Home / Romansa / Pesona Gelap Tuan Mafia / Ch-18 Rasa Yang Mulai Berkembang

Share

Ch-18 Rasa Yang Mulai Berkembang

Author: My_passion94
last update Last Updated: 2025-06-24 23:13:20

Niccolò terbangun saat mendengar ponsel di atas nakas berdengung. Ia meraih benda itu, menengok jam yang tertera di layar.

Waktu menunjukkan pukul enam pagi. Ternyata dirinya hanya tidur selama dua jam.

Pandangan Niccolò teralihkan. Sorot matanya tertuju ke arah wanita yang tertidur di sampingnya. Napas masih tenang, menandakan jika tidurnya sangat lelap.

Kemarin malam usai perbincangan panjang mereka, Niccolò memang membiarkan Siena tidur di kamarnya. Hanya tidur. Tak ada pelukan, ciuman maupun hal-hal yang lebih jauh. Ia hanya membiarkan Siena tertidur dengan tenang.

Kaki Niccolò menapak di atas lantai. Ia bangkit dari tempat tidur lalu pergi ke kamar mandi. Sekedar mencuci wajah untuk menyadarkannya dari rasa kantuk yang masih melekat.

Perhatian Niccolò teralihkan saat mendengar suara ketukan dari arah pintu kamar. Ia pun menghampiri suara tersebut. Lalu membuka pintunya.

“Semuanya sudah siap, Don. Pietro juga sudah menyusul di depan.”

“Ya.” Niccolò menjawabnya dengan singka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pesona Gelap Tuan Mafia   Ch-29 Pergi Untuk Kembali

    Suara langkah kaki menggema di sepanjang koridor putih lantai lima di rumah sakit Ospedale Civile. Lampu-lampu LED di langit-langit memantulkan cahaya dingin di lantai mengkilap. Aroma antiseptik lembut bercampur lavender menyelimuti udara, menusuk tapi tenang. Pintu ruangan perawatan terbuka tiba-tiba. Lucia berjalan cepat. Langkahnya tertuju ke arah Siena yang sedang duduk di samping ranjang Elio. Sedangkan Siena hanya menoleh sekilas seolah mengabaikan kedatangannya. “Siena!” gertak Lucia. Ia berdiri tepat di belakangnya. Siena mengabaikan panggilan Lucia. “Kenapa kau tidak memberitahuku lebih dulu saat ingin membawa Elio ke rumah sakit?” Siena tak berdiri. Ia masih mematung di tempatnya. Hingga akhirnya tatapan dingin itu tertuju ke arah Lucia. “Dia kejang. Aku tidak butuh formalitas mu hanya untuk menolongnya,” jawab Siena dengan suara datar. Lucia mendengus kesal. Matanya menyipit, “Aku bertanggungjawab atas anak-anak di panti asuhan. Kau tidak bisa mengambil keputusan se

  • Pesona Gelap Tuan Mafia   Ch-28 Lucia

    Malam semakin larut. Namun tak membuat wanita itu merasa kantuk sedikit pun. Tubuhnya bergerak gusar di atas ranjang tua berderit. Ia menoleh ke arah samping—jauh ke sudut ruangan. Ranjang di sana masih kosong. Ruangan itu cukup luas dan terasa menyesakkan. Meskipun Lucia belum masuk, tetapi jika harus berada satu kamar bersamanya, Siena tidak bisa tidur. Akhirnya ia turun dari ranjang. Langkahnya mengalun pelan memecah kesunyian di lorong. Suasana panti asuhan sudah benar-benar sunyi. Pintu-pintu ruangan pun tertutup rapat, kecuali satu kamar yang ada di ujung lorong sebelah kanan. Dan Siena tahu di sana ada Lucia sedang menemani seorang anak laki-laki yang sakit. Siena memilih lorong yang lain seolah tak ingin berpapasan dengan Lucia. Ia mulai menyusuri lorong hingga keluar dari area panti asuhan. Sampai akhirnya langkahnya dihentikan oleh suara seseorang yang berada jauh di depan. “Dia sudah tidur,” ucap Lucia sambil kaki kirinya menendang-nendang kecil. “Nic, kapan kau kembal

