Share

Aborsi

Satria bergidik ngeri mendengar ancaman dari ibu kandungnya sendiri. Memang Satria disini salah, sebagai seorang laki laki kurang tegas dalam hal pendirian. Sudah untung sang istri sangat baik, mau memaafkan dan mengerti alasan dibalik semua yang Satria lakukan.

"Maaf ya Shafira. Aku benar benar minta maaf. Aku berjanji tak akan menemui Thika ataupun berhubungan dengannya."

Lagi lagi, Satria mengucap janji untuk kesekian kali.

"Sudahlah Mas, aku mau istirahat."

"Baiklah. Istirahatlah, aku akan pergi."

Satria pergi meninggalkan Shafira, memilih untuk tidur di ruang tamu. Malam ini biarlah menjadi bukti atas penyesalan seorang Satria. Sebagai kepala keluarga, dia sama sekali tak bisa menentukan mana yang harus dilakukan sebagai kepala keluarga.

Shafira sendiri sudah tak mau menangisi seorang Satria. Air matanya sudah mengering secara sia sia. Percuma bersedih jika setelah itu kembali tertawa seolah tak ada masalah yang menghampiri keluarga ini.

****

Thika sedang mengalami masa- masa sul
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status