Share

Ternyata Aksen ....

Aksen terus menggodaku, baru tahu ternyata tuan Aksen yang kalem bisa jahil begini. Tak lupa pipiku terus dibelainya. Aku pun tak mau kalah sesekali aku mencubit hidungnya. Setelah masalah kemarin aku ingin Aksen menyadari bahwa aku juga tak bisa jauh darinya.

"Ganti baju, Sayang. Masih bau rumah sakit," ucap Aksen menarikku dalam pelukannya.

"Siap sayang."

"Jangan terlalu lama, masih masa pemulihan," katanya lagi.

"Siap pak dokter."

"I love you, sayang." Rasanya begitu menenangkan. Aksen yang lembut membuat hati ini semakin tak menentu dibuat.

Dia terus saja memelukku hingga dibuat tak bernapas rasanya. Aksen sungguh bucin kurasa, kami seperti remaja yang sedang dibuai asmara. Rasanya indah sekali.

"Kapan aku ke kamar mandi kalau tuan Aksen terus memelukku begini."

"Apa aku mandikan saja dirimu sayang." Aduh, ini mah sudah lebay tuan Aksen.

"Gak perlu, aku bisa sendiri."

"Biasanya kalau baru sembuh harus dikelonin dulu."

"Aku bukan bayi!" kulepas pelukannya, bisa tidak jadi ke kamar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Devira Islamiati93
lanjut kak
goodnovel comment avatar
Anisa Ryan
lanjut thor.. semangat
goodnovel comment avatar
Aslamia Jamal
lnjuuutttyy ummi jngn pkai lma gasss pooolll
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status