Share

7. Tuduhan

last update Last Updated: 2023-06-17 18:36:18

"Aku pendarahan, Mas." Arsa memejamkan mata saat mendengar ucapan dari yang mengubunginya. 

 

Amelia hanya diam dan mengajak anak-anaknya keluar dari ruangan tempat Arsa sedang menerima panggilan itu. Ia tidak tahu nanti anaknya akan bertanya banyak hal perihal telepon itu. Arsa menatap kepergian Amelia dengan wajah sendu. Bodoh! Mengapa Prita menghubunginya saat ia sedang bersama dengan Amelia.

 

Sudah bisa dipastikan, Arsa akan segera meninggalkan rumah. Panggilan telepon dari wanita itu akan membuat Arsa lupa dengan segalanya. Beruntung anak-anak tidak mengiakan ajakan Arsa untuk jalan-jalan. Mereka pasti akan sangat kecewa. 

 

"Apa?!" Arsa terkejut karena mendengar berita itu.

 

Semenjak melakukan hubungan intim dengan wanita simpanannya Arsa selalu menggunakan pengaman. Ia tidak mau semua rusak hanya karena Prita menggandung. Hari ini justru ada berita jika wanita itu mengalami pendarahan. Arsa tidak bisa berpikir panjang lagi dan benar seperti dugaan Amelia; sang suami keluar dari rumahnya.

 

"Ma, tadi siapa yang menghubungi Papa?" tanya Aru yang memang sempat mendengar suara seorang wanita dari benda pipih yang dipegang oleh Arsa. 

 

"Ada teman kantor Papa. Tugasnya sangat beray dan mungkin harus ada yang menggantikan. Papa kalian yang nantinya mungkin akan menggantikan." Amelia berusaha menekan perasaan sakit dalam hatinya saat ini.

 

Apa yang dilakukan Amelia mungkin tampak bodoh di depan orang lain. Akan tetapi, itulah caranya mempertahankan rumah tangganya. Hanya saja, sepertinya memang citra Arsa di mata anak-anaknya sudah buruk. Arusha tampak tidak percaya dengan Amelia saat ini.

 

"Masa teman Papa wanita semua? Emang ga ada yang teman laki-laki?" Arusha sangat kritis saat ingin tahu tentang sang papa.

 

"Benar. Polisi ketika menjalankan tugas itu tidak peduli laki-laki atau perempuan. Mereka harus bisa bekerja sama. Papa kalian itu tugasnya menangani banyak kasus kejahatan. Jadi, wajar jika setiap saat dipanggil saat berada di rumah." Amelia berusaha menjelaskan dengan nada yang wajar.

 

Arusha hanya diam saja saat ini. Entah mengerti atau tidak dan itu akan dipikirkan Amelia nanti. Bukan hal yang mudah membuat kebohongan untuk menutup kebohongan yang lainnya. Kebohongan itu akan menjadi sebuah kebiasaan nantinya. Ah, ya, bukankah kebohongan ini berawal dari Arsa?

 

Arsa tidak pernah benar-benar menyelesaikan masalahnya. Ia selalu saja pergi ketika masalah belum selesai. Seperti saat ini, panggilan dari wanita itu membuatnya lupa dengan masalah besar yang sedang terjadi. Amelia tidak punya cara untuk mengembalikan hatinya yang sudah pecah berkeping-keping.

 

Sementara itu, Arsa tampak sangat terburu-buru memarkirkan mobilnya di sebuah parkiran salah satu rumah sakit besar di kota ini. Prita memberitahukan lokasi di mana sekarang berada. Gegas ia berlari seperti orang yang sedang kesetanan. Seolah wanita itu adalah orang yang benar-benar dicintainya.

 

"Pak Arsa? Siapa yang sakit?" tanya Fajar yang baru saja memeriksakan kehamilan ketiga sang istri. 

 

"Oh, ada saudara saya yang sakit, Pak." Arsa saat ini sangat gugup karena bertemu dengan atasannya itu. 

 

"Oh? Bolehkah saya ikut menjenguk?" Fajar memancing kejujuran bawahannya itu.

 

Arsa mendadak dilanda rasa panik. Haruskah ia curiga pada Amelia? Tidak mungkin karena istri pertamanya bahkan tidak tahu siapa yang menghubunginya tadi. Kebetulan saja saat ini yang sedang terjadi. 

