Share

8

POV NADIA

              “Eh, Papah,” kataku gelagapan. Obat tetes mata itu buru-buru kumasukan ke dalam saku daster. Secepat kilat tanganku bergerak. Kuharap, Mas Wahyu tak menyadarinya.

              “Mana kopinya? Papah udah haus, nih,” ujarnya sambil merangkul tubuhku.

              Pria yang aroma tubuhnya agak masam tersebut membuatku agak risih. “Ini kopinya. Mau minum di sini atau bawa ke kamar?” tanyaku sembari melepaskan rangkulannya. Jujur saja, aku sudah sangat ilfeel kepada Mas Wahyu. Pikiranku saat ini hanya tertuju kepada pria kesayanganku seorang.

              “Minum di meja makan sini aja. Kamu temenin aku tapi ya, Mah. Jangan ngurung diri di

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Brian Laia
orang enak kok dilarang
goodnovel comment avatar
Ana💞
biadab sekali ini perempuan,,kalo memang tdk suka ya pergi aja jangan sampai membunuh!!! membunuh suaminya sendiri terus jadi simpanan suami sahabatnya,,dasar wanita murahan!!!
goodnovel comment avatar
Ander Maria sandra
Jelema gelo ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status