Share

Hari Ke-1 (Kedatangan Ayah)

Tanpa sadar Elysia menyentuh pipi Lucas.

"Padahal ganteng gini, tapi kasar" Gumamnya pelan.

Tiba-tiba mata Lucas terbuka, matanya bertemu dengan mata Elysia, tangan Elysia yang masih menyentuh pipinya membuat pupi Lucas terasa hangat.

"Mau ciuman?" Tawar Lucas blak-blakan.

Wajah Elysia memerah saat mendengar omongan Lucas, langsung ia mendorong wajah Lucas.

"Mesum!!" Teriaknya pada Lucas.

"Berani banget bilang seperti itu terang-terangan" gumam Elysia.

Hanya dibalas tawa renyah oleh Lucas sambil memperbaiki duduknya dan bersender di pohon.

"Aku hanya bercanda lho, berarti kalau minta diam-diam atau langsung aku lakuin, boleh domg?" Ujar Lucas sambil melirik usil ke arah Elysia.

"GAK!!" Sentak Elysia dengan kesal.

Lucas hanya tertawa melihat respon Elysia.

"Udah selesai mainnya?? Mau pulang atau jalan-jalan lagi?" Tanya Lucas.

"Pulang saja" jawab Elysia yang sudah tidak mood karena tingkah Lucas.

Lucas berdiri dari duduknya dan  membantu Elysia berdiri. Elysia menyambut tangan Lucas.

Lucas menundukkan dan menurunkan celana Elysia, lalu memakaikan sepatu boots nya.

"Aku bisa sendiri" Jawab Elysia. Ia merasa tersipu karena perlakuan Lucas. Ia tidak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya.

"Tidak apa-apa, sebagai suami yang baik harus bisa bantu istrinya kan" ujar Lucas sambil mendongakkan kepalanya hingga matanya dan mata Elysia bertemu.

"Siapa juga yang mau nikah dengan mu" ujar Elysia.

"Ely pasti mau, gak mungkin nolak, lihat saja nanti" Lucas tersenyum, setelah selesai memakain sepatu boot Elysia, ia berdiri dan menghampiri kuda Elysia.

"Silahkan naik tuan putri" ujar Lucas sambil membungkukkan badannya dan menadahkan satu tangannya untuk membantu Elysia naik keadaan kuda.

Elysia yang cemberut jalan menuju Lily (Kuda)  dan naik ke atasnya diikuti oleh Lucas yang duduk di belakang Elysia.

"Belajar bawa sendiri ya, masa aku terus" Ujar Lucas.

"Iya!" Ketus Elysia yang mengambil tali kekang dan mengarahkan kudanya pulang ke rumah.

Sesampainya di kediaman Elysia, Lucas turun dr Lily.

"Sampai sini saja, selesai Ely sendiri yang masukin kudanya ke kandang, hati-hati ya" Ujar Lucas sambil tersenyum dan turun dari kuda.

Elysia sedikit panik, walaupun jarak kenuju kandang tidak terlalu jauh, tetapi ini menjadi kali pertamanya mengendarai kuda sendirian.

"Hati-hati Ely" Lucas melambaikan tangannya ke Elysia dan pergi dari kediamannya.

"Diihh.. ngajarin tanggung banget" gumam Elysia yang sedikit gugup.

Elysia berhasil memasukkan Lily ke kandangnya, ia disambut oleh Jenette.

"Selamat datang kembali Nona" Jenette memberi hormat kepada majikannya itu.

Elysi menganggukkan kepalanya.

"Apalagi kegiatan ku setelah ini?" Tanya Elysia.

"Jadwal Nona hari ini sampai disini saja, Tuan besar sudah pulang, ia ingin makan siang bersama Nona" Jawab Jenette sambil berjalan menuntun Elysia menuju ruang makan.

Elysia mengikuti Jenette dan menatapnya dengan bertanya-tanya.

"Tuan besar?" Tanya Elysia pada Jenette.

"Ayah Nona, ayahanda" Jenette menjelaskan kepada Elysia.

"Aneh, kenapa Nona Elysia bisa lupa pada kedua orangtuanya ya?" Batin Jenette bertanya-tanya

"Nona, tentang dokter yang Nona sampaikan, Nona ingin memeriksa keadaan Nona kan?" Tanya Jenette memastikan.

"Iya, panggil dokternya nanti malam" jawab Elysia yang disambut oleh anggukan kepala Jenette.

Mereka sampai di ruang makan.

"Elysia putri ku, duduklah dan makan bersama kami" Ucap Christopher Mooisora Odelle, ayah dari Elysia.

"Iya ayahanda" jawab Elysia dengan kaku sambil duduk di tempat yang sudah disediakan.

