Share

Bab 76

Penulis: AliceLin
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-25 19:16:09
“Halo.”

Arnold menjawab panggilan itu dengan suara berat yang terdengar dingin. Namun, ekspresinya tidak seiring dengan nada suaranya.

Bahkan mata birunya memancarkan sinar cerah yang terasa hangat ketika suara di seberang sambungan menyahut.

“A-apa ini …. K-King?” Suara Sherin terdengar ragu, bahkan bergetar samar.

“Bukankah seharusnya penelepon yang harus melaporkan dulu namanya?” Arnold mendengus dingin, tetapi justru senyuman di bibirnya melengkung semakin lebar.

Ada jeda keheningan sejenak sebelum akhirnya Sherin menjawab di seberang, “Ah, sa-saya … saya Sherin Scarlet, pemilik Clover. Kita baru saja bertemu kemarin di Hotel Equador.”

Mendengar suara gugup istrinya yang seperti memedam rasa kesal, Arnold berusaha keras untuk tidak tertawa. Ia pun berpura-pura menghela napas pendek, lalu menjawab dengan nada resmi yang terdengar dibuat-buat, “Ah, Anda rupanya … ada urusan apa mencari saya, Nona Scarlet?”

‘Nona Scarlet?’

Oliver yang berdiri di depannya langsung menoleh kaget. Nama p
AliceLin

Bab satu lagi agak malaman ya kak ><

| 9
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (4)
goodnovel comment avatar
AliceLin
hehehe gk papa kak, semangat ya 🫶
goodnovel comment avatar
Imelda
mkasih ciiii.. udh up sorry ak agak2 telat bacanya harap maklum y udh mo akhir bulan jd bnyak selesaiin laporan dlu bru sempet baca
goodnovel comment avatar
AliceLin
lanjut kak
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 111

    “Kalau begitu King … silahkan nikmati acaranya. Saya pamit untuk menyapa tamu lain dulu,” ucap Charles, mencoba terdengar tenang meski wajahnya semakin terlihat frustrasi karena berhadapan dengan sikap dingin King.Setelah mendapat anggukan kecil dari pria itu, Charles segera berbalik badan dan melanjutkan langkahnya ke sudut ruangan lain.Arnold mengangkat gelas sampagnenya dengan santai, memutar pelan cairan berwarna keemasan itu seolah sedang menimbang berbagai kemungkinan. Tatapan birunya masih mengekori punggung Charles hingga sosok itu perlahan menghilang di antara kerumunan tamu.Seulas seringai kecil muncul di sudut bibir Arnold. Dengan suara rendah dan dingin seperti bilah es yang menggores, ia bergumam pelan, “Aku mau lihat … permainan macam apa yang sedang kamu siapkan malam ini, Charles Jovan.”Ia meneguk seteguk champagne, membiarkan rasa pahit manisnya bercampur di tenggorokannya dengan pikirannya yang kini berputar cepat.Perlahan, Arnold meraih ponselnya dari saku jasn

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 110

    Di lantai atas, Arnold berdiri tenang di balik pagar pembatas marmer, matanya mengikuti gerak-gerik Sherin. Istri kecilnya itu sedang asyik mencicipi setiap hidangan yang disajikan di stan bawah.Sudut bibirnya terangkat samar ketika melihat gadis itu tersenyum lepas setelah dapat menikmati setiap suapan dari suguhan lezat tersebut.“Makanan saja sudah cukup membuatnya bahagia,” gumam Arnold pelan, nyaris seperti bisikan pada dirinya sendiri. “Sepertinya cuma dia yang seperti itu.”Ia sempat menggeleng ringan, tetapi senyum tipisnya justru semakin lebar.“Apa ada sesuatu yang menarik perhatian Anda, King?” Sebuah suara familiar tiba-tiba menyapanya dari belakang. Wajah Arnold berubah datar dalam sekejap, lalu ia menoleh perlahan.Sorot mata biru Arnold yang dingin menghujam tajam pada sosok itu, membuat lawan bicaranya itu terdiam sesaat, seolah merasakan tekanan yang begitu kuat dari tatapannya.“Selamat malam, Tuan Jovan,” sapa Arnold tanpa mengubah ekspresinya. Nada suaranya terden