 

"Ma-maaf, Pak. Saya sepertinya salah masuk rumah sakit. Saudara saya berada di rumah sakit lain." Arsa sangat gugup saat ini.

 

Fajar hanya mengulum senyum tipis. Sangat jelas jika Arsa berbohong saat ini. Tidak mungkin salah masuk rumah sakit ketika keadaan sedang genting. Fajar memutuskan menyudahi introgasi pada Arsa saat ini.

 

"Baiklah. Kalo begitu saya dan istri saya permisi," pamit Fajar dengan sopan meski posisinya sebagai atasan. 

 

Arsa merasa sangat lega saat ini. Akan tetapi, baru beberapa langkah Fajar meninggalkannya, ia harus kembali terkejut mendengar ucapan atasannya itu. Fajar mengatakan hal yang membuatnya benar-benar keluar dari rumah sakit ini.

 

"Oh, ya, Prita juga masuk rumah sakit ini. Tadi, saat bertugas ia jatuh dan mengalami pendarahan."  Arsa langsung membeku di tempatnya saat Fajar mengatakan hal itu.

 

Fajar bahkan tidak membalik badannya saat mengatakannya. Akan tetapi, sukses membuat Arsa tidak punya nyali saat ini. Apapun yang dilakukan dalam pantauan Fajar dan anggota yang lainnya. Arsa tentu tidak bisa berbuat gegabah saat ini. 

 

"Oh, terima kasih atas informasinya, Pak." Arsa dengan cepat menjawab ucapan atasannya itu. "Tapi, saya benar-benar bukan mencari dia," lanjutnya dengan wajah pias dan seputih kapas. 

 

Fajar melanjutkan langkah sambil menggandeng sang istri. Ia tahu dan bisa membayangkan bagaimana wajah Arsa saat ini. Sosok atasannya itu tentu saja tidak akan membenarkan tindakan Fajar yang menghianati Amelia. Mereka masih satu almamater saat SMA dulu. 

 

"Mas, emangnya Pak Arsa kenal sama Prita?" tanya istri Fajar yang kini sudah kesulitan berjalan karena perutnya yang sudah membesar dan masuk minggu ke tiga puluh enam.

 

"Hmm ... kenal. Mereka ... sudahlah. Jangan bahas mereka lagi. Tidak akan ada habisnya. Sebaiknya kamu fokus nanti saat persiapan melahirkan." Fajar mengelus perut sang istri dengan penuh kasih. 

 

Setelah Fajar pergi, Arsa pun segera meninggalkan rumah sakit tanpa bertemu dengan Prita. Ia masih punya rasa takut karena kemungkinan Fajar tahu jika Prita masuk rumah sakit ini. Arsa meremas rambutnya dengan kasar saat ini. Ia sangat frustasi.

 

Benar kata orang, menyimpan dua nama dalam satu hati akan membuat seorang laki-laki kesulitan. Terlebih cara yang diambil oleh Arsa adalah salah. Diam-diam menjalin hubungan dengan wanita lain. Amelia bahkan selalu berusaha mempertahankan rumah tangganya hingga sosok ibu tiga anak itu lelah.

 

Sementara itu, Amelia sedang merapikan beberapa piring yang ada di rak. Piring-piring itu di lap lalu di masukkan dalam salah lemari kitchen set. Ia sama sekali tidak menyadari jika saat ini Arsa sudah pulang. Deru mesin kendaraan roda empat itu sama sekali tidak terdengar.

 

"Kamu ngadu sama Fajar, hah?!" Arsa langsung membentak Amelia dan membuat wanita itu terkejut.

 

Amelia yang sedang fokus menata beberapa piring itu sangat terkejut dan mengakibatkan satu piring terlepas dari tangannya. Suara benturan piring pada lantai itu membuat Amelia terhenyak. Arsa kembali menuduhnya tanpa bukti. Laki-laki yang masih berstatus suaminya itu kini menatapnya dengan marah.

 

"Mana ponsel kamu?!" Arsa menarik tangan Amelia dengan kasar dan mengakibatkan salah satu jarinya terkena pecahan beling.

