Share

Persyaratan

Elysia duduk didepan meja rias, memandangi pantulan dirinya yang terlihat baru. "Trapped?" Gumamnya sambil berfikir.

~ Flashback 4 Tahun Yang Lalu ~

Elysia duduk di bangku perpustakaan, membaca sebuah buku disaat jam istirahat.

"Elysia, bisa tolong taruh buku-buku ini di rak buku? Ibu lagi ada urusan" pinta seorang pustakawan yang bekerja di perpustakaan sekolah Elysia. Elysia kerap dimintai bantuan karena ia sangat rajin dan baik hati.

"Iya Bu" jawab Elysia sambil berjalan mengambil buku-buku baru yang akan disusun dirak buku. Saat sedang menyusun buku satu persatu, ada sebuah buku yang menarik perhatian Elysia.

"Trapped" gumamnya sambil membawa buku tersebut ke meja untuk dibaca. Buku yang berkisah tentang wanita yang merupakan anak dari seorang adipati disebuah kerajaan yang bertunangan dengan bangsawan dari negeri asing, hanya saja pangeran dari negeri wanita tersebut sangat menyukainya dan terobsesi hingga sang pangeran membunuh tunangan wanita tersebut dan memaksanya menikah dengannya. Wanita tersebut dikurung di istana, saat hendak melahirkan anak yang keempat, ia meninggal.

"Tragis banget hidupnya" gumam Elysia.

~ Flashback Off ~

Elysia masih memandangi pantulan cermin. "Kalau memang benar ini seperti di novel, aku tidak boleh mati dengan tragis" gumamnya sambil berfikir taktik apa yang akan ia lakukan selanjutnya.

"Jadi ini yang disebut reinkarnasi? Lagi pula memangnya hal itu nyata? Dan kalau iya kenapa aku harus berada di situasi seperti ini!" Gerutunya seraya berjalan ke tempat tidur.

"Aku harus memikirkan cara agar aku tidak berakhir seperti itu" gumamnya saat berbaring di tempat tidur seraya berfikir.

Chrip...Chrip...Chrip...

Suara kicauan burung membangunkan Elysia dari tidurnya. Untuk pertama kalinya ia bisa tidur dikasur yang empuk membuatnya tidak ingin beranjak dari tempat tidur.

Tok..tok..tok..

"Nona, yang Mulia Lucas sedang mencari anda, ia sedang berjalan menuju kesini-" belum selesai Jenette menyampaikan pesannya, pintu sudah di dobrak oleh seorang pria berambut hitam.

"Maaf yang Mulia Lucas, anda tidak boleh mendobrak kamar Nona seperti ini, walaupun anda seorang pangeran negeri ini, hal ini tidak diperbolehkan-" Lucas langsung memberikan tatapan tajam kearah Jenette yang berhasil membuat Jenette terdiam dan mundur beberapa langkah dari ambang pintu.

"Tutup pintunya, aku ingin berbicara berdua dengan Nona ini" ucap Lucas dengan seringai diwajahnya.

Elysia duduk ditepi tempat tidur, menatap Lucas dengan tatapan yang tidak kalah tajamnya. Elysia semalaman sudah memikirkan cara agar ia tidak berakhir tragis seperti di novel.

Pintu kamar Elysia tertutup, Lucas berjalan kearah Elysia yang masih duduk ditepi tempat tidur. "Menikahlah dengan ku" ucapnya saat berada tepat didepan Elysia.

"Bagaimana jika aku menolak?" Tanya Elysia dengan tatapan tajam seperti menantang Lucas.

Lucas yang mendengar jawaban Elysia merasa tertantang, ia menyeringai lalu mengeluarkan pedangnya. "Tidak ada pilihan lain, jika aku tidak bisa memiliki mu, makan orang lain juga tidak boleh" ucapnya sambil mengarahkan pedang tepat disamping pipi Elysia.

