Share

Bab 4

last update Last Updated: 2023-04-13 08:36:29

# Bab 4

"Sayang, udah ya peluk pelukannya, sekarang mamah mau ngobrol dulu sama tante Tika, kamu main dulu aja ya sama bi Minah," ucapku dengan lembut kepada putriku Nadia.

"Iya mah," jawabnya langsung menurut.

"Bi, bi Minah..." Panggil ku berteriak memanggil nama bi Minah.

"Iya non ada apa ?" Tanya bi Minah di saat dia telah berada di hadapanku.

"Bibi tolong bawa Nadia main dulu ya, saya mau ngobrol dulu," ucapku kepada bi Minah.

"Baik non," jawabnya dengan cepat, dan ia pun telah paham dengan maksudku itu karena ia langsung saja bergegas membawa Nadia pergi bermain di luar.

"Ayo neng Nadia, kita main di depan teras yuk ?" Ajak bi Minah.

"Iya ayo bi, mah aku main dulu di teras depan ya mah," ucap putriku dengan wajah senangnya.

"Iya sayang, jangan main lari larian ya," ucapku masih mencoba bersikap ceria di hadapan anakku.

"Oke siap bu bos," sahut Nadia sambil ia melangkahkan kakinya di tuntun oleh bi Minah untuk segera ke depan teras rumah.

Setelah bi Minah keluar rumah membawa Nadia untuk bermain bersamanya, aku langsung melirik tajam ke arah Kartika, ia nampak ketakutan dan hanya menunduk lalu ia bersembunyi di balik badan ibuku.

Sehingga ibuku sampai bertanya heran.

"Rin, ada apa ini ? Apa yang terjadi di antara kalian ?" Tanya ibuku heran, ku pikir ia belum mengatahui apa yang terjadi di antara aku dan juga adikku Kartika.

"Apakah mamah tahu, bahwa anak kesayangan mamah ini telah melakukan hal bejat," ucapku dengan amarah yang membara.

"Maksud kamu apa Rin ? Hal bejat apa ?" Tanya ibuku yang semakin keheranan dan kebingungan dengan ucapanku.

"Putri kesayangan ini telah tega menusuk ku dari belakang, ia berselingkuh dengan suamiku mah, bahkan ia telah berhubungan badan dengan suamiku di depan mataku sendiri mah," ucapku dengan nafas yang memburu, jika tak ada ibuku ingin rasa nya aku mencakar cakar wajahnya itu sampai wajah mulusnya itu lenyap dan berubah menjadi buruk rupa.

Mendengar ucapanku barusan, ibuku langsung melirik Kartika dengan tajam, lalu berkata...

"Apa benar itu Tika ? Apakah kamu berselingkuh dengan suami dari kakak mu ?" Tanya ibuku dengan tegas.

Kartika pun langsung menunduk lesu dan hanya diam saja tak bergeming.

"Jawab Tika jangan diam saja kamu," bentak ibuku ketika ia melihat bahwa Kartika hanya diam saja dan tak mau menjawab apapun yang di tanyakan oleh ibuku.

Kartika menjadi semakin menundukan pandangannya ketika ibu membentaknya.

Bukannya iba aku malah menjadi senang melihat Kartika di bentak oleh ibuku karena ku yakin ibuku pasti akan memarahi dan menasehatinya dan berlaku adil kepada para putrinya.

"Jawab cepat," ucap ibuku lagi dan lagi.

Kemudian Kartika pun menegakkan sedikit kepalanya dan mulai menjawab perkataan ibu.

"Maafkan Kartika mah, Kartika khilaf," unarnya sambil meneteskan air matanya, yang ku tahu itu pasti hanya air mata buaya.

"Harusnya kamu mikir dari awal Kartika, lelaki yang kamu dekati itu siapa ? Dia suami mbak Tika suami kakak mu sendiri," bentakku tak kuasa aku menahan amarah yang telah menggebu ini.

"Tapi kami saling mencintai mbak," jawabnya dengan percaya diri.

Aku sampai tak percaya mengapa ia berbicara seperti itu, ia dengan lugasnya berkata cinta padahal mas Roni itu suami ku dan apalagi Kartika pun telah memiliki suami.