  • Pesona Gelap Tuan Mafia   Ch-27 Ancaman Di Beirut, Luka Di Calabria

    Konvoi mobil berhenti di depan bangunan gedung yang berdiri kokoh di tengah kota Beirut. Niccolò keluar dari mobil saat Pietro membuka pintunya, disusul Bosco yang keluar dari pintu lain. Kemudian Giuseppe terlihat keluar dari mobil yang berbeda. Ketiga memposisikan diri berada di belakang pemimpin mereka—Niccolò.Anak buah Lebanon itu mempersilakan Niccolò dan rombongan untuk masuk ke dalam gedung. Menuntun mereka menuju lantai paling atas, tempat pemimpin sindikat Lebanon yang dikenal dengan nama Khaled Al-Hazem. Sebuah pintu lift terbuka di lantai paling atas gedung tersebut. Niccolò dan lainnya melangkah keluar, mengikuti penuntun arah menuju sebuah pintu kayu berukir yang berada di sudut koridor. Lengkap dengan beberapa pengawal bersenjata yang berjaga di sepanjang koridor. “Bukankah ini terlalu berlebihan? Seperti ingin mengepung kita,” bisik Bosco pada Niccolò. Matanya tak berhenti mengawasi. Sedang Pietro dan Giuseppe yang berada di belakang menatap waspada. Niccolò tak men

  • Pesona Gelap Tuan Mafia   Ch-26 Tanpa Pamit

    Siena tertegun. Tetapi pandangannya langsung berpaling seolah tertangkap basah oleh Pastor Gabriele. Sedang sang Pastor hanya tersenyum lembut diiringi helaan napas panjang tak menghakimi. “Maafkan aku Padre,” gumam Siena. Tatapannya menunduk, “Aku... Belum ada kepastian di antara hubungan kami. Tapi Niccolò menunjukkan perasaannya padaku, jadi… dadaku terasa sesak setiap kali melihat kedekatan Niccolò dan Lucia.” Pastor Gabriele menundukkan tatapannya sekilas, sorot matanya tajam tetapi tetap lembut. “Ah… jadi itu yang mengusik hatimu.”“Jangan salah paham.” Siena menggoyangkan tangannya sembari menatap cepat ke arah sang Pastor. “Aku tidak—aku hanya tidak suka melihatnya begitu dekat dengan Lucia. Mereka terlihat seperti…” Pastor Gabriele mengangkat tangannya seolah memotong ucapan Siena. “Lucia dan Niccolò tidak memiliki hubungan seperti yang kau takutkan, Siena.” Siena terdiam. Ada sedikit rasa lega yang menyelinap masuk ke dalam hatinya saat mendengar ucapannya. “Tidak?” Ken

  • Pesona Gelap Tuan Mafia   Ch-25 Api Kecil

    Setengah jam kemudian Siena keluar dari kamar mandi. Ia memang sengaja lebih lama di sana, berharap Niccolò akan mencarinya. Tetapi sepertinya pria itu sangat menikmati waktunya bersama Lucia. Langkah Siena terdengar menghentak lantai seolah menyalurkan api cemburu yang belum padam. Tetapi berubah pelan saat tidak melihat Niccolò dan yang lain. Ia menoleh sekeliling dengan langkah yang masih menyusuri koridor. Sampai akhirnya ia berhenti, menatap ke dalam ruangan. Di sana ada Niccolò dan Lucia. Lalu ada anak kecil yang berusia sekitar 7 tahun sedang berbaring di atas tempat tidur. Ia tidak melangkah masuk, lebih senang mengamati dari luar. “Jam tiga pagi dia bangun ketakutan. Untung saja aku bisa menenangkannya. Tapi, suhu badannya belum turun,” ujar Lucia sambil mengelus wajah anak laki-laki tersebut. “Mungkin saja dia akan mengalami trauma. Telepon Angelo untuk datang ke sini,” perintah Niccolò. Lucia menganggukkan kepala. “Ya, nanti aku akan menghubungi dia.” Lalu menatap Nicc

  • Pesona Gelap Tuan Mafia   Ch-24 Wanita di Pohon Oak

    Setengah jam berlalu. Ketiga mobil itu terparkir di halaman gereja tua Cattolica di Stilo. Keheningan menyelimuti sekitar gereja, menandakan jika misa pagi sudah dimulai. Niccolò, Siena dan yang lain turun dari dalam mobil. Pandangan Siena seketika mengabsen halaman gereja yang tampak sunyi. Hanya ada lima mobil yang terparkir di sana seolah memberitahu tidak banyak jemaat yang ikut misa pagi di gereja tersebut. “Ayo.” Perhatian Siena teralihkan saat merasakan pelukan di pinggang. Kepalanya mengangguk lalu mengikuti langkah Niccolò yang menuntun menuju pintu masuk gereja yang terbuka lebar. Benar saja dugaannya, tak banyak jemaat yang datang. Hanya ada tujuh jemaat yang mengisi kursi-kursi kayu yang tampak sudah rapuh. Niccolò mengajak Siena untuk berdiri di depan kursi yang kosong saat para jemaat mulai berdiri. Sang Imam masih terlihat berada di altar dengan kepala menunduk saat para biarawati menyanyikan lagu penutup Salve Regina. Suasana khidmat menyelimuti seluruh jemaat term

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status