Share

Persyaratan 10 Hari Dengan Pangeran Lucas
Persyaratan 10 Hari Dengan Pangeran Lucas
Penulis: Shylkie

Tempat Apa Ini?!!

PRAAANGGGG

Elysia kaget mendengar sesuatu yang sepertinya barang pecah belah terjatuh. Ia langsung membuka matanya, ia kaget karena tiba-tiba berada ditempat aneh yang terlihat sangat mewah tetapi juga berantakan dengan barang-barang yang pecah dan sesuatu seperti cairan berwarna merah di lantai dan di dinding.

"Eh? Dimana ini?" Ucap Elysia dengan panik. Saat matanya sedang sibuk menelusuri tempat tersebut, ia dikagetkan oleh suara seorang pria.

"Aku sudah menyingkirkannya pria itu demi mendapatkan mu, sekarang menikahlah denganku! Aku akan membahagiakan mu, memberikan mu kemewahan dan barang-barang mahal" Ucap pria berambut hitam yang terlihat berantakan tetapi sangat elegan, di pipinya terdapat percikan berwarna merah yang terlihat seperti darah dan tangan kanannya sedang memegang sebilah pedang.

Elysia terdiam kaku, lalu menunduk saat menyadari bahwa dia sedang duduk dilantai dan tangannya sedang memegang sesuatu. Ia sedang memangku seorang pria berambut silver yang terlihat tampan tetapi tidak sadarkan diri. Pikiran Elysia kosong, dia terlalu bingung.

Lamunan Elysia terpecahkan saat pria itu bersuara dengan lantang. "Kita adakan pernikahan minggu depan, kau tidak boleh menolak, atau kau akan menerima konsekuensinya!" Ucap pria berambut hitam tersebut sambil memasukkan pedangnya kedalam sarung pedang. Pria berambut hitam itu berjalan melewati Elysia dan pria yang dipangkuan Elysia, hingga tidak terlihat lagi di ruangan tersebut.

"Sebenarnya tempat apa ini?!!!" Elysia berteriak panik, membuat orang-orang yang mengenakan baju zirah berdatangan menghampirinya, Elysia ditarik untuk menjauh dari pria berambut silver yang sebelumnya berada dipangkuannya.

"Cepat kirimkan Nona pulang ke kediamannya! Kawal ia!" Ucap salah seorang yang mengenakan baju zirah. Elysia ditarik menaikinya kereta kuda dan diturunkan tepat didepan bangunan mewah dengan mawar disekelilingnya.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Elysia.

"Nona akan lebih aman berada dikediaman Nona, untuk sementara Nona jangan keluar dari kerajaan dulu, untuk lebih rincinya yang mulai ratu akan mengirimkan surat kepada Nona" jelas salah satu orang yang mengenakan zirah.

"Semoga Nona Elysia Mooisora Odelle selalu diberkati kesehatan!" Ucap serentak orang-orang yang mengantarkan Elysia.

Saat kereta kuda sudah pergi, Elysia berdiri diam, mencoba mencerna apa yang sedang terjadi "Kek pernah dengar deh Mooisora Odelle, tapi dimana yah?" Gumam Elysia.

"Nona, yang Mulia sudah menunggu didalam, silahkan masuk" ucap salah seorang pelayan seraya membungkukkan tubuhnya dan menuntun Elysia masuk ke dalam bangunan megah tersebut.

Elysia yang masih bingung hanya mengikuti saja. "Kok terlihat seperti bangunan kerajaan yang di film ya?" Batin Elysia saat melihat-lihat sekeliling bangunan tersebut.

Seorang wanita dengan pakaian mewah dan terlihat sangat cantik walaupun sepertinya umurnya tidak muda lagi datang menghampiri dan memeluk Elysia.

"Elysia, syukurlah kamu tidak apa-apa, ibu sangat khawatir" ucap wanita tersebut, raut wajahnya menunjukkan kalau dia sangat khawatir terhadap Elysia.

"Maaf, anda ini siapa ya?" Tanya Elysia yang sedang kebingungan.

Raut wanita itu langsung berubah, ia terlihat kaget dan menyuruh pelayan untuk membawa Elysia ke kamarnya. "Jenette, antar Elysia ke kamarnya, mungkin dia sedang shock setelah kejadian di kediaman Zender".

"Baik Nyonya" jawab pelayan yang bernama Jenette tersebut. Jenette menuntut Elysia ke kamarnya. "Mari Nona saya antar".

Setibanya dikamar, Elysia masih mencoba mencerna apa yang terjadi. "Kenapa nama-nama orang disini tidak asing ya" gumamnya sembari merebahkan dirinya ditempat tidur. Dia melihat sekeliling ruangan, terlihat sangat mewah dan megah.

Saat matanya sedang menyusuri ruangan, tiba-tiba dia teringat kalau beberapa jam yang lalu dia sedang terbaring di tengah jalan dengan bersimbah darah. Sontak Elysia bangun dari tempat tidur. "Apa aku sudah mati?!" Teriaknya.

[ Flashback ]

Keramaian kota malam itu tidak membuat Elysia berhenti dari lamunannya. Dia berkali-kali menghela nafas dan bergumam.

