Share

Pasar Malam

Panggilan dari om dan tante Kaela tadi pagi membuat dirinya tidak dapat berpikir jernih. Kaela tidak tau bagaimana cara ia menjali semua ini kedepannya.

Ia sangat berhutang Budi dengan kedua orang itu, setelah kepergian mama dan papanya, hanya om dan tantenya lah yang merawat dan menyekolahkan Kaela sampai seperti sekarang. Kaela memang dari dulu sangat ingin membalas semua kebaikan om dan tantenya. Tapi ia sama sekali tidak terpikirkan akan membalasnya dengan cara seperti ini.

Mengorbankan perasaannya dan mungkin akan mengorbankan masa depannya juga. Kaela sangat ingin menolak permintaan dari kedua orang yang ia sayangi itu, tetapi ia tidak tega untuk melakukan hal itu. Ia tidak tega melihat raut wajah kecewa dari mereka.

Flashback

Kaela yang sedang memainkan laptop miliknya seketika tersenyum lebar melihat nomor handphone dari orang yang ia sayangi menghubunginya. Tapi perasaan Kaela seketika merasa ada yang aneh. Tidak biasanya tantenya menghubungi dirinya pagi-pagi seperti ini.

"Hai Tante.." sapa Kaela pada panggilan video ini. Ia dapat melihat om dan tantenya yang sedang menatap dirinya dengan raut wajah serius. Tidak ada sapaan ataupun senyuman yang mereka berikan untuknya. Hal ini semakin membuat Kaela merasa ada yang janggal.

"Tante.. om.. ada sesuatu yang terjadi di sana? Ada masalah apa?" Tanya Kaela langsung.

Untuk sesaat om dan tantenya saling pandang satu sama lain. Hingga helaan napas panjang dari Tante mulai terdengar.

"Sayang... Kamu tau kan, kamu udah Tante dan om anggap sebagai anak sendiri? Tante dan om sangat sayang banget sama kamu. Kami berdua sangat ingin yang terbaik untuk kamu," tutur Tante dengan lembut. Kaela menganggukkan kepalanya. Ia sangat tau hal itu.

"Lagian... Kami rasa kamu sudah saatnya untuk menjalani kehidupan pernikahan," sambung Tante.

"Sebentar.. maksudnya om sama Tante mau nyuruh Kaela nikah?" Tanya Kaela mencoba untuk memperjelas percakapan ini. Senyuman Kaela tercipta ketika melihat om dan tantenya menganggukkan kepalanya.

Jika Tante dan omnya sudah menyuruhnya, Kaela akan dengan senang hati akan memperkenalkan Nathan kepada mereka. Ini adalah kesempatan yang bagus menurut Kaela.

"Kebetulan Kaela a--"

"Om dan Tante berniat untuk menjodohkan kamu dengan anak dari sahabatnya om," potong Om.

Kaela terdiam mendengar perkataan omnya. Seperti di sambar petir, ia seketika tidak dapat berkata apapun.

"Pria ini sangat baik, nak. Bertanggung jawab dan om sangat yakin dia bisa membimbing kamu dengan baik. Dia memang lebih tua lima tahun dari kamu dan juga.. dia sudah memiliki anak perempuan. Mantan istrinya meninggal setelah melahirkan anak mereka. Tapi kamu gak usah takut, om sudah menunjukkan foto kamu ke anaknya dan dia terlihat menyukaimu. Kamu kapan bisa pulang ke Indonesia? Om mau agar kamu lebih dekat lagi sama mereka," tutur Om kepada Kaela.

Kaela masih belum bisa mengatakan apapun. Dia perlu memikirkan tentang semua ini.

"Sayang... Kami harap kamu ngerti ya. Om dan Tante ngelakuin ini demi kebaikan kamu." 

"Tante.. Kaela akan menghubungi Tante dan om lagi nanti. Kaela ada urusan, Kaela tutup dulu ya panggilannya."

Setelah mendapatkan anggukan dari kedua orang itu, Kaela segera mematikan panggilan tersebut. Ia segera menutup laptopnya dan menatap foto dirinya bersama dengan Nathan yang ada di meja di sebelah dirinya.

Tidak mungkin Kaela bisa meninggalkan pria ini. Perlahan air mata Kaela menetes. Ia tidak tau harus melakukan apa sekarang. Meninggalkan Nathan atau membalaskan kebaikan om dan tantenya selama ini.

Flashback end

Kaela kembali menyadarkan dirinya ke dunia nyata sekarang. Ia melambaikan tangannya ketika melihat Nathan yang mulai mendekat ke arah dirinya. Senyuman di bibir Kaela merekah. Ia tidak mau terlihat tidak baik-baik saja di depan Natha. Kaela mencoba untuk memikirkan semua hal ini terlebih dahulu.

"Mau kemana hari ini?" Tanya Nathan ketika ia sudah berada di depan Kaela.

"Terserah kamu aja. Hari ini aku akan ngikuti kemana kamu pergi," jawab Kaela santai.