"Cinta katamu ? Hebat ya kamu sampai berani beraninya berkata seperti itu, lihat mah, putri kesayangan mamah yang selalu mamah banggakan ternyata dia tumbuh menjadi seorang pelakor," ucapku ketus.

"Cukup Rina, cukup," ucap ibu, tak ku sangka ia malah berbalik membentakku.

Aku pun dalam sekejap terdiam tak bergeming karena bentakan ibuku itu sungguh membuat hatiku terasa sakit.

"Sudah Rin, sudah," ucap ibuku dengan nada bicara yang mulai melunak, lemah dan lembut seperti biasanya.

Tak terasa air mataku mengalir membasahi pipi ini.

"Maafkan mamah Rin, karena tadi mamah sudah membentak mu juga, mamah tak mau hubungan persaudaraan di antara kalian memudar, mamah ingin kalian menjadi adik kakak yang akur dan saling pengertian," ucap ibu dengan lemah lembut.

"Aku pun inginnya begitu mah, tapi sungguh kesalahan Kartika kali ini sulit untuk di maafkan, padahal dia pun memiliki suami, tapi mengapa ia malah berselingkuh dengan suamiku dan seperti ingin merebut suamiku ?" Ketusku sudah tak kuasa membendung sakit yang teramat dalam ini.

"Coba kamu tenang dulu ya Rin dan dengarkan saran mamah, karena sekarang Kartika sudah mengaku bahwa ia melakukan semua itu karena ia cinta dengan suami mu dan suami mu pun mau melakukannya dengan Kartika, jadi sudah di pastikan mereka ini sama sama saling cinta Rin, kalau cinta sudah tumbuh kita pun tak bisa melarangnya, mamah pun setuju kalau Kartika bercerai dengan suaminya dan menikah denga Roni toh kamu dan Kartika pun beda bapak kan jadi walinya pun berbeda, jadi tak ada salahnya kan kalau Roni melakukan poligami," ucap ibuku tiba tiba berkata seperti itu dan sungguh perkataan itu sangat tak ku sangka akan keluar dari mulut ibuku itu.

"Tenang kata mamah ? Terus apakah mamah tidak salah bicara mamah berbicara seperti itu padaku ? Oh iya aku lupa, bahwa dulu pun mamah pasti sifatnya pasti seperti Kartika kan, tukang rebut suami orang," Ucapku spontan karena aku tak menyaka ibuku sendiri, seorang ibu yang telah melahirkanku ia malah berbicara seperti itu kepada putrinya sendiri.

"Heh jaga bicara mu ya Rin, mamah bukan orang yang seperti itu," jawab ibuku yang mulai tersulut emosi.

"Kalau mamah bukan orang yang seperti itu, mengapa mamah malah membela orang yang salah ?" Ucapku menimpali perkataan ibuku.

Setelah aku berucap seperti itu ibuku tak menimpali lagi ucapanku, ia hanya terdiam dan tertunduk, mungkin ia merasa ucapanku itu ada benarnya juga, karena tak seharusnya juga ia membela yang salah walaupun itu putrinya sendiri.

Sejenak ruangan ini pun menjadi hening namun tiba tiba di dalam ke heningan ini Kartika mulai kembali menyulut emosi ku.

"Udah ya mbak jangan sudutin mamah kayak gitu deh, seharusnya mbak itu sadar diri, karena sebenarnya mas Roni itu selingkuh karena ia sudah tak mencintai mbak lagi, jika mbak gak mau mas Roni poligami maka relakan saja mas Roni, toh ia juga sudah tak cinta dan tak sayang lagi sama mbak, dan yang harus mbak tau ya, mas Roni masih mempertahankan mbak itu hanya karena ada Nadia," ucap Kartika malah memarahiku dan menyuruhku untuk meninggalkan mas Roni.

Namun bukannya aku bersedih dan kecewa setela ia membeberkan sebuah pernyataan yang entah itu faktanya atau mungkin karanganannya, mendengar ia berkata seperti itu aku merasa menjadi tertantang untuk melawannya.

