Share

5. Diskusi

last update Last Updated: 2023-05-12 17:01:32

"Mas, untuk menjadi anggota kepolisian 'kan ga mudah. Apa kata orang tuaku nanti jika mendadak aku mengundurkan diri?" 

 

"Ya, kamu bilang apalah gitu. Mau fokus urus rumah tangga."

 

"Mas, jangan egois. Pangkat kita saja berbeda. Lebih tinggi pangkatku."

 

Dada Arsa kembang kempis menahan amarah saat Prita membahas tentang pangkat. Tidak usah disebutkan tentang pangkat. Sejak awal semua sudah tahu jika Prita Yuliana lulusan Akademi Kepolisian dengan nilai kelulusan yang sangat baik. Arsa kesal setiap kali membahas masalah pangkat.

 

"Maksud kamu, aku yang harus keluar?!"

 

"Mas? Kita semua tahu dari awal masalah kita sangat pelik saat ini. Aku ga bisa kalo harus mundur dari keanggotaan kepolisian ini."

 

"Terserah kamu. Kalo karirku hancur, kamu juga harus ikut menanggungnya!"

 

Arsa mematikan panggilan itu karena jika dilanjutkan perdebatan mereka tidak akan selesai. Sosok ayah tiga anak itu menjambak rambut cepaknya dengan kasar. Masalah yang dihadapinya tidak akan selesai begitu saja. Uang? Apakah solusi untuk menyelesaikan masalah ini?

 

Arsa akhirnya meninggalkan kantornya dan menuju ke rumah. Jam di tangannya menunjukkan pukul tiga sore. Sangat jarang ia berada di rumah saat hari masih terang. Beberapa waktu lalu, ia lebih sering menghabislan waktunya dengan Prita.

 

Suara deru mesin mobil saling bersahutan sore ini. Mereka saling berlomba dan berebut jalanan. Ada kalanya Arsa harus memutar otak agar segera sampai rumah. Sampai rumah dengan cepat? Untuk apa?

 

Kurang lebih satu setengah jam membelah jalanan dan mengalahkan kemacetan akhirnya sampai di rumah. Arsa melihat pemandangan yang beberapa tahun ini selalu dilewatkan begitu saja. Amelia sedang bermain dengan ketiga anaknya dan menyuapi anak bungsu mereka--Aron. Mendadak dada Arsa menghangat hanya dengan melihat senyum wanita yang telah menemaninya sejak dirinya belum menjadi apa-apa di kepolisian dulu.

 

"Hai, Papa, pulang?" Arsa menyapa ketiga anaknya dan membuat kedua anak kembarnya hanya bengong saja. 

 

Mereka seolah tidak percaya jika sang papa pulang saat hari masih sore. Amelia berusah bersikap biasa saja di depan papa kandung ketiga anaknya. Amelia lupa jika bekas kelima jari tangan mertuanya masih ada di pipinya. Arsa melihat itu dan memicingkan matanya.

 

"Pipi kamu kenapa, Ma?" tanya Arsa dan membuat Amelia langsung memundurkan tubuhnya beberapa langkah dari sosok sang suami.

 

Tangan Arsa melayang di udara. Ia terkejut saat Amelia memilih menghindar dari sentuhannya. Arsa menyadari jika sikap sang istri berubah padanya. Amelia kini bersikap dingin meski masih menyiapkan semua keperluannya.

 

"Oh? Enggak, tadi kepeleset aja." Amelia memberikan kode kepada anak-anaknya agar tidak mengatakan apapun pada papa mereka. 

 

"Jatuh? Mana aku lihat." Arsa mendekat ke arah sang istri.

 

"Enggak usah. Nanti juga akan sembuh sendiri." Amelia menghindar dari Arsa. "Ayo, kita lanjut dulu makannya," kata Amelia pada Aron yang sejak tadi sangat lama saat mengunyah.

 

Arsa mengembuskan napasnya perlahan. Sepertinya akan sangat sulit untuk mempertahankan rumah tangganya. Arsa bahkan tidak ingat lagi kapan mereka bersama. Prita seolah mengambil semua waktunya.