Nathan berpikir sejenak. Beberapa detik berikutnya ia menganggukkan kepalanya dan menyetujui permintaan Kaela. "Oke.. ayo kita berangkat." Nathan menggenggam tangan Kalea hangat dan berjalan menuju tempat yang ingin ia datangi bersama dengan Kalea.

***

Senyum di wajah Kalea nampak jelas Nathan lihat. Ia ikut tersenyum ketika melihat pujaan hatinya ini tersenyum.

"Tempat yang udah kamu bicarain berhari-hari sama aku," ucap Nathan. Kalea menganggukkan kepalanya dengan antusias. Tempat ini memang sudah ingin ia datangi dari beberapa hari yang lalu. Ia selalu menceritakan tempat ini kepada Nathan. Tempat yang sangat ingin ku jungi.

"Makasih sayang.." Kalea mengecup pipi Nathan. Ia sangat senang Nathan mengajaknya ke tempat ini. Genggaman tangan kedua insan yang saling mencintai ini tidak pernah lepas.

Mereka mulai memasuki tempat yang ramai ini. Banyak sekali wahana dan penjual makanan di tempat ini.

"Ini kali pertama aku masuk ke pasar malam," tutur Nathan.

"Kamu gak pernah ke pasar malam di Indonesia?" Tanya Kalea dan mendapatkan gelenggan dari Nathan. Kalea kadang merasa aneh dengan Nathan. Ingin sekali Kalea mengajak Nathan untuk melakukan hal-hal kecil seperti ini nanti di Indonesia. Ia ingin mengenalkan kepada Nathan banyak hal yang belum pernah Nathan kunjungi maupun coba. Tetapi ia tidak tau apakah hal tersebut akan terjadi atau tidak.

"Nanti kapan-kapan aku ajak kamu ke pasar malam di Indonesia," ucap Kalea. Nathan dengan semangat menganggukkan kepalanya. Ia juga tidak sabar menunggu hal tersebut.

Mereka berdua akhirnya duduk di tempat yang menurut mereka nyaman. Nathan meninggalkan Kalea untuk membeli beberapa makanan dan minuman.

Sepeninggalan Nathan, Kalea kembali memikirkan permintaan dari om dan tantenya. Suasana ramai di tempat ini menjadi sunyi untuk Kalea.

Sepuluh menit Kalea termenung dengan masalahnya yang rumit, akhirnya ia tersenyum ketika melihat Nathan yang sedang membawa beberapa makanan serta minuman untuk mereka. Wajah Nathan yang penuh hangat membuat Kalea tidak tega untuk melukai perasaan Nathan. Tetapi ia juga tidak tega melukai perasaan om dan tantenya.

"Ramai banget yang ngantri makanannya. Kamu nunggu lama?" Tanya Nathan sambil meletakkan semua yang ia beli di atas meja. Kalea menggelengkan kepalanya.

Nathan duduk di bangku yang ada di depan Kalea. Ia menatap wajah Kalea dalam. Ia dapat menyadari ada yang mengusik pemikiran Kalea. Kalea tidak pernah seperti ini jika tidak ada yang ia pikirkan.

Kalea bahkan tidak terlalu senang ketika melihat makanan yang ia bawa. Pasalnya, Kalea akan dengan bersemangat membuka makanan-makanan yang Nathan beli untuknya. Tapi kalo ini, Kalea hanya diam dan menatap makanan tersebut.

"Kamu.. ada masalah?" Tanya Nathan dengan lembut.

"Aku melihat banyak masalah emangnya?" Tanya balik Kalea.

"Iya. Kamu beda hari ini. Di jalan diam aja dan sekarang kamu kayak enggak bersemangat gitu. Padahal ini tempat yang udah kamu nantikan kan? Ada apa sayang.. kamu bisa cerita sama aku, mana tau aku bisa bantu."

Kalea terdiam mendengar perkataan Nathan. Apakah Nathan akan membantu masalahnya? Kalea tidak yakin akan hal itu.

Kalea tersenyum dan menggenggam tangan Nathan. "enggak papa sayang.. aku baik-baik aja kok. Sekarang aku hanya mau kita berdua senang-senang di sini. Oke?" Tutur Kalea mencoba untuk meyakinkan Nathan jika ia baik-baik saja.

Kalea mencoba untuk terlihat bahagia agar Nathan tidak khawatir terhadap dirinya. Canda tawa diantara mereka mulai Kalea ciptakan.

Dua jam berlalu dan mereka memutuskan untuk kembali pulang. Seperti tadi, Kalea tidak banyak bicara. Ia hanya diam sambil menggenggam tangan Nathan.

Hingga Kalea berhenti berjalan dan membuat Nathan ikut berhenti. Nathan menatap Kalea dengan bingung. "Ada apa?" Tanya Nathan dengan lembut.

"Udah malam, Lea. Kamu mau kemana lagi?" Sambung Nathan. Ia pikir Kalea ingin pergi ke suatu tempat lagi.

Kalea menelan ludahnya dengan susah payah. Ia menatap Nathan lembut dan memberikan senyuman tipis untuk pria itu.

"Aku mau kita udahan."

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status