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 109

    “Ka-Kamu … bilang apa, King?” tanya Sherin dengan suara terdengar gugup.Manik mata biru pria itu di balik topengnya hanya memantulkan kilatan samar yang sulit diartikan. Akhirnya pria itu hanya menarik diri sedikit, menciptakan jarak di antara mereka, namun tetap menggenggam tangan Sherin seolah enggan melepaskannya.Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir Arnold. Hanya tarikan lembut dari genggamannya yang menjadi isyarat agar gadis itu terus melangkah bersamanya.Dengan dada yang masih berdebar kencang, Sherin akhirnya mengikuti langkah pria itu menuju ballroom utama. Denting lembut musik orkestra, kilau kristal dari lampu gantung, dan aroma parfum mewah yang memenuhi udara seolah menciptakan dunia tersendiri di sekitarnya.Begitu menapakkan kaki di dalam ruangan, semua mata sontak tertuju ke arahnya. Bisikan-bisikan kecil segera menyebar di antara kerumunan tamu.Bagi banyak orang, pemandangan pria misterius bertopeng yang berjalan berdampingan dengan wanita berparas can

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 108

    Potongan-potongan kenangan pahit berkelebat di kepala Sherin seperti film rusak yang berputar terlalu cepat—lampu pesta, sorot mata sinis, dan suara orang-orang yang menertawakannya.“Gadis keluarga mana itu? Memalukan sekali.”“Bisa-bisanya dia pakai gaun kuno seperti itu hadir di acara seperti ini. Apa dia tidak berkaca dulu sebelum datang?”“Dia itu putri sulung keluarga Scarlet. Ibunya sudah meninggal lama. Wajar kalau tidak ada yang bisa mengarahkan penampilannya.”“Gaun itu pasti peninggalan ibunya yang sudah mati itu. Kampungan sekali.”“Ah, pantas saja. Lihat mukanya saja sudah seperti orang berkabung. Pembawa sial.”Gelak tawa sinis menggema di telinga Sherin, menenggelamkan suara musik dan percakapan di sekitarnya. Dunia di hadapannya seolah memudar, berubah menjadi lingkaran wajah-wajah yang mencemoohnya tanpa henti.Dada Sherin terasa sesak. Ia memegangi sisi gaunnya yang kusam, mencoba menahan gemetar yang tak kunjung reda. Napasnya tersengal, pandangannya berputar, hingg

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 107

    Selang beberapa waktu kemudian, mobil yang ditumpangi Sherin telah tiba di depan gedung tinggi yang berdiri dengan megah, memantulkan cahaya malam dari kaca-kacanya yang berkilau. Hotel bintang lima itu malam ini telah menjadi pusat perhatian. Deretan mobil mewah berbaris di area lobi, sementara para tamu turun satu per satu dalam balutan gaun elegan dan setelan mahal. Sherin menahan napas, menatap suasana glamor itu dari balik kaca jendela. Rasa gugup merayap naik ke dadanya, membuat jemarinya tanpa sadar saling menggenggam erat di pangkuan. Gadis itu melirik ke samping, menemukan mata King masih terpejam erat. “King,” panggil Sherin pelan. Tidak ada jawaban. “Kita sudah sampai,” bisiknya lagi, sedikit lebih keras, diiringi helaan napas kesal. Pria itu tetap tidak bergerak, tetapi napasnya terdengar teratur seolah-olah dia benar-benar terlelap. Sherin mengerucutkan bibirnya, lalu kembali menarik napas panjang. Ia pun meraih lengan pria itu dan mengguncangnya sedikit

  • Pesona Berbahaya Suami Dadakanku   Bab 106

    Sepasang mata biru di hadapan Sherin tampak lebih gelap dari biasanya, memantulkan bayangan dirinya yang bergetar antara takut dan tidak percaya.Ada sesuatu yang bergejolak dari sorot mata pria itu seakan ingin menerkamnya. Tubuh Sherin menegang di tempat.Untuk sesaat, nalurinya memerintahkannya agar turun dari mobil itu dan pergi sejauh mungkin Akan tetapi, bayangan masa depan Clover yang berada di tangannya saat ini, memaksanya untuk tetap diam di tempat. Dengan gerakan lembut dan penuh kehati-hatian, Sherin menyingkirkan tangan King dari dagunya. Seulas senyuman tipis melengkung terpaksa di bibirnya sebelum akhirnya ia berkata, “Aku tidak tahu kalau kamu sangat suka bercanda, King.” “Bercanda?” Arnold mendengus dingin, lalu seringai kecil muncul di wajahnya. “Asal kamu tahu … apa pun yang meluncur dari bibirku tidak pernah tidak terwujud,” lanjut pria itu dengan nada rendah yang terdengar tegas, tetapi berhasil membuat tubuh gadis itu meremang.Sherin bisa merasakan jantungnya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status