Share

Bab 16

Seandainya aku bisa memutar waktu, ‘tak akan aku ijinkan dia pergi. Seandainya aku tahu yang akan terjadi, ‘ku akan terus berada di sampingnya hingga matahari tidak bersinar lagi.

Kupandangi satu persatu gambar dia dalam album foto pernikahan kami. Semuanya sangat nyata tanpa rekayasa. Senyumnya, sorot matanya yang selalu berbinar bahagia.

Aku sudah menghilangkan sebagian kenangannya dari kamar ini. Namun, aku tetap tidak bisa melupakan Mas Mirza. Bucin, itu yang selalu mereka katakan jika kita terlalu mencintai pasangan kita. Dan aku, adalah salah satunya.

“Bu, maaf ... di luar ada tamu yang ingin bertemu dengan, Ibu.” Niar mengetuk pintu lalu bicara memanggilku.

“Siapa, Ni?” tanyaku dari dalam.

“Temannya, Bapak. Teman kerjanya,” ujar Niar.

Aku menutup Album foto dan menyimpannya kembali ke tempat semula. Aku ke luar dari kamar, menemui si tamu yang datang.

“Dion? Ada apa kamu datang ke sini malam-malam?” Rupanya Dion yang datang bertamu malam ini.

“Maaf, Al mungkin aku tidak sopan b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status