 

"Gimana kalo setelah Papa mandi, kita semua jalan-jalan?" Arsa mencoba menawarkan sesuatu hal yang telah lama tidak mereka lakukan.

 

"Enggak, ah, Pa. Aku habis ini mau kerjakan PR." Arusha menjawab ucapan sang papa dengan cepat. "Lagian aku sama Sashi banyak PR dan harua belajar karena sebentar lagi banyak ulangan. Iya, 'kan, Sas?" tanya Aru pada saudara kembarnya itu.

 

Sashi mengangguk dengan mantap sebagai jawaban. Mereka tidak mau kecewa karena setiap kali sudah membuar rencana harus gagal dan dibatalkan. Ada saja pekerjaan Arsa yang mendadak datang. Kali ini mereka tidak ingin kembali merasakan kecewa itu.

 

Arsa mendesah pasrah kali ini. Amelia bahkan tidak mau melihat wajahnya lagi. Sakit hati wanita berhati emas itu sudah terlalu dalam. Terlebih perlakuan keluarga Arsa juga menyakitkan hatinya.

 

Arsa akhirnya masuk ke dalam rumahnya dengan langkah gontai. Penolakan Arusha membuat hatinya terusik saat ini. Kedua anak kembarnya pun seolah menghindar darinya. Ketidakadaan waktu yang membuat mereka semua saling menjauh.

 

Arsa memutuskan untuk langsung mandi. Semoga saja setelah membersihkan tubuhnya, otaknya kembali fresh. Penat karena beban pikirannya membuat tubuh Arsa mendadak lemas. Bayangan cecaran pertanyaan oleh penyidik membuatnya benar-benar kehabisan energi dalam tubuhnya.

 

Prita tidak akan tahu bagaimana rasanya dicecar oleh bagian penyidik. Entahlah, apakah pertanyaan mereka sama? Atau istri keduanya lebih cerdas saat menjawab pertanyaan dari bagian penyidik. Arsa meremas rambutnya dengan kasar di bawah kucuran shower.

 

Hampir setengah jam Arsa berada di dalam kamar mandi. Kali ini kulit tangannya sudah berkerut karena terlalu lama dibawah guyuran air shower. Arsa menyudahi acara mandinya. Ia kemudian berganti pakaian dan langsung menuju ke bawah.

 

Perut yang lapar membawa Arsa menuju ke ruang makan. Ada banyak masakan di sana. Amelia memang sangat suka memasak. Apapun yang dimasak oleh sang istri akan terasa lezat. Sudah lama sekali ia tidak makan masakan sang istri. Arsa lebih sering makan bersama dengan Prita dengan memesan masakan pada aplikasi online. 

 

"Kamu temani aku makan, ya," pinta Arsa pada sang istri yang kebetulan baru saja selesai menyuapi Aron.

 

"Aku sudah makan tadi." Amelia meninggalkan Arsa dan menuju ke wastafel dan mencuci piring yang kotor.

 

Arsa menatap punggung sang istri dengan perasaan sedih. Sudah sangat terlambat bagi Arsa untuk memperbaiki hubungannya dengan Amelia. Arsa juga tidak bisa melepaskan Prita begitu saja. Hatinya memang sudah terbagi sejak empat setengah tahun yang lalu.

 

Adilkah itu semua untuk Amelia? Wanita itu hanya bisa menerima nasibnya. Istri pertama yang harus merasakan menjadi istri kedua. Arsa bahkan tidak menemani dirinya saat melahirkan Aron, empat tahun silam. 

 

Kala itu, Arsa beralasan ada tugas di luar kota. Memang benar Arsa keluar kota, tetapi tidak sedang bertugas. Ia berbulan madu bersama dengan wanita simpanannya. Kala itu, Amelia sama sekali tidak tahu.

 

Amelia sangat mempercayai suaminya dan patuh. Arsa sudah mulai bosan dengan Amelia yang hanya itu dan itu saja kegiatannya. Tidak pernah berdandan cantik dan selalu memakai daster saat di rumah. Andai Arsa tahu, pekerjaan menjadi ibu rumah tangga sangatlah berat.

 

"Mel, bisa kita bicara sebentar," kata Arsa yang melihat kedatangan sang istri.

 

"Ada apa?" tanya Amelia dengan wajah datar.