 

"Aw ...!" Amelia memekik dengan keras dan membuat Arsa menoleh. "Ambil saja ponselku. Ada di atas meja rias," lanjut Amelia yang kini meringis karena merasakan perih pada salah satu jari tangannya.

 

Arsa terkejut melihat jari tangan Amelia yang berdarah. Darah itu mengucur dengan deras. Ia segera meraih tangan istrinya. Amelia menolaknya dan langsung menuju ke wastafel untuk mencuci bekas lukanya. Setelahnya ibu dari ketiga anak itu segera mengambil plester.

 

"Ambillah ponselku dan cek semua panggilan masuk dan keluar. Juga pesan masuk dan keluar. Semua tidak pernah saya hapus," kata Amelia sambil menahan air matanya agar tidak jatuh. 

Bonamija(Mondi)

Terima kasih sudah mampir membaca. Semoga Allah memudahkan dalam segala hal.

| 1
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Desi Anneke Dayoh
critanya asyikk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   Ekstra Part 3

    Semenjak kejadian itu, Sashi memilih tinggal bersama dengan Arusha--saudara kembarnya. Sudah enam bulan dan Aditya sama sekali tidak mencarinya. Entah apa yang mereka lakukan setelah Sashi keluar dari neraka yang mereka sebut rumah. Arusha merasa geram dengan ulah Santika."Mending kamu ajukan gugatan. Apa yang mau kamu pertahankan bersama dengan dia? Sejak awal, aku udah rasa jika mereka hanya akan memanfaatkan kamu saja." Arusha mengepalkan tangan karena merasa tidak terima saudara kembarnya diperlakukan tidak adil oleh mereka semua. "Aku menggugat cerai? Tidak, tidak akan aku lakukan. Aku ingin membuat mereka paham, siapa aku dan siapa mereka. Aku sedang menunggu kehancuran mereka satu per satu." Sashi tampak tidak setuju dengan pendapat saudara kembarnya."Kamu pikir dengan menunggu mereka akan hancur? Bodoh! Mereka justru sedang berbahagia sekarang. Lihat, gundik Aditya sedang memamerkan test pek ini," kata Arusha menyerahkan ponselnya pada Sashi.Sekuat apa pun Sashi, tetaplah

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   Ekstra Part 2

    Anak-anak Amelia bersama Arsa sudah dewasa. Sashi bahkan sudah menikah. Hidup Amelia pun bahagia bersama dengan Sultan. Ia benar-benar merasa diratukan oleh laki-laki yang tepat."Ma, kenapa dulu Mama mengambil keputusan cerai?" tanya Sashi yang siang ini berada di rumah sang mama. Wajah Sashi seperti sedang menahan kesedihan yang luar biasa dalam. Amelia menatap sang putri yang sudah dua tahun menikah dengan tatapan benyak pertanyaan. Selama ini, Sashi tidak pernah menceritakan masalah rumah tangganya pada siapa pun. Ia menutup rapat-rapat masalah keluarga."Kenapa tanya seperti itu?" tanya Amelia yang merasa aneh pada pertanyaan sang putri.Sashi meraih piring di depannya dan mulai memakan buah potong. Amelia menyuguhkan camilan buah untuk sang putri. Ia tahu jika Sashi tidak begitu suka kue atau kudapan yang berbahan dasar tepung. Bukan diet, hanya saja Sashi memang kurang suka."Hanya tanya saja, Ma. Apa karena ada perempuan lain?" tanya Sashi dengan santai agar sang mama tidak c

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   Ekstra Part

    "Terima kasih, Sayang, penantianku selama dua puluh satu tahun ga sia-sia. Akhirnya kamu menerima kamu." Sultan memeluk sang istri yang tak lain adalah Amelia putri.Mereka menikah setelah Amelia menjanda selama lima tahun. Tidak mudah bagi Sultan untuk meyakinkan hati sang istri. Amelia punya trauma luar biasa pada pernikahan. Apalagi Sultan punya semua yang wanita inginkan. "Maaf, aku belum sepenuhnya bisa percaya pada laki-laki." Amelia mengatakan terus terang pada sang suami.Menerima lamaran Sultan secara resmi pun karena ketiga putranya yang memintanya. Sejak kematian Arsa, Amelia memilih untuk menyibukkan diri dengan bekerja. Ia seolah menjaga jarak dengan banyak laki-laki. Cenderung galak pada laki-laki yang datang mendekatinya.Sejak Suriyana meminta Amelia membuka hati untuk Sultan, ternyata keduanya cocok. Ditambah lagi, ketiga anak Amelia sangat lengket pada Sultan. Mereka membutuhkan sosok seorang ayah yang tidak didapatkan dari mendiang Arsa. Sultan memberikan semua hal

