Share

6. Arsa Marah

last update Last Updated: 2023-06-16 16:55:41

Amelia duduk di kamar Sashi sambil memangku Aron. Pikirannya sama sekali tidak fokus saat ini. Permintaan sang suami telah menyakiti hatinya. Bagaimana bisa seorang suami meminta istri sahnya untuk bersabar dan meminta kehadiran wanita lain dalam rumah tangganya.

 

"Mama ... ih, ga dengar pasti yang Sashi omongin barusan." Sashi kini merajuk karena kesal dengan sikap tidak peduli Amelia.

 

"Eh? Apa, Nak? Maaf, Mama malah bengong. Kamu bicara apa?" tanya Amelia sambil mengubah mimik wajahnya agar tampak tidak sedih.

 

"Mama! Aku sama Arusha sepakat kalo nanti week end kita jalan-jalan berempat aja. Papa pasti sibuk kerja. Sayang kalo ga mengerjakan tugas. Takutnya nilaiku sama Aru nanti kurang," kata Sashi mengulang ucapannya tadi.

 

"Baiklah. Emang mau kemana kita?" tanya Amelia dengan lembut agar sang anak tidak tersinggung.

 

"Tadi sih, Arusha bilang ke Taman Warna aja, Ma. Yang ga terlalu mahal dan bisa bawa makanan dari rumah. Nanti bawa bekal dan tikar kecil aja, Ma. Naik angkutan umum juga ga apa," kata Sashi yang penuh dengan semangat.

 

"Baiklah. Mama setuju. Besok Mama siapkan dulu. Kamu juga catat apa saya yang harus dibawa." Amelia tersenyum penuh kasih sayang pada sang putri yang kini tampak bahagia.

 

Hanya sederhana kebahagian keluarga ini. Tidak perlu liburan keluar kota atau bahkan ke luar negeri, tidak sama sekali. Mereka hanya memerlukan kebersamaan kedua orang tuanya saja. Sayang, mereka kini pincang, Arsa telah merusak segalanya.

 

Diam-diam Arsa mendengar obrolan anak dan istrinya. Ia tentu sangat terkejut saat anak perempuannya seolah tidak membutuhkan kehadirannya. Hanya perasaannya atau memang benar adanya seperti itu? Siapa yang salah jika sudah seperti itu?

 

"Papa? Ngapain di depan kamar Sashi? 'Kan bisa langsung masuk," kata Arusha yang hendak masuk ke kamar saudara kembarnya itu.

 

"Ini juga mau masuk. Kakak mau kerjakan PR, ya? Sini biar Papa bantu," kata Arsa sengaja menawarkan bantuan pada putranya itu.

 

"Oh ... enggak, Pa. Aku mau tanya jawab aja sama Sashi. Biar besok lancar saat mengerjakan ulangannya," jawab Arusha yang memang merasa tidak memerlukan bantuan sang papa.

 

Arsa akhirnya ikut masuk ke dalam kamar Sashi. Suasana mendadak canggung antara suami dan istri itu. Dulu, mereka akan bercanda tawa, tetapi tidak untuk hari ini. Amelia telah kehilangan rasa dalam hatinya.

 

Arsa beberapa kali tampak mencuri pandang pada sang istri. Wanita itu masih tampak cantik. Hanya saja, Amelia memang jarang punya waktu untuk merias wajahnya. Lain halnya dengan Prita yang selalu tampak segar setiap kali bertemu dengannya.

 

"Mama, pengen pipis," kata Aron yang sudah mulai lepas dari diapers. 

 

"Biar aku saja yang antar Aron. Kamu duduklah," Arsa berusaha membantu Amelia saat ini.

 

"Ga, mau. Mau sama Mama," Aron menepis kasar tangan sang papa.

 

Arsa sangat terkejut dengan reaksi anak bungsunya itu. Ia menatap Amelia dengan tatapan bertanya. Dari dekat, tampak jelas terlihat bekas lima jari pada wajah Amelia. Arsa yakin itu bukan karena jatuh seperti ucapan sang istri.

 

"Ayo, nanti ngompol di kamar Kak Sashi," kata Amelia sambil beranjak berdiri dan menggandeng tangan sang anak.

