Share

16. Pengakuan Iqbal

Kumandang adzan subuh tertangkap runguku dengan jelas. Aku yang tengah bermimpi buruk sontak bangun terselamatkan panggilan-Nya. Namun, bukan merasa tenang, aku makin gelisah. 

Pasalnya aku bermimpi ditinggalkan Istri dan anakku. Sementara saat ini aku bangun, tanpa istri dan anakku.

"Aaah," desahku menahan rasa sakit yang menghantam kepala. Entah bagaimana caraku pulang tadi malam. Aku hanya ingat pergi ke sebuah Pub, bersama Dimas. 

Dengan perasaan yang kalut, aku paksa tubuh yang masih terasa berat ini bangkit. Memastikan istri dan anakku, tak benar-benar pergi meninggalkanku. Keluar dari kamar yang langsung menghadap ruang tamu. Tubuh ini langsung luruh dengan sendirinya. "Alhamdulillah," ucapku penuh rasa syukur.

Imagi_Nation

Hay, imaginer. Terimakasih sudah membaca tulisan receh saya sampai sini. Mohon tak lupa meninggalkan komentarnya ya.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status