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   81. Akhir Cerita

    Mita tersenyum ke arah Ratna yang saat ini ketakutan. Entah mengapa, sejak menjalani sidang, Mita adalah sosok yang menakutkan bagi Ratna. Padahal, mereka sama sekali tidak bersinggungan satu dengan lainnya. Mita tidak ditunjuk menjadi tim penyidik kasus besar ini. "Apakah aku begitu mengerikan di matamu? Hai! Ternyata kamu juga dalang penculikan anak-anak di kota ini. Kamu menikmati uang dari itu semua. Ck! Ternyata otakmu luar biasa. Ya, tapi semua harus berakhir di sini sekarang. Nikmati sisa usia kamu!" Mita langsung meninggalkan Ratna setelah sukses membuat mama Arsa itu ketakutan dan histeris.Mita lantas meninggalkan RSJ tempat Ratna dirawat. Hanya tinggal satu orang yang akan dibuat gila lagi. Dia adalah Prita. Wanita yang menjadi duri dalam rumah tangganya. Mita juga tidak ingin Prita hidup tenang dalam penjara."Antar aku ke penjara. Aku ingin ketemu Prita," kata Mita pada sopir pribadinya."Baik, Bu!" Sopir itu menjawab dengan tegas.Rupanya hari ini adalah jadwal para nar

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   80. Pada Akhirmya

    Satu per satu dari mereka yang ditetapkan sebagai terdakwa harus menjalani proses sidang. Hari ini adalah sidang Prita dan Arsa. Mantan suami Amelia putri sebelumnya datang ke sidang putusan cerai. Ia menangis ketika harus melepaskan Amelia."Aku titip anak-anak," kata Arsa setelah selesai sidang putusan perceraian mereka berdua kepada Amelia.Arsa berlinang air mata saat mengatakannya. Amelia baru pertama kali melihat mantan suaminya menangis. Sebelumnya sama sekali tidak pernah. Akan tetapi, hatinya sudah benar-benar mati rasa saat ini."Ya. Sudah kewajibanku mendidik dan membesarkan mereka. Aku ikhlaskan agar suatu saat kamu bersama Prita." Amelia menegaskan hal itu lalu pergi meninggalkan Arsa.Arsa sadar, hidupnya setelah ini tidak akan baik-baik saja. Ia harus bertanggungjawab atas semua kesalahan di masa lalunya. Penjara sudah menanti dan jabatannya pun dicopot begitu saja oleh pihak kepolisian. Terlalu banyak kejahatan yang diperbuat oleh Prita dan Arsa.Hanya saja, Arsa mungk

  • Pernikahan yang Dicurangi Suami Polisi   79. Kemunculan Suriyana

    "Mau mengamuk silakan. Kamu akan ditangkap oleh rekan kerja sendiri. Kalian yang selama ini menutupi kebusukan suami saya, juga sudah saya laporkan." Mita menunjuk dua orang ajudan Joko yang kini wajahnya pias."Argh!" Joko frustasi saat ini menghadapi sang istri.Atasan Joko dikenal tidak bisa kompromi sama sekali. Sudah jelas jabatan akan diturunkan atau dipecat. Hanya tinggal menunggu nasib baik saja yang memihak. Ternyata selama ini diam-diam Mita mengintai semua kegiatan Joko. Satu bulan setelah masa penyidikan dan ketiga tersangka pembunuhan Salina harus disidang di pengadilan. Ditambah satu lagi; Joko. Joko dianggap ikut terlibat karena berselingkuh dengan korban. Ratna adalah sosok yang pertama kali disidangkan. Sesuai dengan janjinya, Dandi tidak melibatkan Mita.Salina jatuh terduduk seorang diri bukan karena didorong. Setelahnya dibunuh dengan ditembak tepat pada kepalanya. Sebenarnya bukan kasus yang rumit. Menjadi rumit karena banyak pihak yang terlibat karena dendam. "

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status