 

Arsa mengekori sang istri hingga kamar mandi yang letaknya tidak jauh dari kamar milik Sashi. Arsa menunggu Aron hingga selesai buang air kecil. Suara kucuran air dalam wc menandakan sang anak sudah selesai buang air kecil. Arsa masih menunggu dengan sabar.

 

"Ma ... kenapa nenek tadi menampal Mama?" Pertanyaan Aron membuat Arsa terkejut.

 

"Hmm ... bukan ditampar, Nak. Mama, tadi terhuyung. Mungkin karena Mama sangat lelah," jawab Amelia yang sengaja menutupi kesalahan mertua.

 

"Mama jangan bohong lagi. Nenek selalu jahat sama Mama juga Kakak. Aku pelnah lihat kalo nenek talik lambut Kak Alu," Aron kali ini mengadukan apa yang pernah dilihatnya.

 

Amelia samgat terkejut saat melihat ada Arsa duduk tak jauh dari kamar mandi. Ibu tiga anak itu sengaja menyibukkan dirinya saat ini dengan mencoba menggendong Aron. Amelia memang sengaja menghindar dari sang suami. Ia tidak mau membahas perihal sikap kasar ibunda dari Arsa--Ratna.

 

"Apa benar yang aku dengar barusan?" tanya Arsa sambil menatap ke arah pipi Amelia yang masih ada bekas lima jari tangan.

 

"Apa?" Amelia balik bertanya dan mencolek Aron agar tidak bicara apapun saat kedua orang tuanya sedang berbicara.

 

"Kamu ditampar Mama. Apa masalah kalian sampai Mama menamparmu?" tanya Arsa yang memang sering mendengar tentang sikap ketus Amelia dari sang mama.

 

Amelia menghela napas sambil menahan rasa sakit dalam hatinya. Untuk apa bercerita pada sosok laki-laki yang sangat dicintainya itu? Jika pun bercerita, ia tidak akan mendapatkan pembelaan. Justru Arsa akan menyalahkannya tanpa mau mendengar ucapannya.

 

"Jawab aku, Mel!" Arsa membentak sang istri karena wanita itu hanya diam saja. 

 

"A-apa yang harus aku jawab?" tanya Amelia dengan gagap karena mendengar bentakan dari sang suami di depan anak bungsunya.

 

"Kamu ga bisu 'kan? Mama aku ga akan pernah marah jika kamu ga mancing-mancing emosi beliau! Mama orang yang paling sabar. Mustahil beliau ringan tangan kalo kamu ga caro masalah!" Arsa tampak kesetanan saat ini karena terkejut mendengar ucapan sang putra.

 

Arsa akan selalu membela wanita yang telah melahirkannya. Amelia bisa apa ketika tidak ada kesempatan untuk menjelaskan permasalahan mereka. Hanya salah paham biasa dan bukan masalah yang besar. Ratna-lah yang terbiasa membesar-besarkan masalah.

 

Suara menggelegar Arsa membuat kedua anak kembarnya keluar dari kamar. Mereka takut jika sang mama akan disakiti oleh papa mereka. Arusha mendekati kedua orang tuanya. Ia mengatakan sesuatu dan membuat Arsa diam seketika.

 

"Mama ga salah. Tadi, saat kami pulang sekolah mendadak Nenek marah besar. Hanya karena sopir taksi online mengantar kami berempat. Sopir taksi itu membawakan tas milikku dan Sashi. Nenek juga selalu kasar pada Mama walaupun tidak ada masalah." Arusha menggandeng tangan sang mama dan mengajaknya pergi dari hadapan sang papa.

 

Arsa terkejut bukan main mendengar ucapan sang anak. Arusha anak yang jujur. Keberhasilan Amelia mendidik ketiga anaknya adalah sebuag kejujuran. Amelia mengusap air matanya yang mengalir dengan lancang. Arsa merasa bersalah saat ini.

 

Benarkah seperti itu? Arsa tidak paham lagi dengan apa yang menimpa keluarganya. Mustahil jika Arusha berdusta. Astaga! Siapa yang salah di sini? Mengapa mendadak hati Arsa merasa sangat sakit.

 

Arsa segera menyusul sang istri di kamar Aron yang sedang rewel. Jelas anak bungsunya ketakutan saat melihat sang papa marah tadi. Arsa benar-benar tidak bisa mengontrol emosinya. Tampak di depan sana Amelia sedang membujuk Aron agar diam.