Dengan berani Elysia menempelkan pipinya di pedang tersebut. Setetes darah mengalir dari pipinya akibat tajamnya pedang. Sontak Lucas menjauhkan pedangnya dan memegang pipi Elysia.

"Apa yang kau lakukan?! Kau sudah tidak waras ya? Menempelkan pipi mu pada pedang seperti itu sangar berbahaya!!" Bentak Lucas yang terlihat panik sambil mencengkram kuat pipi Elysia dan melihat seberapa dalam lukanya.

Elysia meringis kesakitan. "Lebih baik aku mati daripada harus bersama pria kejam seperti mu, apalagi kau tega membunuh seseorang" ucap Elysia, sebenarnya ia tidak terlalu peduli dengan tunangan yang diceritakan dalam novel bahwa ia dibunuh oleh Lucas, karena Elysia tidak mengenal, hanya saja Elysia sangat waspada pada pria yang didepannya.

Lucas mengeluarkan sapu tangan dan membersihkan darah dipipi Elysia. "Aku membunuhnya demi mendapatkan mu, tidak ada yang salah dengan itu". Jawab Lucas.

Kini Elysia sadar bahwa dia sangat berharga dimata Lucas, ia berencana untuk kabur dari kerajaan ini, tetapi dia perlu mengulur waktu sebelum persiapan kaburnya selesai.

Elysia tersenyum picik sambil berkata. "Bagaimana kalau kita membuat kesepakatan?" Tanya Elysia

Lucas menunjukkan ekspresi bingung. "Kesepakatan apa maksudmu?"

"Kau sangat ingin menikahi ku kan? Aku tidak bisa menikahi seseorang yang tidak aku cintai" ucap Elysia perlahan agar tidak membuat Lucas marah.

Lucas berpikir sejenak "Baiklah, kesepakatan seperti apa yang kau inginkan?" Tanya Lucas, tampak kecurigaan di wajahnya.

Elysia merasa senang, karena Lucas tampaknya akan menyetujui apapun yang ia katakan mengingat Lucas sangat tergila-gila kepadanya. "Aku memberikanmu waktu 10 hari untuk membuatku jatuh cinta kepadamu, dan dalam 10 hari itu, kau tidak boleh bersikap kasar, aku tidak mau menikahi orang yang kasar."

Lucas menatap tajam kearah Elysia, ia tampak berfikir dan mempertimbangkan kesepakatan yang diajukan oleh Elysia.

"Baiklah" jawab Lucas singkat. Elysia langsung tersenyum mendengar jawaban yang diberikan oleh Lucas. "Tetapi, jika dalam waktu kurang dari 10 hari kau jatuh cinta padaku, kau harus langsung menikah denganku, aku tidak mau menunggu terlalu lama" tambahnya.

"Baik, setuju!" Jawab Elysia dengan semangat. "Siapa juga yang akan jatuh cinta kepadamu" Batin Elysia.

"Baiklah, kalau begitu.." omongan Lucas terpotong, ia membungkukkan badannya, mengambil sejumput rambut Elysia lalu menghirup aromanya. "Aku akan mulai untuk membuatmu jatuh cinta" lanjut Lucas dengan senyumannya yang terlihat penuh nafsu. Perlahan ia mendekatkan bibirnya ke bibir Elysia.

Elysia yang panik dengan gerak-gerik Lucas langsung mendorong tubuh Lucas menjauh. "Apa yang kau lakukan?!" Bentak Elysia, ia menarik selimut untuk menutupi dirinya yang masih mengenakan piyama.

"Aku sedang membuatmu jatuh cinta" Jawab Lucas dengan entengnya lalu kembali mendekati Elysia.

"Berhenti! Jika kau bertindak lebih dari ini, kesepakatan kita dibatalkan!" Jawab Elysia dengan nada tinggi.