 

Arsa memberanikan diri menggenggap tangan mungil Amelia. Telapak tangan yang selalu bekerja keras itu sangatlah kasar. Amelia lupa kapan terakhir kalinya menggunakan lotion. Ibu tiga anak itu melepaskan genggaman Arsa dengan perlahan.

 

"Mel, bisakah kamu memberikan aku kesempatan untuk memperbaiki hubungan ini? Aku janji akan adil." Ucapan Arsa langsung mendapatkan tatapan tajam dari Amelia.

 

Amelia langsung meninggalkan Arsa tanpa menjawab ucapan sang suami. Adil katanya? Bahkan sejak awal Arsa sudah membohonginya. Keadilan seperti apa yang akan dilakukan oleh Arsa?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   Ekstra Part 3

    Semenjak kejadian itu, Sashi memilih tinggal bersama dengan Arusha--saudara kembarnya. Sudah enam bulan dan Aditya sama sekali tidak mencarinya. Entah apa yang mereka lakukan setelah Sashi keluar dari neraka yang mereka sebut rumah. Arusha merasa geram dengan ulah Santika."Mending kamu ajukan gugatan. Apa yang mau kamu pertahankan bersama dengan dia? Sejak awal, aku udah rasa jika mereka hanya akan memanfaatkan kamu saja." Arusha mengepalkan tangan karena merasa tidak terima saudara kembarnya diperlakukan tidak adil oleh mereka semua. "Aku menggugat cerai? Tidak, tidak akan aku lakukan. Aku ingin membuat mereka paham, siapa aku dan siapa mereka. Aku sedang menunggu kehancuran mereka satu per satu." Sashi tampak tidak setuju dengan pendapat saudara kembarnya."Kamu pikir dengan menunggu mereka akan hancur? Bodoh! Mereka justru sedang berbahagia sekarang. Lihat, gundik Aditya sedang memamerkan test pek ini," kata Arusha menyerahkan ponselnya pada Sashi.Sekuat apa pun Sashi, tetaplah

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   Ekstra Part 2

    Anak-anak Amelia bersama Arsa sudah dewasa. Sashi bahkan sudah menikah. Hidup Amelia pun bahagia bersama dengan Sultan. Ia benar-benar merasa diratukan oleh laki-laki yang tepat."Ma, kenapa dulu Mama mengambil keputusan cerai?" tanya Sashi yang siang ini berada di rumah sang mama. Wajah Sashi seperti sedang menahan kesedihan yang luar biasa dalam. Amelia menatap sang putri yang sudah dua tahun menikah dengan tatapan benyak pertanyaan. Selama ini, Sashi tidak pernah menceritakan masalah rumah tangganya pada siapa pun. Ia menutup rapat-rapat masalah keluarga."Kenapa tanya seperti itu?" tanya Amelia yang merasa aneh pada pertanyaan sang putri.Sashi meraih piring di depannya dan mulai memakan buah potong. Amelia menyuguhkan camilan buah untuk sang putri. Ia tahu jika Sashi tidak begitu suka kue atau kudapan yang berbahan dasar tepung. Bukan diet, hanya saja Sashi memang kurang suka."Hanya tanya saja, Ma. Apa karena ada perempuan lain?" tanya Sashi dengan santai agar sang mama tidak c

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   Ekstra Part

    "Terima kasih, Sayang, penantianku selama dua puluh satu tahun ga sia-sia. Akhirnya kamu menerima kamu." Sultan memeluk sang istri yang tak lain adalah Amelia putri.Mereka menikah setelah Amelia menjanda selama lima tahun. Tidak mudah bagi Sultan untuk meyakinkan hati sang istri. Amelia punya trauma luar biasa pada pernikahan. Apalagi Sultan punya semua yang wanita inginkan. "Maaf, aku belum sepenuhnya bisa percaya pada laki-laki." Amelia mengatakan terus terang pada sang suami.Menerima lamaran Sultan secara resmi pun karena ketiga putranya yang memintanya. Sejak kematian Arsa, Amelia memilih untuk menyibukkan diri dengan bekerja. Ia seolah menjaga jarak dengan banyak laki-laki. Cenderung galak pada laki-laki yang datang mendekatinya.Sejak Suriyana meminta Amelia membuka hati untuk Sultan, ternyata keduanya cocok. Ditambah lagi, ketiga anak Amelia sangat lengket pada Sultan. Mereka membutuhkan sosok seorang ayah yang tidak didapatkan dari mendiang Arsa. Sultan memberikan semua hal

