Share

Bab 44

“Apa ... si pemuda itu, kamu? Dan si gadis adalah ....”

“Sstttt ... siapa pun si pemuda dan si gadis, yang jelas sekarang, pemuda itu merasa sangat bahagia karena bisa selalu dekat dengan pujaan hatinya.”

“Za—“ Reza menempelkan telunjuknya di bibirku untuk yang kedua kali.

“Walaupun si pemuda tahu, kalau kekasih hatinya belum bisa menerima dia seutuhnya, tapi dia tidak akan lelah untuk selalu menunggu.”

“Reza, cukup.”

“Kenapa? Aku ‘kan lagi bercerita, Al.”

“Lihat mataku, Za.” Aku memegang pipinya agar Reza hanya melihatku.

“Matamu indah, sangat indah. Bulu matamu lentik, sangat cantik,” ujarnya dengan menatapku tanpa berkedip.

“Apa pemuda itu dirimu dan gadis itu aku? Aku butuh jawaban bukan cerita lagi,” kataku memaksa.

Reza menganggukkan kepala dengan tetap tersenyum. Aku tak kuasa jika tidak memeluknya. Aku melingkarkan tangan di pinggangnya, wajahku kusembunyikan di dadanya. Menghirup wangi tubuh dan merasakan detak jantungnya.

Reza, memang dulu aku dan dia satu angkatan, tapi bed
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status