"Aku akan melakukannya sesuai persyaratan mu tadi" Lucas mendekati Elysia dan

membelai rambutnya, Lucas menatap Elysia dengan tajam "Kau bilang aku tidak boleh kasar, tenang saja, aku akan melakukannya dengan lembut" wajah Lucas terlihat penuh nafsu.

Elysia mendongakkan kepalanya, karena posisi Elysia yang masih duduk ditepi tempat tidur.

"Aku menambah persyaratan, kau dilarang menyentuhku sebelum aku jatuh cinta padamu" Elysia tidak bisa memikirkan alasan lain, ia takut melihat mata Lucas.

Lucas terlihat jengkel. Belum sempat Lucas berbicara, Elysia berkata "Kalau kau tidak setuju maka persyaratan dibatalkan" jawab Elysia dengan cepat.

Lucas menjauh dari Elysia, menatapnya dengan tajam. "Dan kau tidak boleh menghindari ku selama 10 hari ini" jawab Lucas singkat, ia berjalan ke ambang pintu, sebelum membuka pintu ia berkata "Nona Ely hari ini terlihat sangat berani ya, tidak seperti Nona Ely yang biasanya, sangat lembut dan sopan, tetapi yang sekarang juga bagus, terlihat lebih menantang" ucap Lucas sambil menunjukkan senyuman yang sulit diartikan.

"Kalau begitu, saya pamit, pagi ini banyak berkas yang harus saya urus, Selamat pagi Nona Ely ku, semoga hari mu indah" Ucap Lucas sambil tersenyum, dia membuka pintu kamar dan keluar. Segera Jenette masuk dan menghampiri Elysia.

"Nona, apakah Nona baik-baik saja?" Terlihat raut wajah Jenette yang panik dan ketakutan. "Tidak banyak yang saya dengar, saya juga tidak bermaksud untung menguping

pembicaraan Nona Elysia dan Tuan Lucas, tetapi saya mendengar Nona berteriak kepada Tuan Lucas"

"Tidak apa-apa, aku hanya tergores sedikit" ucap Elysia sambil menunjuk luka goresan yang disebabkan oleh pedang Lucas.

"Astaga Nona! Saya sangat takut terjadi apa-apa terhadap Nona, saya dengar Nona membentak Tuan Lucas dengan sebutan "kau", untung saja hal ini tidak membuat Tuan Lucas marah" Jenette memegang pipi Elysia dan memeriksa lukanya "Semoga tidak berbekas, memalukan bagi seorang bangsawan terutama wanita memiliki bekas luka diwajahnya"

Mendengar penjelasan Jenette membuat Elysia berfikir. Mengenai maksud perkataan Lucas yang mengatakan dia sangat berani, tidak lembut dan sopan. Tiba-tiba wajah Elysia pucat "Harusnya aku memanggilnya Tuan!! Astaga, untung leherku masih pada tempatnya" bantin Elysia ketika mengingat kesalahannya.

"Nona, kenapa anda terlihat pucat?!" Tanya Jenette dengan panik.

"Ah, tidak apa-apa, aku belum sarapan hahah" jawab Elysia dengan kikuk karena bisa- bisanya saat berbicara dengan Lucas dia tidak berpikir terlebih dahulu dan ia sempat lupa kalau Lucas adalah pangeran negeri ini.

"Nona istirahat saja hari ini, akan saya ambilkan sarapan" Jenette pamit dari kamar Elysia.

Saat Jenette pergi dari kamar, entah kenapa Elysia merasa sepi, ia merasa untuk pertama kalinya ia berbicara banyak dalam satu hari, biasanya hanya melayangi pelanggan, menjawab pertanyaan mereka, tapi hari ini sangat berbeda baginya.

"Nona, silahkan sarapan anda" Jenette kembali membawa nampan berisi segelas susu, roti, soup dan buah-buahan.

