Share

Hari Ke-1 (Berkuda II)

"Karena hari ini aku yang akan mengajarimu, akan lebih aman jika kita berkuda bersama, aku tidak ingin istri ku dimasa depan ini terluka" Ucap Lucas sambil tersenyum.

Semburat merah muncul dikedua pipi Elysia, ia dapat merasakan hangatnya tubuh Lucas dipunggung.

"Nyebelin banget" Batin Elysia.

Mau tidak mau agar latihan ini cepat selesai Elysia menurunkan ego-nya.

"Ajarin" gumam Elysia kepada Lucas.

Lucas yang mendengar itu sangat senang, bahkan jantung berdebar kencang.

"Apa? Ga dengar, coba ulang lagi" Lucas berniat untuk menjahili Elysia.

"Iiihh, ajarin!!" Elysia menaikkan nada bicaranya. Tanpa sadar ia berbicara selayaknya dia berada di dunianya yang sebelumnya.

Lucas berteriak di hatinya."Lucu banget!!"  Ia bahkan menunjukkan senyuman diwajahnya.

Elysia melirik kebelakang, Elysia terpukau dengan senyuman Lucas, serta matanya yang menatap Elysia terlihat penuh kasih sayang. "Hmm.. bisa juga dia senyum gitu" batin Elysia.

Lucas sedikit maju, sehingga tubuhnya benar-benar menempel pada punggung Elysia. Lalu ia mengambil tali kekang dan meraih tangan Elysia. 

"Pegang seperti ini, lalu tarik dengan lembut dengan begitu kudanya akan jalan" Ucap Lucas, terdengar sangat lembut dan hangat di telinga Elysia.

Elysia menurut kalimat Lucas, ia meraih tali kekang dan mulai menariknya dengan pelan, Lily (kuda Elysia) berjalan pelan keluar dari kandangnya. 

"Kita mau kemana?" Tanya Elysia yang memang tidak mengetahui akan latihan dimana.

Lucas tampak berfikir. "Kalau di belakang sih udah biasa, mau coba jalan ke hutan?" Lucas memberi saran, sekaligus ia ingin menghabiskan waktu lebih lama dengan Elysia.

"Hutannya bahaya gak?" Tanya Elysia, ia tampak ragu, apalagi pastinya jalan menuju hutam tidak semulus dan sedatar rumput disini.

"Engga, kan ada aku" Lucas menjawab dengan percaya diri.

"Sok banget" gumam Elysia.

"Nona Ely ngomong apa tadi?" Tanya Lucas, ia membungkukkan tubuhnya hingga dagunya menyentuh bahu Elysia.

Elysia menoleh kesamping dan melihat wajah Lucas yang amat dekat.

"Ganteng banget, baru kali ini aku melihat wajahnya sedekat ini, aku baru sadar bola matanya berwarna hazel, bibirnya juga kelihatan seperti pakai perawatan" batin Elysia yang memandangi wajah Lucas.

"Wangi" Gumamnya pelan. Karena wajah Lucas tepat disamping Elysia, Lucas kali ini dapat mendengar gumaman Elysia.

"Elysia sekarang lebih berani ya" Ucap Lucas, lalu dia kembali ke posisi semua agar tidak memandang Elysia lagi, kini wajah Lucas terasa panas. Berniat untuk menjahili Elysia, tetapi malah dia yang malu.

Elysia terdiam malu. "Makanya jangan dekat-dekat!!" Bentak Elysia.

"Jadi Ely sayang mau kemana? Hutan? Atau disini aja?" Tanya Lucas lagi.

Setelah mempertimbangkan, dan Elysia juga perlu mengetahui seluk beluk negeri ini, ia pun menyetujui saran Lucas.

"Hutan saja, aku pengen kesana, terus jangan manggil-manggil sayang" ketus Elysia.

Lucas tersenyum kecil. "Okee sayang" jawabnya singkat. Ia lalu meraih tangan Elysia yang sedang memegang tali kekang, mengarahkannya ke jalan menuju hutan.

Jalan menuju hutan tidak seburuk yang Elysia kira. Hutan yang asri dan sejuk, apalagi di pagi hari ini, tetesan embun masih ada dipermukaan daun.

Elysia melihat sekeliling, ke kanan, kiri, lalu kanan lagi. Tingkah Elysia tersebut membuat Lucas tersenyum.

"Silahkan Ely yang bawa sekarang, terserah Ely mau kemana, aku hanya akan mengawasi mu saja" Lucas melepas tangan Elysia yang sedang memegang tali kekang.

Saat Lucas melepas tangannya, Elysia baru sadar, sejak tadi Lucas memegang tangannya.

"Boleh kemana saja?" Tanya Elysia.

"Boleh Ely sayang" jawab Lucas sambil meletakkan tangannya disisi kiri dan kanan pinggul Elysia.

"Aku pegang ya, untuk jaga-jaga biar Ely gak jatuh" Lucas mengambil kesempatan untuk menyentuh Elysia.