 

"Ma ... maafkan aku. Maafkan aku yang tidak mendengar penjelasanmu. Aku ...." Dering ponsel milil Arsa membuat ucapan ayah tiga anak itu terhenti karena harus mengangkat panggilan itu.

 

Tanpa melihat siapa yang menghubunginya Arsa langsung saja mengangkat telepon itu. Suara dari penelepon masih terdengar dengan jelas oleh Amelia. Ibu tiga anak itu tahu siapa yang menghubungi sang suami. Jika sudah demikian, Arsa pasti akan keluar rumah malam ini dan membuat alasan ada tugas mendadak dari kantor. 

Bonamija(Mondi)

Mari baca naskah ini, yuk simpan di perpustakaan, ya. Terima kasih

| 2
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   Ekstra Part 3

    Semenjak kejadian itu, Sashi memilih tinggal bersama dengan Arusha--saudara kembarnya. Sudah enam bulan dan Aditya sama sekali tidak mencarinya. Entah apa yang mereka lakukan setelah Sashi keluar dari neraka yang mereka sebut rumah. Arusha merasa geram dengan ulah Santika."Mending kamu ajukan gugatan. Apa yang mau kamu pertahankan bersama dengan dia? Sejak awal, aku udah rasa jika mereka hanya akan memanfaatkan kamu saja." Arusha mengepalkan tangan karena merasa tidak terima saudara kembarnya diperlakukan tidak adil oleh mereka semua. "Aku menggugat cerai? Tidak, tidak akan aku lakukan. Aku ingin membuat mereka paham, siapa aku dan siapa mereka. Aku sedang menunggu kehancuran mereka satu per satu." Sashi tampak tidak setuju dengan pendapat saudara kembarnya."Kamu pikir dengan menunggu mereka akan hancur? Bodoh! Mereka justru sedang berbahagia sekarang. Lihat, gundik Aditya sedang memamerkan test pek ini," kata Arusha menyerahkan ponselnya pada Sashi.Sekuat apa pun Sashi, tetaplah

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   Ekstra Part 2

    Anak-anak Amelia bersama Arsa sudah dewasa. Sashi bahkan sudah menikah. Hidup Amelia pun bahagia bersama dengan Sultan. Ia benar-benar merasa diratukan oleh laki-laki yang tepat."Ma, kenapa dulu Mama mengambil keputusan cerai?" tanya Sashi yang siang ini berada di rumah sang mama. Wajah Sashi seperti sedang menahan kesedihan yang luar biasa dalam. Amelia menatap sang putri yang sudah dua tahun menikah dengan tatapan benyak pertanyaan. Selama ini, Sashi tidak pernah menceritakan masalah rumah tangganya pada siapa pun. Ia menutup rapat-rapat masalah keluarga."Kenapa tanya seperti itu?" tanya Amelia yang merasa aneh pada pertanyaan sang putri.Sashi meraih piring di depannya dan mulai memakan buah potong. Amelia menyuguhkan camilan buah untuk sang putri. Ia tahu jika Sashi tidak begitu suka kue atau kudapan yang berbahan dasar tepung. Bukan diet, hanya saja Sashi memang kurang suka."Hanya tanya saja, Ma. Apa karena ada perempuan lain?" tanya Sashi dengan santai agar sang mama tidak c

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   Ekstra Part

    "Terima kasih, Sayang, penantianku selama dua puluh satu tahun ga sia-sia. Akhirnya kamu menerima kamu." Sultan memeluk sang istri yang tak lain adalah Amelia putri.Mereka menikah setelah Amelia menjanda selama lima tahun. Tidak mudah bagi Sultan untuk meyakinkan hati sang istri. Amelia punya trauma luar biasa pada pernikahan. Apalagi Sultan punya semua yang wanita inginkan. "Maaf, aku belum sepenuhnya bisa percaya pada laki-laki." Amelia mengatakan terus terang pada sang suami.Menerima lamaran Sultan secara resmi pun karena ketiga putranya yang memintanya. Sejak kematian Arsa, Amelia memilih untuk menyibukkan diri dengan bekerja. Ia seolah menjaga jarak dengan banyak laki-laki. Cenderung galak pada laki-laki yang datang mendekatinya.Sejak Suriyana meminta Amelia membuka hati untuk Sultan, ternyata keduanya cocok. Ditambah lagi, ketiga anak Amelia sangat lengket pada Sultan. Mereka membutuhkan sosok seorang ayah yang tidak didapatkan dari mendiang Arsa. Sultan memberikan semua hal

