Share

Bab 14 - Salah Sebut

Tidak peduli Riska yang merintih kesakitan, Aldi tetap fokus pada penyatuannya malam ini. Riska benar-benar masih tersegel rapat. Ada rasa sesak di dalam dada Aldi, karena ia sudah merenggut kesucian Riska, yang mempertaruhkannya demi adik-adiknya supaya bisa bersekolah.

Aldi masih dalam penyatuannya dengan Riska. Sesekali ia kecup kening Riska dengan rasa yang aneh. Rasa yang begitu dalam, hingga timbul rasa aneh di hatinya. Ia usap air mata Riska yang mulai merembes di sudut matanya.

“Pak ...,” Rintih Riska.

“Maafkan saya, sudah membuatmu seperti ini. Saya janji tidak akan meninggalkanmu,” ucap Aldi.

“Apa masih sakit?” tanya Aldi.

“Iya, sudah cukup, Pak. Rasanya aku mau pipis,” ucap Riska dengan terengah.

Aldi tersenyum dengan gemas melihat Riska yang ingin meluapkan hasratnya. Mungkin pertama kalinya Riska mengalami puncak pencapaian kenikmatan.

“Pipis saja, gak apa-apa,” bisik Aldi dengan terus menggerakkan tubuhnya semakin kencang.

Mereka bermandi peluh kenimatan malam ini. Tubuh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status