Share

Rencana

"Halo lagi Nona Ely, silahkan mandi dan bersiap-siap, saya akan menunggu anda untuk bersiap selama 15 menit lalu akan kita mulai pembelajarannya" Ucap Lucas sambil tersenyum puas melihat ekspresi Elysia.

Elysia menatap Lucas dengan jengkel, ia tidak sedang tidur, melainkan memikirkan rencana pelarian dia agar terhindar dari Lucas.

Jenette masuk ke kamar. "Nona, maafkan saya, tuan Lucas ngotot ingin tetap pembelajaran hari ini dimulai, mari nona, kita bersiap-siap". Jenette menghampiri Elysia.

Elysia berdiri dari tempat tidur dan mengikuti Jenette ke kamar mandi. Jenette mempersiapkan Elysia layaknya seorang wanita bangsawan. Menggunakan parfum, pakaian yang mewah perhiasan, serta sepatu heels yang tidak terlalu tinggi, sekitar 3cm.

Setelah Elysia rapi, ia keluar dari kamar mandi yang sekaligus menjadi tempat ia mengganti baju karena Lucas berada di kamarnya.

"Nona, saya pamit, saya ada pekerjaan mengatur ulang jadwal anda" ucap Jenette seraya menundukkan kepalanya dan keluar dari kamar Elysia, meninggalkan Elysia hanya berduaan dengan Lucas.

Belum sempat Elysia mengatakan sesuatu, Jenette sudah pergi dari kamar Elysia, Elysia menatap Lucas dengan tatapan kesal. Karena sejak tadi ia mencari cara untuk membuat rencana pelariannya lancar.

"Kalau begini Nona Ely terlihat sangat cantik, walaupun yang sedang tidur tadi juga menggoda" Ucap Lucas seraya tersenyum kearah Elysia.

Elysia tidak mengingat bahwa yang mengajarkan karakter utama wanita di novel itu adalah Lucas, ia bertanya. "Kenapa jadi kau yang mengajariku?" Ketus Elysia

Lucas sedikit kaget, ia merasa heran kenapa Elysia belakangan ini cara bicaranya tidak sopan, tetapi hal itu tidak dipermasalahkan oleh Lucas. "Karena aku punya waktu 10 hari, jadi aku tidak mau menyia-nyiakannya, lebih baik aku menggantikan guru pengajarmu untuk sementara" ucap Lucas sambil tersenyum.

Elysia tidak pernah nyaman dengan senyum Lucas, tidak terlihat seperti senyuman yang tulus. "Persyaratan dimulai besok, aku sedang tidak enak badan hari ini" ucap Elysia.

Lucas menghampiri Elysia dan memegang dahi nya dengan tangan kanannya. "Seperti Nona Ely selain menjadi tidak sopan, sekarang jadi pembohong juga ya" Lucas mendekatkan wajahnya pada wajah Elysia.

"Jika Tuan Lucas melakukan tindakan yang lebih dari ini, persyaratan kita batal" ucap Elysia berpura-pura sopan.

Lucas mengarahkan bibirnya ke telinga Elysia "selama beberapa hari kedepannya, aku yang akan mengajarimu berbagai pembelajaran yang seharusnya kau tahu, aku juga akan mengajarimu hal-hal lain diluar pembelajaran ini" bisik Lucas, lalu ia menghirup aroma tubuh Elysia dan berkata "Ely ku sangat wangi, aku suka aroma tubuhmu"

Hal tersebut berhasil membuat Elysia merinding karena napas Lucas yang mengenai telinga. Sontak Elysia mendorong Lucas dan Elysia mundur beberapa langkah hingga punggungnya menyentuh dinding.

"Aku sudah memperingatkan mu! Jangan menyentuh selama kesepakatan berlangsung, atau kesepakatan kita batal" bentak Elysia, ia sangat kesal dengan sikap Lucas yang sembarangan, sejak dulu saat pertama kali membaca novelnya ia masih tidak paham kenapa Lucas bersikap seperti ini terhadap Elysia.

Lucas melangkah maju, mengurung Elysia yang sedang terpojok di dinding. Ia lalu mengarahkan tangan kirinya hingga menyentuh dinding tepat disamping pipi kiri Elysia.