Setelah suasana hening dan fokus pada santapan masing-masing, ayah Elysia memecahkan keheningan, ia berkata

"Elysia, karena umur mu sudah pantas untuk menikah, ayah akan mengatur ulang pertunangan mu"

"Maksudnya ayahanda?" Tanya Elysia, ia menghentikan kegiatan makannya.

"Ayah melihat diri mu dan Lucas cukup dekat, ia juga bersedia menikah dengan mu, kalian juga sudah saling mengenal sejak kecil" jawab Christopher menjelaskan.

"Ada yang aneh, bukannya aku bertunangan dengan Felix, baru dua hari semenjak kejadian itu, kenapa langsung bertunangan dengan yang lain?" Batin Elysia bertanya-tanya.

"Mohon maaf Ayahanda, bukankah saya tunangan Felix?" Tanya Elysia dengan sopan.

"Hal itu dapat dibatalkan dengan mudah, cukup kau terima saja lamaran Lucas, dan sisanya serahkan pada ayah" Christopher berusaha meyakinkan Elysia untuk menerima Lucas.

"Kok seperti ini gak manusiawi ya? Seseorang lagi kena musibah, bukannya dibantu atau di jenguk, malah ditimpa musibah yang lain" Elysia merasa tidak tega kepada Felix, walaupun ia sendiri tidak tahu Felix itu seperti apa orangnya.

"Sebelum itu, izinkan saya menemui Felix ayah, bagaimana pun juga, dia tunangan saya" Elysia memohon izin pada ayahnya.

"Disaat seperti ini kau masih memikirkan orang asing itu?! Dia bahkan tidak akan memiliki apa-apa jika kayu dan benda lainnya yang dia jual tidak laku di negeri kita!" Christopher tampak kesal karena putri semata wayangnya itu tidak mendengarkan omongan.

Sementara sang ibu, Agustine hanya bungkam dan tidak mengatakan apa-apa.

"Saya tetap akan mengunjungi besok" kekeuh Elysia.

"Terserah saja! Jenette, kau temani dia besok, jangan sampai hilang dari pengawasan mu" Perintah Christopher pada Jenette yang memberi anggukkan.

Christopher lalu pergi dari ruang makan.

"Elysia, ikuti saja apa perkataan ayah mu" Ucap Agustine yang lalu pergi dari ruang makan mengikuti Christopher.

Elysia bingung, kenapa kedua orangtuanya sangat menginginkan pertunangannya dengan Lucas.

~ Malam Hari, usai makan malam ~

"Nona, dokter yang saya sedang menuju kesini" Ucap Jenette pada Elysia yang sedang duduk di tempat tidurnya.

"Jenette, kenapa kedua orang tua ku bahkan tidak mengkhawatirkan Felix? Dia kan tunangan ku" tanya Elysia.

Jenette terlihat bingung menjawab pertanyaan Elysia.

"Saya juga tidak tahu Nona" jawab Jenette seadanya.

"Karena harta ya? Siapa juga yang tidak mau menjadi besan dari penguasa negeri" gumam Elysia.

"Nona, tidak baik berpikir seperti itu kepada orangtua Nona sendiri" Ujar Jenette.

Saat Elysia hendak berkata, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk, dan seorang pelayan berkata dari luar.

"Nona Elysia, dokter yang anda panggil sudah datang"

"Masuk" jawab Elysia singkat.

"Jenette keluar saja, tidak apa-apa" pintah Jenette pada Elysia.

Tampak kekhawatiran di wajah Jenette.

"Saya takut Nona sakit parah, saya akan menunggu disini" Kekeuh Jenette.

"Tidak apa-apa, belum makan malam kan? Makan saja dulu, setelah ini masuk lagi" jawab Elysia yang merasa tidak enak, karena jam makan Jenette sangat tidak teratur.

Jenette pun mematuhi perkataan Elysia dan izin keluar dari kamar Elysia.

"Selamat malam Nona, saya dokter kerajaan yang dipanggil oleh pelayan anda" dokter tersebut mulai mengeluarkan peralatannya dan duduk di samping Elysia dan mulai memeriksa keadaan Elysia.

Di sisi lain, Jenette berada di balkon kamarnya dan menerbangkan seekor merpati.

~ Kediaman Lucas Von Hagens ~

Tuk... Tuk... Tuk...

Terdengar suara ketukan di jendela Lucas. Lucas yang sudah paham pun berjalan terburu-buru membuka jendelanya dan mengambil surat dikaki burung merpati tersebut.

"Ha?!" Lucas tampak kesal membaca surat kecil tersebut.

"Felix s*alan!" Geram Lucas.

Lalu ia kembali duduk dan mengerjakan tugasnya yang seharusnya menjadi jatah tugasnya untuk besok.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status