"Hanya dalam keadaan seperti ini aku akan membiarkan mu menyentuh ku, terpaksa" ketus Elysia, bagaimanapun dia takut jatuh, ia juga belum terlalu mahir mengatur keseimbangan diatas kuda.

"Boleh sentuh yang lain kalau begitu?" Usil Lucas, tangan kanannya mulai menyentuh perut Elysia dan mengelus nya.

"Apa yang kau lakukan?!! Hanya pinggul! Tidak lebih!" Geram Elysia dia sambil menggoyangkan tubuhnya karena geli.

Lucas menundukkan tubuhnya hingga bibirnya tepat didepan telinga Elysia. 

"Jaga keseimbangan mu, jangan bergerak-gerak, pegang erat tali kekangnga, jika tidak Ely sayang akan jatuh" Bisikan sambil terus mengelus perut Elysia, tangan Lucas mulai naik keatas, sekarang tangannya berada tepat dibawah payudara Elysia.

"Lucas... Sebagai seorang pangeran kau sangat tidak terpuji melakukan ini!" Elysi berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya. Ia Sekarang tidak lagi fokus pada pemandangan hutan, melainkan fokus merasakan belaian tangan Lucas pada tubuhnya.

"Uuppsss... Maaf, tangan ku licin" Usil Lucas lalu kembali menurunkan tangannya ke pinggul Elysia.

Elysia hanya diam, ia merasa sangat malu, ia tidak pernah disentuh olah pria sebelumnya, bahkan teman pria pun tidak punya.

Setelah lama berjalan, Elysia sedikit merasa lelah. 

"Pegal banget, aku gak tahu kalau berkuda juga bikin pegal" batin Elysia.

Lucas yang melihatnya tingkah Elysia pun sepertinya mengerti, bagaimana pun juga, mereka sudah berjalan cukup jauh

"Belok ke kanan, disana cocok untuk istirahat" ujar Lucas.

"Memangnya disana ada tempat duduk?" Tanya Elysia yang mengarahkan tali kekang pada kuda agar Lily berjalan ke kanan.

"Nan juga tahu sendiri itu tempat apa" Ujar Lucas.

Setelah berjalan sekitar 600 meter ke kanan, Elysi melihat pemandangan yang sangat indah dan terasa sejuk, ada aliran sungai disana, airnya jernih.

Setelah kuda berhenti, Lucas turun, ia menadahkan kedua tangannya pada Elysia sambil tersenyum.

Elysia dengan terpaksa memegang kedua tangan Lucas dan turun dari kuda.

"Bagus banget tempat, sejuk juga, air nya juga jernih" Seru Elysia yang takjub dengan pemandangan di negeri novel ini.

Elysia jongkok dipinggir sungai dan memasukkan tangannya ke dalam air.

"Dingin" batinnya

"Kok tau ada tempat ini?" Tanya Elysia pada Lucas.

"Lho? Bukannya Ely yang ngasih tau tempat ini? Masa lupa? Tanya Lucas dengan heran.

Elysia terdiam mendengar perkataan Lucas.

"Duh, mana aku tau!!" Batinnya menjerit.

"Aku lupa" jawab Elysia kikuk, ia bingung memikirkan alasan apa yang cocok.

"Hmm, ya sudah tidak apa-apa" Lucas duduk dibawah pohon yang tidak jauh dari tempat Elysia.

"Kita istirahat sebentar ya, nanti kalau sudah mau jalan atau balik bilang saja pada ku" tutur Lucas sambil memejamkan matanya.

"Kau mau tidur?" Tanya Elysia melihat ke arah Lucas.

Tidak ada jawaban dari Lucas. Elysia pun asik sendiri bermain air, ia melepaskan sepatunya lalu menaikkan celananya hingga ke lutut dan bermain air.

"Aku pikir ga bakal bisa ngerasain hal yang seperti ini" batin Elysia yang sangat senang.

Sesekali ia melirik Lucas yang tidur dibawah pohon.

"Tidur beneran ya??" Batinnya bertanya-tanya.

Elysia lalu berjalan kearah Lucas. Ia jongkok di samping Lucas dan memperhatikan wajahnya.

"Kalau aja dia baik, mungkin aku mau nikah sama dia, walaupun ini semua seperti khayalan bagiku" batinnya sambil melihat wajah Lucas.

Alisnya yang tebal, rambut hitamnya yang disisir rapi dengan beberapa helai yang terjuntai ke bawah, rahangnya yang terlihat kokoh, benar-benar seperti cowok fiksi yang tidak ada di dunia nyata.

Tanpa sadar Elysia menyentuh pipi Lucas.

"Padahal ganteng gini, tapi kasar" Gumamnya pelan.

Tiba-tiba mata Lucas terbuka, matanya bertemu dengan mata Elysia, tangan Elysia yang masih menyentuh pipinya membuat pupi Lucas terasa hangat.

"Mau ciuman?" Tawar Lucas blak-blakan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status