"Kalau menurut Mira, itu sih ide yang sangat bagus Bu. Biar nggak sok kecantikan lagi itu orang," Seru Mira dengan senyum liciknya."Eh, tapi nanti siapa yang akan melakukannya?" tanya Ratih mengingat ide gil4 Sarti."Biar aku saja yang akan melakukannya, salah siapa dia begitu serakah," jawab Mira."Tapi kamukan lagi hamil, Mbak," ujar Bunga."Halah, lagian kan nggak lakuin yang berat-berat jadi amankah," balas Mira."Oke, Mamah sih setuju-setuju saja. Mamah juga benci banget sama Reni, gara-gara dia hidupku jadi begini," ujar Ratih, padahal Ratih sengsara karena ulahnya sendiri.Terlihat ada Candra pulang ke rumah, untuk sementara Candra kerja gojek sekarang dengan motor bekas yang dibelinya. Kalau siang Candra memilih untuk pulang buat makan siang di rumah, dari pada makan di luar jatuhnya boros, begitu fikir Candra.Nanti rencananya kalau malem Candra mau dagang warung angkringan, dan kalau pagi ngojek. Demi bisa mencukupi keluarganya, begitu Candra masuk ke dalam rumah semuanya l
"Sayang, uangnya. Transfer ya," pinta Seno. Ya, tadi Risa meminta Seno untuk menjemputnya di rumah sakit."Aku aja nggak dapet uangnya, Mas," jawab Risa, karena memang Sekolah yang menyuruh Risa buat mintain uang ke Niko yang kaya.Sebenarnya, sudah lama mereka berdua menjalin berhubungan, tapi Bunga tidak tau kalau Seno punya wanita lain di belakangnya. Tapi sekarang mereka sudah putus, tadinya Seno mau memilih Bunga dan melepaskan Risa, karena Bunga selalu bisa memenuhi permintaannya. Tidak seperti Risa yang harus nunggu transferan dari Niko lebih dahulu.Berhubung Bunga sekarang udah miskin, jadilah Seno memilih bersama dengan Risa. Bahkan keduanya berencana mau mengambil semua hartanya kekayaan Niko."Loh, kok bisa nggak dapet sih? Biasanya kamu mudah sekali loh minta duit sama dia?" Tanya Seno."Katanya M bankingnya sedang bermasalah," jawabnya."Kapan sih, Sayang. Kamu menikah dengannya, dengan begitu kamu pasti akan lebih mudah menguasai hartanya. Nanti kalau kamu sudah berhasi
"Eh, Caca. Bagaimana keadaanmu? Apa sudah lebih baik?” tanya Reni, seraya mendekati Caca dari sebelah kanan, karena Risa posisinya ada disebelah kiri Caca dengan Niko. Sementara Nilam duduk di kursi sofa."Caca, udah baikan kok, Mah. Makasih ya udah bawa Caca kerumah sakit," jawab Caca. sedangkan Risa merasa kaget saat dengar Caca memanggil Mamah ke Reni, dan Reni tadi juga memanggil Nilam dengan sebutan Mamah juga."Loh, kok manggilnya Mamah sih?" Tanya Risa."Ah, iya. Nggak tau kenapa Caca malah manggil aku mah, maaf ya," entah kenapa Reni belum ingin memberitahu ke Risa kalau dirinya adalah Istrinya Niko."Sebenernya dia siapanya kamu sih, Mas?" tanya Risa. "Ayo Caca makan ya tante suapi," ujar Risa yang memang sedari tadi berusaha membujuk Caca supaya mau makan, biasalah Risa mau cari muka di depan Niko dan Nilam, sehingga Risa mau sok-sokan menyuapi makan Caca."Ya tentu saja dia ini Mamah aku. Caca ogah ya punya mamah yang jahat seperti, Tante," bentak Caca.Mendengar perkataa
"Eh, Bu. Itu ada Mbak Reni," ujar Mira."Kebetulan kita bertemu dia disini, Mirm kita mau nemuin dia aja susah banget kaya mau ketemu sama presiden saja, ayo kita samperin dia," ajak Sarti, karena kemarin tanpa sepengetahuan Candra, mereka berusaha menemui Reni di rumahnya, tapi bilangnya Reni selalu tak ada di rumah."Iya, ayo Ma." "Eh, Mbak Reni. Kebetulan sekali ya kita bertemu disini," panggil Mira, sedangkan Reni langsung memutar bola matanya malas saat bertemu dengan Reni dan Sarti."Kebetulan ya, kita bisa bertemu disini. Jadi anak aku bisa minta uang 1 M milik Candra dan Ratih di kembalikan, kamu kalau jadi orang itu jangan serakah," pinta Sarti tanpa basa-basi."Ya ampun, mimpi apa sih kamu semalam, Ren. Bisa bertemu orang-orang tak tau diri macam mereka, yang pikirannya duit melulu. Sudah untung loh Reni itu tidak melaporkan kamu dan Chandra ke polisi atas pernikahan tanpa izin," ujar Ana, moodnya langsung berubah ancur kala melihat kehadiran Mira dan Sarti."Aduh, udah deh
"Nah, begitu dong. Tapi awas saja ya kalau kamu nanti malah pergi keluar sama nenek lampir itu," peringkat Nilam, karena percuma saja anaknya itu nggak masuk ke kantor tapi malah pergi sama Risa."Enggak, Ma. Niko nggak bakal pergi sama Risa, lagian nanti katanya Risa yang mau datang kesini buat nengokin Caca," beritahu Niko."Okey, boleh saja dia datang buat nengokin Caca. Tapi awas saja kalau sampai menyakiti perasaan cucuku. Ingat Niko, sekarang kamu itu sudah menikah, kamu harus jaga jarak dengan Risa," peringkat Nilam."Iya, bawel banget sih.”Setelah Reni selesai sarapan, Reni pamit sama mertuanya buat nengokin Ibu temannya yang katanya sedang sakit. Selain itu Reni juga mau sekalian nebus obatnya Caca di apotik, kebetulan sekali ibunya Ana dirawat di rumah sakit yang sama dengan Caca, sehingga Reni bisa lebih mudah mengunjunginya.Tak lupa Reni membawakan buah tangan parsel buah untuk Ibunya Ana yang dibelinya di dekat rumah sakit. Setelah dijenguk, ternyata keadaan Ibunya Ana