Elysia menatap makanan didepannya, ada perasaan aneh yang sulit ia jelaskan, baru beberapa jam ia berapa di tempat aneh seperti novel ini, tetapi ia dapat melakukan hal yang dia sangat inginkan, ia sangat ingin memiliki teman mengobrol, karena semasa ia hidup, ia hanya kerja dan kerja, lalu makan seadanya dan sangat berhemat. Tetapi disini dia bisa makan makanan mewah.

"Nona? Apa Nona tidak suka dengan makanannya? Jika tidak saya bisa mengambil yang lain, Nona sedang ingin makan apa? Saya akan meminta juru masak untuk memasakkannya" tanya Jenette karena melihat sikap Nona nya yang aneh.

"Tidak apa-apa, aku suka" jawab Elysia, ia menyantap makanan tersebut dengan sangat lahap, bahkan terlihat seperti orang kelaparan yang rakus.

Jenette yang melihat tersebut merasa heran dan khawatir "Apa makanannya kurang Nona? Apakah Nona ingin saya bawakan makanan lagi?" Tanya Jenette memastikan apakah makanan Elysia cukup atau tidak.

Segelas susu, roti, bahkan soup tersebut habis disantap oleh Jenette, hanya menyisakan buah-buahan. Jenette memakan buah anggur dengan perlahan, semasa hidupnya, ia sangat ingin memakan buah anggur segar, hanya saja karena harga yang sangat mahal, ia hanya bisa memakan buah anggur dari sisa penjualan supermarket dia dulu, rasanya sudah tidak segar dan sudah layu.

"Tidak apa-apa, ini sudah cukup" jawab Elysia. Tiba-tiba Elysia memberanikan diri untuk meminta sesuatu kepada Jenette, mengingat ia adalah bangsawan sekarang. "Jenette, bisakah kau membawakanku strawberry, apel dan pisang yang segar? Aku ingin makan buah-buahan" pinta Elysia.

Jenette menundukkan kepalanya sebagai rasa hormat "Baik Nona, akan saya laksanakan sesuai perintah anda, kalau begitu saya pamit untuk mencarikan buahnya" jawab Jenette dengan lembut lalu ia beranjak keluar dari kamar Elysia.

Elysia senang, akhirnya ia dapat memakan makanan yang ia inginkan. Sembari memakan anggur, ia melihat keluar jendela, berfikir rencana selanjutnya agar tidak terjerat oleh Lucas.

Elysia kembali mengingat kejadian pada Novel yang ia baca dulu. Ia mengingat bahwa Jenette adalah pelayan pribadinya, lalu tunangan yang Lucas bunuh ialah Felix Zender, seorang bangsawan negeri asing yang memulai kerja sama dan bisnis nya dengan negeri ini.

"Ah.. Aku baru ingat, karakter wanita di novel itu memiliki nama yang sama dengan ku, apa karena hal itu aku sekarang berada disini?" Batin Elysia

Elysia kembali berfikir taktik selanjutnya setelah memberikan persyaratan dan kesepakatan tersebut kepada Lucas.

"Aku punya 10 hari untuk mempersiapkan diri kabur dari tempat ini" batin Elysia, lalu ia melihat anggur ditangannya

"Padahal aku memiliki hidup yang bagus disini!! Aaarrrrgggghhhh.. GARA-GARA LUCAS SIALAN ITU AKU JADI MENDERITA!!" Teriak Elysia

"Kenapa sih, bahkan di kehidupan kedua ku ini, aku tidak bisa hidup tenang" keluh Elysia.

Tiba-tiba pintu kamar terbuka dengan kasar

"Nona! Nona tidak apa-apa?!" Jenette terlihat seperti habis berlari, wajahnya berkeringat dan terlihat panik.

"Aku baik-baik saja, ada apa? Kenapa kau berlari begitu?" Tanya Elysia

"Saat di koridor, saya mendengar Nona berteriak, saya pikir terjadi sesuatu pada Nona"

Jenette berjalan menghampiri Elysia, membawa sekeranjang buah-buahan yang Elysia minta lalu meletakkannya di nakas.

