Share

Ch-26 Tanpa Pamit

Penulis: My_passion94
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-11 12:32:12

Siena tertegun. Tetapi pandangannya langsung berpaling seolah tertangkap basah oleh Pastor Gabriele. Sedang sang Pastor hanya tersenyum lembut diiringi helaan napas panjang tak menghakimi.

“Maafkan aku Padre,” gumam Siena. Tatapannya menunduk, “Aku... Belum ada kepastian di antara hubungan kami. Tapi Niccolò menunjukkan perasaannya padaku, jadi… dadaku terasa sesak setiap kali melihat kedekatan Niccolò dan Lucia.”

Pastor Gabriele menundukkan tatapannya sekilas, sorot matanya tajam tetapi tetap lembut. “Ah… jadi itu yang mengusik hatimu.”

“Jangan salah paham.” Siena menggoyangkan tangannya sembari menatap cepat ke arah sang Pastor. “Aku tidak—aku hanya tidak suka melihatnya begitu dekat dengan Lucia. Mereka terlihat seperti…”

Pastor Gabriele mengangkat tangannya seolah memotong ucapan Siena. “Lucia dan Niccolò tidak memiliki hubungan seperti yang kau takutkan, Siena.”

Siena terdiam. Ada sedikit rasa lega yang menyelinap masuk ke dalam hatinya saat mendengar ucapannya.

“Tidak?” Ken
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Pesona Gelap Tuan Mafia   Ch-26 Tanpa Pamit

    Siena tertegun. Tetapi pandangannya langsung berpaling seolah tertangkap basah oleh Pastor Gabriele. Sedang sang Pastor hanya tersenyum lembut diiringi helaan napas panjang tak menghakimi. “Maafkan aku Padre,” gumam Siena. Tatapannya menunduk, “Aku... Belum ada kepastian di antara hubungan kami. Tapi Niccolò menunjukkan perasaannya padaku, jadi… dadaku terasa sesak setiap kali melihat kedekatan Niccolò dan Lucia.” Pastor Gabriele menundukkan tatapannya sekilas, sorot matanya tajam tetapi tetap lembut. “Ah… jadi itu yang mengusik hatimu.”“Jangan salah paham.” Siena menggoyangkan tangannya sembari menatap cepat ke arah sang Pastor. “Aku tidak—aku hanya tidak suka melihatnya begitu dekat dengan Lucia. Mereka terlihat seperti…” Pastor Gabriele mengangkat tangannya seolah memotong ucapan Siena. “Lucia dan Niccolò tidak memiliki hubungan seperti yang kau takutkan, Siena.” Siena terdiam. Ada sedikit rasa lega yang menyelinap masuk ke dalam hatinya saat mendengar ucapannya. “Tidak?” Ken

  • Pesona Gelap Tuan Mafia   Ch-25 Api Kecil

    Setengah jam kemudian Siena keluar dari kamar mandi. Ia memang sengaja lebih lama di sana, berharap Niccolò akan mencarinya. Tetapi sepertinya pria itu sangat menikmati waktunya bersama Lucia. Langkah Siena terdengar menghentak lantai seolah menyalurkan api cemburu yang belum padam. Tetapi berubah pelan saat tidak melihat Niccolò dan yang lain. Ia menoleh sekeliling dengan langkah yang masih menyusuri koridor. Sampai akhirnya ia berhenti, menatap ke dalam ruangan. Di sana ada Niccolò dan Lucia. Lalu ada anak kecil yang berusia sekitar 7 tahun sedang berbaring di atas tempat tidur. Ia tidak melangkah masuk, lebih senang mengamati dari luar. “Jam tiga pagi dia bangun ketakutan. Untung saja aku bisa menenangkannya. Tapi, suhu badannya belum turun,” ujar Lucia sambil mengelus wajah anak laki-laki tersebut. “Mungkin saja dia akan mengalami trauma. Telepon Angelo untuk datang ke sini,” perintah Niccolò. Lucia menganggukkan kepala. “Ya, nanti aku akan menghubungi dia.” Lalu menatap Nicc