Dari yang minta shopping, beli barang–arang mahal, inta sejumlah uang, dan bahkan belakangan ini pacarnya minta dibelikan mobil baru."Wah, sepertinya omongan Reni ini ada benarnya juga. Aku harus menyelidiki Risa nih, apa benar jika dia yang sudah sengaja memberikan aku obat tidur untuk menjebakku," batin Niko dalam hati."Ehmm, malam ini dia minta ketemuan. Katanya kangen, menurut kamu apa aku harus memutuskan hubungan aku dengannya?" tanya Niko, yang ingin tahu pendapat Reni."Kamu itu sudah dewasa dan udah gede, kamu bisa lah memutuskan sendiri. Nanti kalau aku jawab kamu salah paham lagi sama aku," jawab Reni, yang langsung pergi dengan begitu saja sehingga membuat Niko jadi kesal."Eh buset, cuma dia loh wanita yang begitu galak dan cuek denganku. Mana pakai ngatain aku bego lagi, biasanya wanita diluaran sana itu pada berlomba-lomba untuk mengejarku, secara aku ini adalah duren alias duda keren. Memang aneh cewek satu itu," gerutu Niko dalam hati.Malam harinya, Niko sudah ber
"Aku ingetin ya, kamu itu nggak usah berharap banyak deh sama pernikahan ini. Aku itu cuma terpaksa nikahi kamu," ujar Niko, saat dirinya berada didalam kamar sama Reni."Eh, siapa yang berharap lebih sama pernikahan ini. Aku juga terpaksa menikah sama kamu, asal kamu tau ya! Aku itu masih merasa trauma sama yang namanya pernikahan.Emang dasarnya semua laki laki didunia ini itu sama saja, sama sama brengsek," balas Reni dengan berapi-api, kala mengingat pernikahannya yang terdahulu."Jangan-jangan kamu mau menikah denganku, karena tau kalau aku ini orang kaya ya. Kamu mau jadi nyonya Saputra? iya" tuduh Niko, nggak tau saja kalau Reni itu juga orang kaya."Ya ampun, omongan kamu itu sangat ngelantur sekali. Kamu pikir aku ini orang miskin begitu," sentak Reni yang kesel banget sama perkataan Niko yang seenaknya.Sedangkan Niko, malah mengamati Reni dari atas sampai bawah. Baju yang dikenakan oleh Reni cukup mahal, karena Niko cukup tau merk baju yang dipakai oleh Reni itu adalah merk
Candra segera menatanya di dapur, tak lupa Candra juga beli tabung gasnya. Ada wajan penggorengan, panci, sendok dan lain-lain yang sekiranya penting buat Candra. Setelah selesai menata semuanya, Candra langsung keluar dari dapur, kebetulan ada Mamanya, istrinya dan juga Ibu mertuanya sedang pada ngumpul di ruang depan, sehingga Candra langsung ikutan buat gabung."Owh! Iya, Ma. Ini ada uang buat pegangan Mamah," ujar Candra seraya memberikan uang sebanyak 1 juta rupiah ke Ratih."Dan ini uang buat kamu, Mir. Buat belanja kebutuhan rumah, kamu pergunakanlah uang itu dengan baik. Yang hemat jangan boros-boros," pesan Candra seraya memberikan uang sebesar 2 juta rupiah ke Mira."Loh, ini apa-apaan kamu, Ndra. Ngasih uang ke Mamah kok cuma 1 juta, uang segini bisa buat apa. Mamah maunya 6 juta, Mamah harus bayar arisan besok, kemarin saja sudah nunggak-nunggak dan udah ditanyain sama teman-teman Mamah. Bisa malu nanti Mamah," protes Ratih begitu menghitung jumlah uangnya yang hanya ada 1
Mendengar berita itu membuat Caca merasa senang, karena Caca tidak akan memiliki Mamah tiri yang jahat seperti Risa."Hah, yang bener nek?" tanya Caca."Iya, Sayang. Kamu maukan kalau Tante Reni yang jadi mamah kamu?” jawab Nilam dengan balik bertanya."Mmmm, Caca belum tau juga sih. Kan Caca belum kenal sama Tannte Reni. Tapi mendingan, daripada Papaku nikah sama Tante jahat," jawab Caca, sehingga Reni langsung berjongkok menyamakan tingginya dengan Caca."Caca, kok manggilnya masih Tante sih, panggil Mamah dong, kan sekarang tante udah jadi Mamah kamu. Mamah janji bakal menjadi Mamah yang baik buat kamu," ujar Reni."Baik, Mamah Reni," balas Caca yang langsung mau memanggil Reni mamah."Awas saja nanti kalau kamu sampai jahatin anak aku," peringat Niko yang membuat Reni memutar bola matanya malas."Sorry, aku bukan pacar kamu yang katanya jahat itu ya. Aku suka sama anak kecil, bahkan sudah dari dulu aku menginginkan seorang anak, tapi sayangnya tuhan belum memberikannya," balas Ren