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   81. Akhir Cerita

    Mita tersenyum ke arah Ratna yang saat ini ketakutan. Entah mengapa, sejak menjalani sidang, Mita adalah sosok yang menakutkan bagi Ratna. Padahal, mereka sama sekali tidak bersinggungan satu dengan lainnya. Mita tidak ditunjuk menjadi tim penyidik kasus besar ini. "Apakah aku begitu mengerikan di matamu? Hai! Ternyata kamu juga dalang penculikan anak-anak di kota ini. Kamu menikmati uang dari itu semua. Ck! Ternyata otakmu luar biasa. Ya, tapi semua harus berakhir di sini sekarang. Nikmati sisa usia kamu!" Mita langsung meninggalkan Ratna setelah sukses membuat mama Arsa itu ketakutan dan histeris.Mita lantas meninggalkan RSJ tempat Ratna dirawat. Hanya tinggal satu orang yang akan dibuat gila lagi. Dia adalah Prita. Wanita yang menjadi duri dalam rumah tangganya. Mita juga tidak ingin Prita hidup tenang dalam penjara."Antar aku ke penjara. Aku ingin ketemu Prita," kata Mita pada sopir pribadinya."Baik, Bu!" Sopir itu menjawab dengan tegas.Rupanya hari ini adalah jadwal para nar

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   80. Pada Akhirmya

    Satu per satu dari mereka yang ditetapkan sebagai terdakwa harus menjalani proses sidang. Hari ini adalah sidang Prita dan Arsa. Mantan suami Amelia putri sebelumnya datang ke sidang putusan cerai. Ia menangis ketika harus melepaskan Amelia."Aku titip anak-anak," kata Arsa setelah selesai sidang putusan perceraian mereka berdua kepada Amelia.Arsa berlinang air mata saat mengatakannya. Amelia baru pertama kali melihat mantan suaminya menangis. Sebelumnya sama sekali tidak pernah. Akan tetapi, hatinya sudah benar-benar mati rasa saat ini."Ya. Sudah kewajibanku mendidik dan membesarkan mereka. Aku ikhlaskan agar suatu saat kamu bersama Prita." Amelia menegaskan hal itu lalu pergi meninggalkan Arsa.Arsa sadar, hidupnya setelah ini tidak akan baik-baik saja. Ia harus bertanggungjawab atas semua kesalahan di masa lalunya. Penjara sudah menanti dan jabatannya pun dicopot begitu saja oleh pihak kepolisian. Terlalu banyak kejahatan yang diperbuat oleh Prita dan Arsa.Hanya saja, Arsa mungk

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   79. Kemunculan Suriyana

    "Mau mengamuk silakan. Kamu akan ditangkap oleh rekan kerja sendiri. Kalian yang selama ini menutupi kebusukan suami saya, juga sudah saya laporkan." Mita menunjuk dua orang ajudan Joko yang kini wajahnya pias."Argh!" Joko frustasi saat ini menghadapi sang istri.Atasan Joko dikenal tidak bisa kompromi sama sekali. Sudah jelas jabatan akan diturunkan atau dipecat. Hanya tinggal menunggu nasib baik saja yang memihak. Ternyata selama ini diam-diam Mita mengintai semua kegiatan Joko. Satu bulan setelah masa penyidikan dan ketiga tersangka pembunuhan Salina harus disidang di pengadilan. Ditambah satu lagi; Joko. Joko dianggap ikut terlibat karena berselingkuh dengan korban. Ratna adalah sosok yang pertama kali disidangkan. Sesuai dengan janjinya, Dandi tidak melibatkan Mita.Salina jatuh terduduk seorang diri bukan karena didorong. Setelahnya dibunuh dengan ditembak tepat pada kepalanya. Sebenarnya bukan kasus yang rumit. Menjadi rumit karena banyak pihak yang terlibat karena dendam. "

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status