Home / Romansa / Persimpangan Pilihan / 7. Malam Mingguan

Share

7. Malam Mingguan

Author: Ayas Larasati
last update Last Updated: 2021-10-13 18:04:41

Setelah semua urusan mereka selesai akhirnya mereka bertemu di parkiran motor tepatnya di tempat motor Robby diparkir. 

Raline segera bersikap manja agar Robby tidak curiga. Walaupun Robby tidak mengetahui hal yang tadi terjadi di Raline, namun Raline sekeras mungkin untuk bermain lebih pintar. 

Jika dibandingkan dengan perjuangan Robby kepada Raline selama ini, kelakuan Raline memang sangat jahat buat Robby. 

Senyuman manis yang palsu mungkin akan selalu Raline berikan untuk Robby agar semua bisa tertutupi. 

"Mau kemana kita?" Raline menggandeng tangan Robby dengan mesrah sambil menggunakan nada seperti anak kecil. 

Sejujurnya Robby paling suka jika Raline bersikap manja seperti ini — selain wajah Raline yang imut ia juga menyukai sikap-sikap lucunya Raline. 

"Line, asli kamu gemesin kalau kayak gini. Kamu jangan rese-rese, dong." 

"Dibahas lagi, aku rese juga karena kamu yang mulai" Raline melepaskan gandengannya lalu bersedekap. 

"Hehehe baiklah. Emm, kalau begitu kita mau malam mingguan kemana?" 

"Pasar malam, yuk. Kita beli jajan yang banyak lalu kita makan lesehan di pinggir jalan" 

"Serius kamu? Nggak mau masuk pusat perbelanjaan saja ? Makan yang enakan dikit gitu" 

"Kamu pikir di pasar malam makanannya nggak enak?"

"Ayolah, aku pingin makan jajan yang ada disana" Raline mulai merengek supaya permintaannya disetujui oleh Robby. 

Satu lagi, yang Robby bikin cinta mati sama Raline adalah jiwa kesederhanaan begitu tinggi. Raline bukan tipe perempuan yang akan menuntut pacarnya supaya makan atau jalan ke tempat yang mewah. Dan, itulah Raline Ayunda. 

Dalam hati Robby berkata begitu bersyukur memiliki kekasih seperti Raline ia tidak merasa sia-sia mengekang — menuntut sebuah kabar setiap saat kepadanya. 

"Malah lihatin aku sambil senyum-senyum kayak gitu.. ayo, By" Raline menarik-narik tangan Robby sambil mengerek. 

Pelan-pelan Robby mengarahkan bibirnya ke bibir Raline dan hampir tidak ada jarak diantara bibir mereka. Seketika, Raline langsung menghindar dan membuat pipinya merona. 

"Kenapa?" Tanya Robby dengan wajah yang sedikit tak tertahan dengan hal itu. 

"Di kampus, By, nanti di lihat satpam atau dosen gimana?" Raline mendorong bahu Robby dan bergegas untuk memakai helm. 

Robby terlewatkan sebuah momen yang harusnya bisa disimpan di kotak memori kenangannya. Perasaan sebenarnya Robby sedikit kesal, tapi semua teralihkan saat melihat wajah imut Raline yang sedang merona pipinya.

Bagi Raline, dengan helm yang lumayan besar bisa menutupi kepalanya juga dengan bibirnya. 

Tak lama kemudian mereka melaju sedang menuju pasar malam. 

Saat di perjalanan jantung Raline masih berdebar kencang mengingat kejadian yang hampir saja terjadi. Robby tidak pernah melakukan hal itu di tempat umum. Emm, maksudnya nggak pernah di kampus juga, biasanya di teras rumah Raline itupun akhir-akhir ini jarang karena mereka lebih mentingin debatnya. 

Robby marik paksa tangan Raline agar ia memeluk Robby dengan erat. Surabaya, malam dan sepasang kekasih sedang menulis lanjutan cerita mereka di malam minggu yang ramai itu. 

Emang bener-bener lama banget pasangan ini nggak malam mingguan, setiap akhir pekan mereka disibukan dengan berdebat — menghindar dan urusan lainnya. Ramainya kota Surabaya juga membuat malam yang sungguh baru untuk mereka. Pelukan Raline yang makin erat membuat rindunya makin menggebu-gebu. 

Tibalah mereka di sebuah pasar malam yang cukup luas dan ramai tentunya. 

"Kamu nggak pusing lihat orang segini banyaknya?" Robby yang sedang meyakinkan Raline sambil melepas helmnya. 

"Nggak, makanya kita beli makanan dulu baru duduk lesehan biar nggak terlalu pusing akunya" jawab Raline sambil membenarkan rambutnya. 

Dengan segera Raline menggandeng tangan Robby dan memasuki pasar malam dengan perasaan yang lama nggak mereka rasakan. Perasaan-perasaan yang seharusnya ada sebagai pasangan berbahagia, namun itu mendadak hilang ketika mereka sibuk dengan sebuah ego dan perdebatan. 