"Tidak ada, aku hanya sedang kesal" Elysia mengambil sebuah apel lalu memakannya.

Jenette mengeluarkan sebuah buku catatan kecil "Menurut jadwal, hari Nona akan belajar mengenai perdagangan negeri kita, ini akan berguna dimasa depan nona nanti, mengingat Tuan dan Nyonya yang sangat membantu perdagangan dan aktivitas jual-beli di negeri kita dan negeri asing, tentu dalam hal ini nona juga akan belahar perekonomian negara" Jenette menjelaskan dengan detail.

Elysia tiba-tiba tidak bernafsu makan, ia bukanlah murid bodoh saat masa sekolahnya, hanya saja waktu yang ia punya sering digunakan untuk bekerja.

"Aku masih sedikit shock karena karena kejadian di kediaman keluarga Zender, terlebih tunangan ku harus meregang nyawanya" Elysia berusaha memberi berbagai macam alasan agar ia tidak harus belajar.

"Nona, apakah Nona tidak ingat? Tadi malam saya datang ke kamar Nona, saat itu Nona sedang tidur saya sudah membangunkan Nona,

Lalu saya menyampaikan bahwa Tuan Felix sedang sekarat, beliau tidak meninggal, Nona" jawab Jenette.

Elysia kaget, menurut novel, seharusnya Felix Zender sudah mati karena Elysia yang tidak mau dipisahkan dan terus memeluk Felix saat sekarat. "Hah?! Seperti ini karena aku langsung pergi saat orang-orang baju zirah itu menyuruh ku menjauh" batin Elysia.

"Kalau begitu, Elysia di novel itulah yang membunuh tunangannya, bukan Lucas" gumam Elysia.

"Nona mengatakan sesuatu?" Tanya Jenette

"Tidak ada, bisakah pembelajaran hari ini ditiadakan? Aku ingin merasa tidak enak badan, uhuk uhuk.." Elysia berpura-pura batuk untuk menunjukkan bahwa dia sedang sakit.

"Baiklah Nona, akan saya sampaikan ke pengajar anda, Nona silahkan beristirahat rahat, jika membutuhkan sesuatu nona dapat memanggil saya, saya akan berdiri didepan pintu" Jawab Jenette sambil menundukkan kepalanya dan beranjak pergi.

Karena terlalu banyak makan, Elysia mengantuk, ia memutuskan untuk tidur dan akan memikirkan caranya untuk selamat nanti saja.

Seorang pria berambut hitam berjalan di koridor istana Elysia, ia menenteng beberapa buku, kertas dan alat tulis. Saat tiba didepan pintu kamar Elysia, ia dihadang oleh Jenette

"Mohon maaf tuan, pembelajaran hari ini dibatalkan, Nona Elysia sedang tidak enak badan, mohon pengertiannya" ucap Jenette sambil membungkukkan badannya.

Hal ini tidak membuat pria tersebut berhenti. "Menurutku dia hanya menghindari ku, tidak apa-apa, aku akan mengurus ini" ucap pria tersebut, ia lalu membuka pintu dan melangkahkan kaki masuk ke kamar Elysia.

BRAAKKK!!!

Ia sengaja meletakkan buku-buku tersebut dengan membantingnya ke meja. Hal ini membuat Elysia terbangun dan kaget.

"Apakah Nona Ely sekarang menjadi wanita pemalas? Sudah pukul 11 dan ternyata Nona ini masih tidur ya" Ucap pria tersebut sambil melihat kearah Elysia yang sedang tertidur.

Elysia yang kaget lalu melihat ke arah pria tersebut "LUCAS?!!" Elysia berteriak menyebut nama pria tersebut yang tidak lain adalah Lucas.

"Halo lagi Nona Ely, silahkan mandi dan bersiap-siap, saya akan menunggu anda untuk bersiap selama 15 menit lalu akan kita mulai pembelajarannya" Ucap Lucas sambil tersenyum puas melihat ekspresi Elysia

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status