"Oh begitu, aku memang ingin tak mau di madu atau aku tak mau mas Roni berpoligami, namun aku tidak percaya jika mas Roni mencintaimu dan sudah tak mencintaiku lagi, aku akan lebih percaya jika mas Roni sendiri yang berkara kepadaku, jika mas Roni benar benare mencintaimu dan ingin menikah dengan mu aku bersedia untuk mundur dan Nadia sudah pasti akan ikut bersama ku," ucapku dengan tegas.

"Oke, akan ku buktikan, bahwa mas Roni akan lebih memilihku di bandingkan dengan mu," ucap Kartika yang merasa tertantang.

"Silahkan buktikan saja dan aku menunggu bukti darimu," ketusku.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Perselingkuhan Suami dan Adik Kandungku   Bab 19

    # Bab 19# PoV NadiaSetelah membereskan barang barangku, Dewi pun kemudian berlalu pergi meninggalkanku karena ia menyuruhku untuk istirahat."Mbak, Dewi tinggalin dulu ya, mbak Nadia pasti capek, mbak langsung istirahat saja ya," ucapnya dan kemudian berlalu."Iya wi," jawabku dan kemudian ku tutup pintu kamar ini.Kamar disini memang tak seluas kamarku di rumah ibuku, namun lumayan nyaman juga menurutku walaupun luas kamarnya hanya cukup untuk 1 kasur dan 1 lemari saja.Aku pun langsung merebahkan tubuhku di atas kasur ini, karena cukup lelah juga menempuh perjalan menggunakan motor.Namun baru saja aku merebahkan tubuhku tiba tiba pintu di ketuk dari luar.Tok.. tok.. tok.."Dek.. dek.."Dari balik pintu ku dengar suara mas Deni memanggil."Iya mas sebentar," sahutku dari dalam kamar dan aku pun langsung beranjak bangun dari tempat tidur ini.Aku langsung membuka pintu kamar ini, dan ternya mas Deni sudah berdiri di ambang pintu.Saat aku membuka pintu mas Deni langsung berkata."

  • Perselingkuhan Suami dan Adik Kandungku   Bab 18

    # Bab 18# PoV Nadia"Mah, hari ini Deni mau minta ijin sama mamah untuk membawa Nadia pulang ke rumah Deni," ucap mas Deni langsung to the poin kepada ibuku di saat kami baru saja berjalan di depan kedua orangtuaku.Awalnya aku mengira bahwa ibuku tak akan mengijinkanku pergi dari rumah ini, karena ku lihat di saat mas Deni mengutarakan niatnya untuk memboyongku ke rumah orang tuanya, raut wajah ibuku terlihat murung dan tak bersahabat, namun prasangkaku di patahkan oleh kata kata ibuku yang ternyata langsung mengijinkanku untuk di bawa pergi dan tinggal di rumah orang tua mas Deni."Ya sudah mamah izinkan, tapi mamah berpesan sama kamu Deni, terus bahagiakan Nadia ya, jangan buat Nadia menangis, sayangi dia sepenuh hati," ucap ibuku memberi wejangan kepada mas Deni "Iya mah, Deni janji akan selalu menyayangi dan membahagiakan Nadia selamanya," ucap mas Deni dengan yakin menjawab pertanyaan dari ibuku."Dan untuk kamu Nad, putri mamah yang mamah sayang, kamu baik baik ya di sana, nu

  • Perselingkuhan Suami dan Adik Kandungku   Bab 17

    # Bab 17PoV NadiaRasanya senang hati ini, karena kini ibuku sudah merestuiku menikah dengan mas Deni.Dan tepat hari ini adalah hari pernikahanku dengan mas Deni.Acaranya berjalan lancar dan meriah, namun setelah 1 hari menikah mas Deni langsung mengajakku untuk tinggal bersama kedua orang tuanya.Awalnya aku tak mau, karena aku sudah nyaman dengan rumah ku ini, semua fasilitas tersedia, tak perlu membersihkan rumah dan tak perlu memasak, karena ada bi Minah disini, sedangkan di rumah mas Deni yang ku tahu ia tak punya pembantu dan aku tak tahu nantinya siapa yang akan memasak dan mencucikan baju bajuku, namun karena mas Deni gigih dalam membujukku, akhirnya aku mau ikut bersamanya untuk tinggal di rumah orang tuanya."Sayang, besok kita pindah ke rumah orang tuaku yah ?" Ucapnya sambil mendekatiku yang tengah sibuk melepaskan aksesoris riasan pengantin yang ada di kepalaku."Loh kenapa mas, memangnya kamu gak betah tinggal disini ?" Tanyaku kepada mas Deni."Bukannya gitu sayang,