"Nona Ely jika sedang dikeadan tersudutkan seperti ini sangat manis" ucapnya lalu mendekatkan kepalanya tepat ke leher Elysia.

Elysia gemetar, ia tidak pernah berada dikeadan yang seperti ini sebelumnya, ia menutup matanya saat perlahan merasakan deru nafas Lucas dilehernya.

1 detik... 2 detik... 3 detik...

Deru nafas tersebut hilang, Elysia tidak merasakan apa-apa lagi, perlahan ia membuka matanya dan Lucas sudah tersenyum memandangi sambil duduk dam mempersiapkan bahan ajarnya.

"Nona Ely mengharapkan sesuatu terjadi ya?" Tanya Lucas dengan sengum jahilnya

Semburat merah muncul dikedua pipi Elysia, ia merasa sangat malu. "Harusnya aku dorong saja dia sampai jatuh!" Batin Elysia.

"Kemarilah, duduk disini, aku dengar dari guru yang mengajarimu, katanya hari ini kau belajar tentang ekspor dan seputar dunia perdagangan lainnya, ini seperti sedikit sulit, harus kau harus mengingat nama-nama daerah yang asing diluar sana" Lucas menjelaskan sambil membolak-balik halaman buku.

Elysia duduk didepan Lucas. "Negara asing? Kalau aku bisa menemukan rute nya, mungkin aku bisa kabur, tapi aku tidak tahu negara mana yang aman"  batin Elysia.

"Ini belajarnya lama ya?" Tanya Elysia.

"Hmm? Bukan kah biasanya hingga jam makan siang? Atau Nona Ely sangat menginginkan waktu berduaan denganku? Aku dengan senang hati akan memberikan waktuku padamu" Ucap Lucas sambil tersenyum kearah Elysia.

Lagi-lagi senyum yang diberikan Lucas sangat aneh bagi Elysia. "Tidak tulus? Senyum orang jahat? Atau apa ya... Lagi pula aku juga jarang berbicara dengan orang-orang yang akan memberikan senyuman kepadaku" batin Elysia.

"Jangan terlaku percaya diri, aku hanya sedang tidak enak badan" Elysia menatap Lucas dengan malas.

"Sebenarnya aku juga memiliki pekerjaan yang harus diselesaikan, ada beberapa dokumen yang harus aku periksa, jadi hari ini, kau membaca buku saja ya" Lucas menyodorkan Elysia sebuah buku yang sudah terbuka.

"Aku sudah memilih bab yang selanjutnya harus kau pelajari, jadi kau baca saja ini" lanjut Lucas.

Elysia melihat isi buku tersebut, aneh rasanya, ia tidak pernah melihat tulisan seperti yang ada dibuku, tetapi ia dapat mengerti apa yang tertulis di buku.

"Jalur perdagangan" batin Elysia saat membaca judul dari bab tersebut. "Seperti ini bisa menjadi kunci untuk pelarian ku" 

Elysia membaca buku tersebut dengan seksama, sementara Lucas memeriksa dokumen dan berkas negara yang merupakan tugas sebagai pangeran negeri ini.

Beberapa kali Lucas diam-diam melirik Elysia yang sedang fokus membaca.

"Terlihat sangat menawan saat dia sedang serius dengan sesuatu" batin Lucas seraya tersenyum kecil saat melirik Elysia.

Tidak teraja sudah hampir 3 jam mereka berkutat dengan tugasnya masing-masing, Elysia sudah membaca lebih dari bab yang seharusnya dia pelajari untuk hari ini, sementara Lucas sedari awal sudah tidak fokus dengan pekerjaannya.

Jenette masuk ke kamar Elysia. "Permisi Nona Elysia dan Tuan Lucas, jam pelajaran hari ini sudah selesai, Tuan Lucas sudah boleh pulang" Uvap Jenette lalu langsung keluar dari kamar Elysia. "Nona, saya masih ada beberapa pekerjaan yang belum selesai, Mohon Nona tunggu sebentar" ucap Jenette sebelum menutup pintu kamar Elysia.