  • Pesona Gelap Tuan Mafia   Ch-24 Wanita di Pohon Oak

    Setengah jam berlalu. Ketiga mobil itu terparkir di halaman gereja tua Cattolica di Stilo. Keheningan menyelimuti sekitar gereja, menandakan jika misa pagi sudah dimulai. Niccolò, Siena dan yang lain turun dari dalam mobil. Pandangan Siena seketika mengabsen halaman gereja yang tampak sunyi. Hanya ada lima mobil yang terparkir di sana seolah memberitahu tidak banyak jemaat yang ikut misa pagi di gereja tersebut. “Ayo.” Perhatian Siena teralihkan saat merasakan pelukan di pinggang. Kepalanya mengangguk lalu mengikuti langkah Niccolò yang menuntun menuju pintu masuk gereja yang terbuka lebar. Benar saja dugaannya, tak banyak jemaat yang datang. Hanya ada tujuh jemaat yang mengisi kursi-kursi kayu yang tampak sudah rapuh. Niccolò mengajak Siena untuk berdiri di depan kursi yang kosong saat para jemaat mulai berdiri. Sang Imam masih terlihat berada di altar dengan kepala menunduk saat para biarawati menyanyikan lagu penutup Salve Regina. Suasana khidmat menyelimuti seluruh jemaat term

  • Pesona Gelap Tuan Mafia   Ch-23 Ketakutan Yang Kembali

    Sebuah mobil hitam terparkir di depan villa. Pietro keluar dari mobil membuat salah satu penjaga menghampirinya. Sedang motor sport milik Niccolò terparkir tak jauh darinya. “Dimana Don Niccolò?” tanya Pietro. Matanya memperhatikan sekeliling seolah mencari tuannya karena tidak mengangkat telepon. “Don masih di dalam kamar,” jawab pengawal. Kening Pietro mengernyit. Tidak biasanya Niccolò terlambat untuk pergi ke gereja untuk mengikuti misa pagi. “Don belum keluar?” tanya Pietro memastikan. “Belum.” “Don ada di kamar sebelah mana?”“Kamar di lantai satu pintu nomor dua.”Desahan napas keluar dari mulutnya. Tidak biasanya Niccolò mengabaikan hal penting begitu saja. Terlebih lagi ini menyangkut anak-anak dan wanita yang baru mereka selamatkan kemarin malam. Tanpa mengatakan apapun, Pietro berjalan melewati pengawal tersebut. Ia mengambil langkah lebar menyusuri ruangan yang tampak sepi seolah tak berpenghuni. Sesampainya di depan kamar yang di maksud, Pietro mengetuk pintunya.

  • Pesona Gelap Tuan Mafia   Ch-22 Janji Di Pagi Yang Tenang

    Seorang pria menyusuri koridor. Langkahnya cepat sedang raut wajahnya tegang. Ia berhenti sejenak, mengetuk pintu sebelum akhirnya melangkah masuk. Ruangan itu dipenuhi oleh aroma cerutu mahal. Hanya disorot lampu kristal menggantung dengan cahaya temaram. Langkahnya menghampiri seorang pria. Roman Abrasha—pria berusia 45 tahun. Tubuhnya besar terduduk di sofa empuk beralaskan beludru. Mata biru pucat itu langsung tertuju ke arah anak buahnya yang kini ada di hadapannya. “Pengiriman dari Italia gagal, Don,” ucapnya pelan nyaris tak terdengar. Namun kalimat itu sangat jelas masuk ke dalam gendang telinga tuannya. Cerutu yang mengisi sela jari kini ditekan paksa di atas asbak. Matanya menyorot tajam seolah menunjukkan emosi yang menggerayangi kepala. “Apa itu karena ulahnya lagi?” tanyanya dengan suara serak menahan emosi. “Ya, Don. Don Niccolò berhasil menggagalkan pengiriman,” ucap Dmitri. “Brengsek. Ini sudah ketiga kalinya dia merebut mawar-mawar itu dariku,” desisnya. “Ada

  • Pesona Gelap Tuan Mafia   Ch-21 Sebuah Perintah

    Siena tertegun. Matanya menatap intens ke arah pria itu. Detak jantungnya perlahan memburu membuat napas terasa sesak. Saat wajah sang Don bergerak mendekat, ia bangkit berdiri tiba-tiba. Kakinya melangkah gugup. “Apa itu villa milikmu?” tanya Siena, mencoba mengalihkan pembicaraan. Ia tahu apa yang akan dilakukan Niccolò. Dirinya menghindar untuk menyelamatkannya dari kebodohan sebelumnya. Ia masih sangat ingat apa yang dilakukan pria itu. Membuatnya larut dalam ciuman panas, lalu melemparkannya pada kenyataan bahwa semuanya hanya permainan. Siena mulai menjauh. Ia menyusuri jalanan setapak di sepanjang kebun anggur menuju villa. Sedangkan Niccolò tampak menyembunyikan kekesalannya lalu menyusul Siena. “Apa di sana ada makanan? Aku belum sempat makan malam, kau tahu itu kan?” ujar Siena saat mendengar langkah kaki mengikutinya dari belakang. Siena tidak berani menatap wajah Niccolò. Pertahanannya mungkin akan runtuh dalam sekejap karena pesona pria itu yang sangat berbahaya un

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status