggalkan pria tua itu, dalam hati Adrian berjanji jika waktunya sudah tepat ia akan membahagiakan sang kakek. Bagaimanapun juga pria tua itu orang yang paling berarti dalam hidupnya. Dua buah koper sudah dim
Sinar mentari pagi perlahan mulai menyapa, meninggalkan jejak tetesan embun di dedaunan. Pagi yang cerah secerah suasana hati Alya. Hari ini adalah hari pertama gadis itu akan memulai kelas menasaknya. Meski kelas akan dilaksanakan nanti tepat pukul satu siang, tetapi gadis itu sudah menunjukkan semangatnya sejak ia membuka mata.Kelas yang akan ia ikuti nanti berlangsung selama empat jam dalam tiga hari saja, yaitu setiap hari Selasa, Rabu, dan Sabtu. Gadis itu menyiapkan sarapan pagi dengan sesekali bersenandung, setelah selesai memasak sambil menunggu Adrian keluar dari kamarnya, ia membersihkan rumah dan mencuci baju. Ia mengerjakan semuanya dengan cepat, berharap tak ada yang terlewat saat akan ditinggal nantinya.Beberapa saat kemudian Adrian keluar dari kamarnya. Kali ini ia mengenakan kemeja slimfit berwarna abu-abu dengan da
Sudah beberapa Minggu berlalu sejak Alya mengikuti kelas memasak, Adrian merasa banyak perubahan pada gadis itu. Menu yang disajikan untuknya tiap hari juga semakin beragam, selain itu Alya juga terlihat semakin ceria. Setiap hari ada saja yang ia ceritakan, mulai dari materi yang diterimanya, teman-teman sekelasnya bahkan guru memasaknya."Pria yang waktu itu ngobrol sama kamu siapa namanya?" Tanya Adrian saat mereka sedang menikmati makan malam."Yang mana?" Alya mencoba mengingat siapa yang dimaksud Adrian. Di kelasnya hanya ada tiga murid pria, dan mereka semua juga baik terhadap Alya."Yang kamu bilang dia mentor di kelasmu." Adrian membantu gadis itu mengingat pria yang dimaksud."Oh, namanya Chef Julian. Sela
Adrian kembali ke apartemennya setelah semalam ia menginap di rumah David dan tidak mendapati Alya ada di sana. Ia melirik jam dinding yang jarumnya menunjukkan pukul tiga sore. Hari ini pria itu tidak masuk kantor karena minum cukup banyak semalam. Adrian memutuskan untuk duduk sebentar di sofa, ia merasa kepalanya masih agak berat.Ponsel di sakunya bergetar dan ia mendapati nama sang kakek tertera di layar."Hallo, Kek. Ada apa?""Ada proyek yang harus ditinjau di Bandung. Apa kamu bisa menggantikan Kakek kesana?""Berapa lama?""Tiga hari saja paling lambat seminggu."
Adrian sudah bersiap berangkat ke kota Bandung, tak lupa berkali-kali ia mengingatkan Alya agar tidak terlalu dekat dengan Adrian. Ia juga mengingatkan agar gadis itu memberi kabar keberadaannya setiap saat. Tingkahnya sudah mirip ibu yang akan meninggalkan putrinya. Alya hanya mengangguk kadang ia mengedikkan bahu jika apa yang dikatakan Adrian tidak masuk akal."Jangan lupa pesanku, jangan dekat-dekat pria itu. Dan selalu hubungi aku kapanpun dan dimanapun kamu berada." ucapnya sekali lagi sebelum pria itu memasuki mobilnya."Jangan lupa juga kunci pintu dan jendela sebelum kamu meninggalkan apartemen. Selesai kursus kamu harus langsung pulang, jangan mampir kemana-mana." Lanjutnya lagi."Apa Tuan batal berangkat aja ya, wakilkan tugas ini pada David. Jadi Tuan bisa mendam
Seperti janji kemarin, hari ini setelah kursus selesai Chef Julian mengajak Alya menuju salah satu restoran yang ia kelola. Sebuah restoran dengan desain modern klasik bertema natural, dengan hiasan bunga-bunga cantik dan beberapa tanaman hias di setiap sudutnya. Restoran ini menyajikan perpaduan menu lokal dan western.Masuk ke dalam mereka menuju sebuah ruangan berukuran empat kali enam. Ruangan ini terbagi menjadi dua bagian, bagian terkecil merupakan ruang kerja. Sedangkan di bagian yang paling besar biasa disebut sebagai laboratorium. Terdiri dari meja yang cukup besar dan panjang, satu unit chiller, satu unit freezer yang semuanya terisi penuh. Lemari untuk menyimpan bahan makanan kering, juga berbagai macam peralatan memasak.Di tempat ini biasanya Chef Julian mencoba resep barunya. Saat memasuki ruangan ini Alya d