Pesona Gelap Tuan Mafia

Pesona Gelap Tuan Mafia

last updateLast Updated : 2025-06-02
By:  My_passion94Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
9Chapters
20views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Niccolo Morelli—Don Italia, dikenal dingin, kejam dan arogan. Harus merasakan patah hati pada cinta pertamanya. Namun di saat bersamaan, ada wanita yang menarik hatinya. Mengembalikan sikap manusiawi yang sudah lama menghilang dari dalam dirinya.  Siena Sartori—gadis Italia yang besar di Monaco. Ceria, lugu dan ceroboh. Ia sangat menyayangi dan membanggakan keluarganya. Tanpa ia tahu, mereka menyimpan rahasia besar dan menginginkan kematiannya.  Kisah cinta mereka penuh dengan romantis, ancaman dan tragis. Akankah Siena mampu bertahan disaat badai besar menghantam cinta dan kepercayaannya? 

View More

Chapter 1

Ch—1 Kesan Yang Buruk

‘Maaf aku tidak bisa datang. Mungkin lain waktu kita makan malam bersama.’

Pria itu termangu. Sorot matanya tajam menunjukkan kekecewaan yang begitu dalam di sana. Sebuah pesan singkat yang baru saja ia terima membuktikan kalau perasaannya masih belum terbalas.

Niccolo Morelli, seorang Don mafia yang memasuki usia 30 tahun itu masih berusaha untuk menarik hati seorang wanita yang sejak lama ia kagumi. Namanya sudah tersohor hingga pelosok Italia bagian selatan. Tetapi hal tersebut tak cukup membuat hati sang wanita jatuh padanya.

Matanya menatap enggan pada meja yang sudah dipenuhi oleh makanan mahal. Ia mengabaikan pesan itu dan memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku celana sebelum pergi meninggalkan tempat tersebut.

Pria lain yang berdiri di ujung tangga itu mendekat. Pietro Falsetti, merupakan orang kepercayaan Niccolo. Usianya 2 tahun lebih muda dari Niccolo.

“Kenapa? Apa dia tidak datang?”

Ini bukan kali pertama wanita itu menolak secara tiba-tiba.

“Sepertinya cukup untuk hari ini,” sahut Niccolo dengan suara pelan.

“Bosco menelpon,” Pietro memberikan jeda. Ragu untuk mengatakannya. “Ada masalah dengan pengiriman kokain.”

Bibir Niccolo terkatup rapat dengan rahang yang mengeras. Menegaskan emosi yang menggerayangi kepala. Kakinya mulai bergerak menuruni deretan anak tangga.

Riuh pesta pernikahan terdengar samar tetapi tidak mengalihkan perhatian Niccolo. Dari arah lain, seorang wanita sedang sibuk melontarkan emosi melalui panggilan telepon. Tangan kanan memegang ponsel sedang tangan yang satunya menggenggam gelas berisi wine.

“Baiklah, kalau begitu jangan pernah hubungi aku lagi! Aku tidak mau melihat wajah brengsekmu itu lagi!”

Teriakan itu menjadi salam perpisahan. Tanpa disadari tangannya reflek melayangkan ponselnya ke sembarang arah. Sampai akhirnya…

Bang!

Suara itu membuat Siena terperanjat. Dirinya baru sadar telah melempar ponsel. Sontak matanya mencari sumber suara.

Tatapan Siena tertuju ke arah dua pria yang mematung. Wajah salah satu dari mereka menggambarkan kemurkaan. Sedang yang lain tampak berdiri pasrah.

Siena menarik langkah ke arah mereka. Dirinya berdiri tepat di depan mereka. Ia berusaha mengatur napasnya yang terengah-engah.

“Ya Tuhan!”

Ia menutup mulutnya yang ternganga. Sepasang mata coklat gelap itu membelalak. Pipi pria itu memerah seperti bekas pukulan benda tumpul.

“Ma-maaf,” sesal Siena. Tangannya gugup ketika hendak menyentuh wajah pria asing di hadapannya. “Aku tidak sengaja,” ucapnya dengan dialek Italia tetapi menggunakan bahasa Perancis.

Siena menggigit bibir sembari menundukkan tatapannya untuk menghindari sorot mata tajam dan mengintimidasi milik pria itu.