Raline langsung menuju ke suatu rombong makanan yang menjual sosis bakar. Terkenal enak memang sosis itu, tanpa berpikir panjang Raline membeli dua. 

"Beli dua lagi pasti kamu kurang"  bisik Robby kepada Raline. 

Setelah itu mereka berjalan lagi untuk membeli makanan lainnya. Sungguh malam itu terasa begitu indah, seakan langit malam itu sedang dirias gambar hati serta bunga mawar di langit angkasa. 

Akhirnya mereka duduk di pinggir jalan yang memang sudah disediakan karpet juga meja kecil. Raline meletakan semua makanan yang ia beli diatas meja, disusul oleh Robby yang duduk di hadapan Raline. 

"Minggu depan makan di restoran saja,ya" ucap Robby sambil mengeluarkan minuman dari kantong kresek. 

"Nggak usah ngapain, kamu nggak pernah ngerasain yang namanya kesederhanaan itu mampu menciptakan kebahagiaan yang nggak pernah kamu duga" jawab Raline yang membantu Robby mengeluarkan sedotan. 

Robby tersenyum lalu memandangi langit yang dihiasi kelap kelip bintang serta terangnya bulan sabit. Raline juga melihat ke arah atas dan kemudian tersenyum. 

"Kalau makan di restoran kamu nggak bisa senyum seperti sekarang" 

"Kalau makan di restoran kamu nggak bisa melihat bulan sabit kesayangan kamu." 

"Raline, aku benar-benar beruntung memilikimu" 

"Tentu.. hehehe" Raline tersenyum sambil memulai menyantap sosis bakar yang ia beli tadi. 

Semoga Robby tidak salah kira kalau ia beruntung memiliki Raline. Semoga Robby tidak cepat menyadari kalau Raline hatinya sedang terbagi oleh lelaki lain. 

Tapi, ngomong-ngomong soal hati Raline kepada Ifan itu juga tergantung bagaimana perjuangan Ifan. 

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Persimpangan PilihanĀ Ā Ā 67. Ending

    Keputusan Raline sudah begitu bulat ia memutuskan untuk ambil cuti kuliah dan meninggalkan Surabaya. Sebenarnya sayang sekali kalau Raline harus cuti karena secara nggak langsung ia akan mengulur waktu untuk menuju kelulusan. Tapi, demi kedamaian dan ketenangan hati seorang Raline dirinya harus rela menerima resiko itu. Alasan yang ia berikan kepada keluarganya adalah ia ingin mencari suasana baru sambil mendalami bakatnya itu. Ingat, kan, kalau Raline jago gambar melalui tab. Ia akan pergi ke sebuah kota yang membuatnya bisa merasakan kedamaian. Tidak bermaksud untuk meninggalkan Surabaya dan seisinya, tapi apa yang Raline butuhkan sekarang itu adalah hal yang utama. Setelah pesta ulang tahun Eni, tentunya Robby tetap mencari Raline kesana kemari dan tujuan yang selalu Robby tuju adalah Geisha. Perempuan itu sudah berjanji untuk terus bungkam keadaan Raline, ia juga tidak bisa berbuat banyak karena keputusan Raline sudah bulat. Di suatu hari, Robby dan Geisha bertemu empat mata d

  • Persimpangan PilihanĀ Ā Ā 66. it's The Time

    Di depan meja riasnya perempuan yang dinobatkan sebagai boneka barbie ini sedang bersiap dan sekarang dirinya sedang menyemprotkan minyak wangi ke beberapa titik tertentu di tubuhnya. Malam itu Bella tidak terlihat begitu mewah dalam soal pemilihan gaunnya. Ia sudah begitu cantik karena didukung oleh wajah yang cantik. Malam itu Bella akan datang bersama Rose yang sekarang juga sedang bersiap. Kedekatan Bella dengan Robby beberapa hari ini membuat pintu hati Bella perlahan terbuka. Itu mengapa dirinya bertanya lebih detail kepada Robby di toko bahan kue tadi. Memang tidak bisa disalahkan jika pintu hati itu terbuka. Namun, apakah Bella siap jika dirinya mengetahui bahwa Robby masih memiliki status dengan seorang wanita. Mungkin Bella seharusnya tidak perlu tahu agar masalah di antara Robby dan Raline tidak semakin runyam. "Bella? Kamu sudah siap?" Teriak Rose dari luar kamar Bella. "Sudah, Ma. Sebentar lagi aku keluar" walaupun Bella sedikit terkesiap, tapi label keanggunannya t

  • Persimpangan PilihanĀ Ā Ā 65. Harus Melupakannya?