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   81. Akhir Cerita

    Mita tersenyum ke arah Ratna yang saat ini ketakutan. Entah mengapa, sejak menjalani sidang, Mita adalah sosok yang menakutkan bagi Ratna. Padahal, mereka sama sekali tidak bersinggungan satu dengan lainnya. Mita tidak ditunjuk menjadi tim penyidik kasus besar ini. "Apakah aku begitu mengerikan di matamu? Hai! Ternyata kamu juga dalang penculikan anak-anak di kota ini. Kamu menikmati uang dari itu semua. Ck! Ternyata otakmu luar biasa. Ya, tapi semua harus berakhir di sini sekarang. Nikmati sisa usia kamu!" Mita langsung meninggalkan Ratna setelah sukses membuat mama Arsa itu ketakutan dan histeris.Mita lantas meninggalkan RSJ tempat Ratna dirawat. Hanya tinggal satu orang yang akan dibuat gila lagi. Dia adalah Prita. Wanita yang menjadi duri dalam rumah tangganya. Mita juga tidak ingin Prita hidup tenang dalam penjara."Antar aku ke penjara. Aku ingin ketemu Prita," kata Mita pada sopir pribadinya."Baik, Bu!" Sopir itu menjawab dengan tegas.Rupanya hari ini adalah jadwal para nar

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   80. Pada Akhirmya

    Satu per satu dari mereka yang ditetapkan sebagai terdakwa harus menjalani proses sidang. Hari ini adalah sidang Prita dan Arsa. Mantan suami Amelia putri sebelumnya datang ke sidang putusan cerai. Ia menangis ketika harus melepaskan Amelia."Aku titip anak-anak," kata Arsa setelah selesai sidang putusan perceraian mereka berdua kepada Amelia.Arsa berlinang air mata saat mengatakannya. Amelia baru pertama kali melihat mantan suaminya menangis. Sebelumnya sama sekali tidak pernah. Akan tetapi, hatinya sudah benar-benar mati rasa saat ini."Ya. Sudah kewajibanku mendidik dan membesarkan mereka. Aku ikhlaskan agar suatu saat kamu bersama Prita." Amelia menegaskan hal itu lalu pergi meninggalkan Arsa.Arsa sadar, hidupnya setelah ini tidak akan baik-baik saja. Ia harus bertanggungjawab atas semua kesalahan di masa lalunya. Penjara sudah menanti dan jabatannya pun dicopot begitu saja oleh pihak kepolisian. Terlalu banyak kejahatan yang diperbuat oleh Prita dan Arsa.Hanya saja, Arsa mungk

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   79. Kemunculan Suriyana

    "Mau mengamuk silakan. Kamu akan ditangkap oleh rekan kerja sendiri. Kalian yang selama ini menutupi kebusukan suami saya, juga sudah saya laporkan." Mita menunjuk dua orang ajudan Joko yang kini wajahnya pias."Argh!" Joko frustasi saat ini menghadapi sang istri.Atasan Joko dikenal tidak bisa kompromi sama sekali. Sudah jelas jabatan akan diturunkan atau dipecat. Hanya tinggal menunggu nasib baik saja yang memihak. Ternyata selama ini diam-diam Mita mengintai semua kegiatan Joko. Satu bulan setelah masa penyidikan dan ketiga tersangka pembunuhan Salina harus disidang di pengadilan. Ditambah satu lagi; Joko. Joko dianggap ikut terlibat karena berselingkuh dengan korban. Ratna adalah sosok yang pertama kali disidangkan. Sesuai dengan janjinya, Dandi tidak melibatkan Mita.Salina jatuh terduduk seorang diri bukan karena didorong. Setelahnya dibunuh dengan ditembak tepat pada kepalanya. Sebenarnya bukan kasus yang rumit. Menjadi rumit karena banyak pihak yang terlibat karena dendam. "

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status