Elysia melihat jam di dinding "Aku tidak sadar sudah jam makan siang, dan bab yang aku baca lebih dari yang kau suruh" Ucap Elysia kepada Lucas.

Lucas tersenyum kepada Elysia "tidak apa-apa Nona Ely, maaf jika pembelajaran hari ini sangat membosankan, tapi semoga dimaklumi, aku hanya memiliki waktu 10 hari, sementara aku juga ada pekerjaan, jika ada hal yang ingin kau lakukan, silahkan sampaikan padaku" ucap Lucas sambil membereskan berkas miliknya.

"Tidak membosankan, bukunya menarik" ucap Elysia singkat sambil memberikan buku tersebut kembali kepada Lucas.

Lucas menolak buku tersebut. "Silahkan Nona simpan saja"

Lucas berdiri dan pamit kepada Elysia "Selamat siang Nona Ely sayang, semoga siang mu indah dan menyenangkan, sampai jumpa besok hingga 10 hari kedepan" Ucap Lucas seraya tersenyum lalu mengambil tangan kanan Elysia dan menciumnya lalu pergi meninggalkan Elysia sendirian di kamarnya.

Semburat merah kembali muncul di kedua pipi Elysia. Lalu ia menghapus bekas ciuman Lucas ditanggannya.

"Amit-amit deh" gumam Elysia.

Elysia mengambil buku yang ditinggalkan Luvas dan kembali membacanya. "Sebuah negeri dengan mata pencaharian sebagai petani dan nelayan, hidup damai dan tingkat kekerasan disana hampir tidak ada" guman Elysia saat membaca negeri-negeri yang termasuk ke wilayah perdagangan. "Jaraknya 920 mil dari sini" Elysia berhenti membaca, ia berfikir sejenak. "Aku harus naik kapal dong, pokoknya negeri ini akan masuk pilihan dari tujuan ku, mungkin kedepannya aku akan menemukan negeri yang lain" gumamnya lalu menutup buku.

~ Malam Hari, Di Kediaman Lucas Von Hagens ~

"Karena terlalu memperhatikan wajah Elysia, aku jadi tidak fokus, dan sekarang tugas ku menumpuk" Gumam Lucas.

"Aaarrggghhh... Harusnya selama 3 jam aku bisa mengerjakan 20 berkas" geramnya sambil mengacak-acak rambutnya.

Tiba-tiba pintu ruang kerja Lucas terbuka. Seorang pria berambut coklat masuk dan berkata "Lucas, selesaikan semua berkas itu, karena besok akan diserahkan ke pemimpin tiap daerah"

Lucas menatap malas pria tersebut "Tidak bisakah kau membantuku Cedric?"

Pria berambut coklat itu bernama Cedric, ia adalah tangan kanan Lucas.

"Tugas saya bukan mengerjakan berkas, kalau begitu saya permisi" Ucap Cedric dan kembali menutup pintu ruang kerja Lucas.

Lucas menghela nafas, seharian berkutat dengan lembaran-lembaran ini membuatnya bosan. Tiba-tiba jendel ruangannya diketuk.

Tuk... Tuk... Tuk...

Seekor merpati mengetuk jendela, Lucas yang melihatnya pun tersenyum sumringah. Ia segera membuka jendela tersebut dan mengambil surat yang disangkutkan di kaki burung merpati tersebut.

"Jadi Ely tersayang besok pagi ada latihan berkuda ya" Lucas tersenyum senang. Burung tersebut mengantarkan surat yang berisi kegiatan Elysia.

"Demi Ely ku sayang, aku akan begadang dengan kertas-kertas ini" seru Lucas, wajah lesunya tidak lagi terlihat. Ia membelai burung tersebut dan membiarkan pergi lalu ia menutup jendelanya. Lucas kembali duduk dan memeriksa berkas yang ada di mejanya.

"Sekalian saja aku kerjakan yang untuk besok, jadi aku bisa seharian bersantai bersama Ely, aku merasa tidak enak karena aku hanya sibuk dengan tugas ku saja saat bersamanya" batin Lucas. Dengan semangat ia mengerjakan tugasnya. Lucas begadang semalaman dan berhasil menyelesaikan berkas yang untuk besok sekaligus agar waktunya dengan Elysia tidak terganggu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status