    "Ada yang kurang?" tanya Robby kepada Bella sambil mendorong troli belanjaan. "Sepertinya tidak ini hanya bahan kering saja." jawab Bella sambil mengusap dagunya. Mereka sekarang berada di sebuah toko bahan kue yang bisa dibilang terlengkap di Surabaya. Hari itu tinggal menghitung jam saja untuk menyajikan kue ulang tahun Eni, namun Bella masih saja kelupaan untuk membeli kebutuhan pelengkap kue ulang tahun. Tujuan mereka bertemu hari ini memang untuk berbelanja ke toko bahan kue dan Robby akan membawa kue ulang tahun itu ke rumahnya. Tadi, ketika Robby berada dirumah Bella ia sudah melihat kuenya yang dihias begitu indah oleh Bella. Robby juga begitu takjub karena benar-benar sesuai pesanan. "Ohya, Rob. Boleh tanya nggak? tiba-tiba saja Bella melontarkan pertanyaan yang sedikit membuat Robby mengalami serangan jantung mini. "Mau tanya apa?" Robby juga memasang muka panik, tapi berlagak biasa aja. "Perempuan yang kemarin itu pacar kamu?" tepat pada sasaran tidak pakai basa basi l

  • Persimpangan PilihanĀ Ā Ā 64. Ice Cream Vanila

    Di tengah kamar yang sunyi, Ifan sedang fokus menyantap makan malamnya. Akhir-akhir ini Ifan lebih suka membeli makanan di dekat kostnya karena disana hanya menjual masakan rumahan. Sebenarnya ia bisa memasak sendiri, tapi beberapa hari ini ia sedang lelah sekali. Dirinya disibukkan oleh pekerjaan juga tugas kuliahnya. Jangan ditanya bagaimana Ifan sekarang, dirinya sudah cukup terkenal dan punya nama dimana-mana. Untuk ukuran usia Ifan yang sudah sukses termasuk hebat apalagi kesuksesan itu di iringi dengan berjalan bersama perempuan yang ia cintai. Semenjak putus dengan Raline, Ifan memang begitu fokus dengan Defani. Ia bisa mendapatkan waktu yang utuh bersama perempuan itu. Makan siang bersama, ngecek toko juga bersama-sama apalagi jika Ifan datang ke kantor untuk memeriksa koneksi jelas saja di temani oleh Defani. Namun… ada satu yang nggak bisa Ifan lakukan bersama Defani. Malam yang hangat itu tidak bisa Ifan dapatkan dari Defani. Entah, setiap Ifan minta untuk bermalam di kost

  • Persimpangan PilihanĀ Ā Ā 63. Kesialan

    Mendengar suara itu, Raline hanya mematung dengan mata yang melebar serta mulut yang sedikit menganga. Raline tidak menjawab sepatah kata sedikit pun ia hanya menundukkan kepalanya sambil mengatur nafas agar terlihat biasa saja. "Nggak perlu, tadi aku hanya kebetulan lewat dan sedikit kaget lihat toko mu seperti ini" dengan keberanian yang penuh akhirnya Raline mendongakkan kepalanya dan menjawab pertanyaan Ifan tanpa terbata-bata. Lelaki yang ada di hadapannya itu melirik ke arah tas yang Raline bawa di tangan kanannya, ia sedang bertanya melalui lirikannya itu. "Ini… Habis jalan-jalan beliin kado buat seseorang. Kalau gitu aku permisi dulu sudah ditunggu soalnya" dengan secepat kilat, Raline meninggalkan toko Ifan dengan kembali menundukkan kepalanya. Sepeninggalan Raline, Ifan menoleh kebelakang melihat tingkah Raline yang sedikit membuatnya terkekeh. Itu hanya kebetulan dan Ifan memang tidak benar-benar untuk kembali dengannya. "Perempuan itu tidak membeli apa-apa?" tanya Ifan

  • Persimpangan PilihanĀ Ā Ā 62. Raline's Days

    "Have a nice day, sayang" ucap Robby ketika mereka hendak berpisah di parkiran motor fakultas Robby. Hari itu mereka berangkat bersama ke kampus karena Robby ingin sekalian memberikan undangan pesta ulang tahun Eni. "Have a nice day too, sayang." jawab Raline dengan begitu manisnya. "Oh iya.. Nanti nggak bisa pulang bareng, ya. Aku ada kerja kelompok, kamu nggak papa kan pulang sendiri?" Robby memberhentikan langkahnya saat teringat hal itu. Dari kejauhan Robby bisa melihat anggukan Raline beserta senyum yang masih sama seperti tadi, ia tidak merubahnya sedikitpun. Setelah itu Robby berjalan duluan meninggalkan Raline dan senyumnya. Sedangkan Raline menundukkan kepalanya lalu berjalan begitu saja menuju ke arah kelasnya. Sungguh cerah hari itu, matahari pun bersinar begitu cerah. Omong-omong soal hubungan mereka, semua berjalan dengan semestinya. Sudah tidak ada pertikaian diantara mereka dan hari ini mereka berangkat bersama karena Robby sekalian ingin mengantarkan undangan ulang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status