  • Perselingkuhan Suami dan Adik Kandungku   Bab 16

    # Bab 16Setelah bu Entin di antar ke rumah saudaranya pak RW pun mulai mengumumkan soal sumbangan dana untuk rumah bu Entin.Kami pun langsung menyumbang dengan seikhlasnya dan akhirnya setelah terkumpul, pak RW mengerahkan bapak bapak warga sini untuk bergotong royong membantu merenovasi rumah bu Entin kembali.Singkat cerita setelah beberapa hari akhirnya rumah bu Entin telah di bangun kembali dan sudah bagus kembali.* * * *Setahun telah berlalu, kini Nadia mulai menagih janjinya kepadaku."Mah.." panggilnya sambil menghampiriku yang sedang jaga warung."Iya apa Nad ?" Tanyaku.Setelah ia berada tepat di sampingku ia mengutarakan keinginannya lagi kepadaku."Apa mamah tidak ingat ?" Tanyanya "Hah.. tidak ingat apa nak ?" Tanyaku yang awalnya tak mengerti apa maksudnya."Sekarang sudah lebih dari satu tahun mah, dan umurku sudah menginjak 17 tahun," ucapnya."Lalu ?" Tanyaku masih belum mengerti."Ih.. mamah lupa ya ? Kan dulu mamah bilang jika umurku telah 17 tahun aku bisa meni

  • Perselingkuhan Suami dan Adik Kandungku   Bab 15

    # Bab 15# Karma instanSetelah melayani pesanan bu Titi dan setelah bu Titi pergi kembali ke rumahnya, aku merenungkan tentang siapakah orang yang mempunyai sifat iri dengki terhadapku.Apakah Kartika atau ada orang lain lagi ? Entahlah aku bingung memikirkannya, namun aku berdoa semoga di berikan petunjuk mengenai siapa orang yang telah menaruh kotoran manusia di depan warungku itu.* * * *Keesokan harinya, entah dari mustajabnya doa orang yang tersakiti atau memang sudah waktunya ketahuan, tiba tiba saat aku ingin membuka warung ku lihat bu Entin sedang mengendap endap di depan warungku, ku lihat ia seperti ingin menaburkan sesuatu yang ada di dalam buntalan kain putih, namun untungnya aku keburu memergokinya hingga ia tak jadi berulah."Bu Entin lagi apa ?" Tanyaku kepada dia yang hendak membuka sebuah bungkusan kain putih."Eh, eng.. enggak bu Rina, saya cuma numpang lewat saja, permisi," ucapnya gelagapan.Melihat bu Entin yang tampak mencurigakan, aku pun jadi kepikiran soal s

  • Perselingkuhan Suami dan Adik Kandungku   Bab 14

    # Bab 14"Tapi dengan siapa nak ? Apakah kamu sudah memiliki pacar ?" Tanyaku dengan lemah lembut kepada Nadia putriku.Saat ku tanya ia pun hanya mengangguk lalu menundukan kepalanya."Siapa namanya ?" Tanyaku."Mas Deni mah," jawabnya pasti."Deni ? Deni anaknya bu Ami ?" Tanyaku tak percaya, karena Deni itu terkenal sebagai pria yang banyak wanitanya, kalau kata anak jaman sekarang bisa di bilang play boy."Iya mah," jawabnya sambil tersenyum ke arahku."Tapi nak, dia itu kan seorang seniman, dan terkenal selalu dekat dengan banyak wanita," ucapku mengingatkan Nadia, karena aku tak mau jika nantinya Nadia malah di khianati oleh Deni seperti yang dulu pernah aku rasakan saat di khianati suamiku sendiri."Mas Deni itu baik mah, meski orang bilang banyak wanitanya ya wajar lah mah karena kan wanita wanita itu temen satu profesi dengan mas Deni, bukannya mas Deni playboy," ucap Nadia dengan nada yang terasa menyentakku, karena baru kali ini Nadia berbicara keras kepadaku."Bukannya git

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status