"Bagaimana aku akan membayar sewa dan pinjaman pendidikan ku bulan depan?" Gumamnya ditengah lamunan.

~ 1 jam yang lalu ~

"Elysia, maafkan saya, tetapi kamu tidak bisa bekerja lagi mulai besok, ini upah mu selama bulan ini" Ucap wanita paruh baya sambil menyodorkan amplop kepada Elysia.

Sontak Elysia kaget dan bertanya "Apakah saya ada berbuat kesalahan dibulan ini? Jika iya, sama mohon maaf Bu, tapi tolong jangan pecat saya" Elysia memelas kepada Ibu Bos nya itu.

"Kamu tidak melakukan kesalahan apa-apa, hanya saja pendapat setiap bulannya menurun, dan saya tidak bisa membayar gaji mu jika sepertinya ini terus" Ibu Bos berusaha menenangkan Elysia, beliau tahu bahwa Elysia hidup sebatang kara, Elysia sudah bekerja di toko nya selama 4 tahun semenjak dia lulus SMA.

~ Setelah 1 Jam ~

Elysia yang duduk dibangku taman sedang memutar otaknya, berpikir untuk mencari pekerjaan lain.

"Dengan gaji ini, aku cuman bisa membayar uang sewa kos" Gumamnya.

Elysia berdiri dari bangku taman dan berjalan menuju kosnya.

"Setidaknya aku harus tidur dan istirahat, aku harus menjaga kesehatan ku, obat sangat mahal sekarang."

Sesampainya dikamar kos, Elysia merebahkan dirinya diatas kasur, tanpa ia sadari ia sudah tertidur pulas akibat terlalu capek.

~ Esok Harinya~

Elysia terbangun karena sinar matahari yang menerpa wajahnya. Dia bergegas mandi dan berpakaian rapi.

"Pokoknya hari ini harus dapat pekerjaan" Ucapnya yang penuh semangat.

Setelah berpakaian rapi, dia meminum segelas air putih sebagai sarapan lalu mengambil tas selempangnya dan beranjak keluar dari pintu kosnya.

Dia berjalan menyusuri kota, pagi itu sudah ramai orang berlalu-lalang.

"Enak ya bisa punya pekerjaan tetap" Gumamnya sambil melihat orang-orang dengan rasa iri.

Sudah berbagai tempat ia datangi, mulai dari toserba, cafe, restauran, bahkan mencoba untuk menjadi cleaning service disekolah, tetapi tidak ada yang berjalan lancar. Ia ditolak dengan berbagai alasan seperti syarat pendidikan yang tidak memenuhi, pengalaman kerja yang minim, penampilan yang lusuh, atau seperti mereka yang sedang tidak membutuhkan pegawai.

Hari sudah sore, Elysia duduk di taman memandangi langit berwarna oranye. Ia sangat lelah berjalan seharian, apalagi sekarang dia merasa sangat lapar.

"Kalau saja orangtua ku meninggalkan harta sebelum mereka pergi dari dunia ini, pasti hidupku tidak seperti sekarang, aku sangat ingin tinggal dirumah tanpa harus memikirkan biaya sewa bulan depan, aku ingin makan 3x sehari, aku ingin pergi ke mall dan membeli pakaian" Gumam Elysia. Ia memandangi sekumpulan remaja yang sedang duduk di taman

"Aku juga ingin duduk bersantai sambil tertawa dengan teman-temanku" Elysia mengingat kembali masa remajanya yang mengharuskannya untuk bekerja agar bisa hidup. Elysia tumbuh di keluarga yang sederhana, kehidupan mereka tidak berlebih tetapi cukup untuk sehari-hari, bahkan ia tidak perlu bekerja saat kedua orangtuanya masih hidup.

Elysia menepuk kedua pipinya agar ia sadar dari lamunannya. "Sadar Elysia! Mengeluh tidak akan mengubah keadaan!" Ia berusaha memberi semangat pada dirinya sendiri.

Hari semakin gelap, Elysia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan pulang ke kosnya. Karena masih memikirkan nasibnya, tanpa sadar Elysia menyebrang saat rambu lalu lintas menunjukkan warna hijau.

BRAAAKKK!!

"Eh? Kenapa?" Batin Elysia, matanya terlihat panik, saat melihat dirinya berbaring digenangan darah. "Dingin banget, ini darah siapa?" Batinnya lagi.

"Cepat telfon ambulan" ucap seorang pria

"Tidak sempat, kita bawa kerumah sakit sekarang! Ayo cepat!" Ucap wanita yang terdengar panik dari suaranya.

"Mereka ngomongin apa sih?" Batin Elysia, perlahan matanya tertutup saat orang-orang berdatangan dan mengerumuninya, pendengarannya pun jadi samar. Tubuhnya terasa dingin dan penglihatannya menjadi gelap.

[Flashback Off]

Elysia berlari ke sisi ruangan yang terdapat meja rias. Melihat dirinya dipantulan cermin, sangat berbeda dengan dirinya yang sebelumnya. Berambut silver dengan mata berwarna hazel, tubuh yang terlihat sehat, make up yang indah serta pakaian dan perhiasan yang sangat mewah. Hal ini hanya seperti mimpi baginya. "Kenapa ini semua seperti tidak asing" gumamnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status