Share

Rayhan Nantha

”Kenapa diam, berasa mimpi, ya? Sama, gue juga gak percaya.”

Rizal tersadar dari lamunannya dan bergegas ingin turun dari ranjang. “Ayo jemput bini gue!”

“Eits, tunggu dulu,” cegah Andika. “Gue yang akan jalan. Loe tetap di sini, mandi terus istirahat. Kasihan bini loe kalo ngeliat keadaan loe kaya gini, bau lagi.”

”Gue mau ikut! loe pasti pakai heli gue ’kan?”

”Gak ada! Loe harus tetap di sini! Gue akan balik cepat, gue jamin kita bakalan sampai dengan selamat!”

”Oh ya, neh berkas-berkas yang nunggu instruksi loe.” Andika mengambil beberapa berkas dari tangan anak buahnya kemudian meletakannya di atas kasur.

Rizal langsung mengambil berkas yang tergeletak di kasur, membuka tiap lembarnya namun ia tidak bisa membaca, penglihatannya buram. Ia berusaha membaca tulisan-tulisan itu namun usahanya percuma, bagian sisi dan tengah tiap benda yang ia lihat tampak gelap.

“Zal, loe gak bisa baca?”

Rizal gelengkan kepala ragu.

“Oke, fiks. Loe harus bener-bener istirahat.” Andika menutup berkas d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status