Niccolo menangkis tangan Siena saat hendak menyentuh wajahnya cukup keras. Hingga membuat gelas berisi wine itu tumpah.

Aroma tajam dari wine memenuhi indra penciuman mereka. Tak terlihat nodanya di kemeja hitam Niccolo. Berbeda dengan gaun Celestial blue milik Siena yang menampakkan noda dengan jelas.

“Hei!” pekik Siena. Tatapan penyesalan itu berubah amarah. “Ya Tuhan, padahal ini gaun sewa. Apa yang harus aku lakukan?” Siena bergumam sendiri sembari mengibas-ngibaskan tangannya ke arah noda wine.

Niccolo mengabaikan Siena. Ia membungkuk meraih ponsel milik Siena.

“Itu ponselku, kembalikan!”

Siena berusaha mengambil ponsel itu tapi Niccolo mengangkat tangan. Membiarkan ia kesusahan meraihnya.

“Kau harus bertanggung jawab karena benda ini sudah melukai wajahku,” ucap Niccolo.

Siena mengernyit. Ia tidak pandai berbicara Italia. “Apa kau bisa bicara bahasa Perancis atau Inggris? Aku… tidak bisa bicara bahasa Italia,” ucap Siena menggunakan bahasa Inggris.

Niccolo menyeringai. Berpikir kalau wanita di hadapannya sedang membodohinya.

“Tapi kau berdialek seperti orang Italia.”

Siena mendesah kasar karena Niccolo masih bicara menggunakan bahasa Italia. “Kembalikan ponselku, tolong.”

“Kau melakukan dua kesalahan. Memukul wajahku dan menumpahkan minumanmu ke pakaianku.”

Wajah Siena tampak bingung mendengar Niccolo bicara. Ini memang kesalahannya tidak pernah belajar bahasa Italia sejak berumur tujuh tahun hingga sekarang. Setelah keluarganya pindah ke Monaco, ia tidak lagi menggunakan bahasa Italia.

“Aku tidak tahu apa yang kau katakan. Jika kau ingin aku mengerti ucapanmu, katakan dalam bahasa Inggris, atau kembalikan ponselku sekarang,” tegas Siena.

Niccolo terdiam. Tatapan intimidasi itu masih mengarah ke Siena. Kali ini lebih tajam membuat Siena memilih untuk memalingkan wajahnya.

“Kau sudah melakukan dua kesalahan. Memukul dan menumpahkan minuman sialanmu ke pakaianku,” gumam Niccolo, kali ini dengan bahasa Inggris.

“Itu ulahmu. Bahkan gaunku juga kena noda minuman!” sentak Siena, emosinya kembali muncul setelah tahu apa yang diucapkan Niccolo.

Siena tersentak saat tangan kasar dan besar itu mencengkram rahangnya. Sungguh ia tidak menyangka pria itu akan bersikap agresif.

“Aakkhh!” Siena meringis.

“Pelankan suaramu, Nona. Kau tidak tahu sedang bicara dengan siapa?”

“Lepaskan!” desis Siena.

Namun yang terasa cengkraman itu semakin kuat membuatnya reflek menjatuhkan gelas dari genggaman tangan. Ia berusaha melepaskan cengkraman itu dengan kedua tangannya.

“Sebaiknya kau berhati-hati selama menghabiskan waktu liburanmu di sini atau kau akan… hanya tersisa nama,” bisik Niccolo penuh ancaman.

Pietro tampak gusar menyadari emosi Niccolo sedang tidak stabil. Tidak ingin terjadi masalah hanya karena insiden kecil, ia pun berusaha untuk mengalihkan perhatian Niccolo.

“Kita harus segera pergi, Bosco sudah menunggu,” bisik Pietro.

Niccolo melirik ke samping sekilas. Lalu melepas cengkraman itu dengan kasar membuat Siena terdorong ke belakang. Ia juga melempar ponsel Siena lalu pergi begitu saja.

Siena masih meringis. Ada bekas kemerahan di wajahnya. Ia membungkuk meraih ponsel. Lalu melirik tajam ke arah punggung Niccolo yang semakin menjauh.

“Dasar pria brengsek! Sialan!” desis Siena.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
9 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status