Tiga hari sudah berlalu, dan selama tiga hari ini pula Brice setiap malam ke klub. Satu per satu klub malam ia datangi untuk mencari seorang wanita yang bisa dia jadikan istrinya.Tetapi tidak ada satupun yang cocok dengan kriteria yang ia cari. Sampai para The Angel’s ikut pusing memikirkan keinginan Tuan mereka. Mr. B yang di kenal tidak peduli terhadap wanita yang ia tiduri kini menjadi pria yang begitu pemilih. Kini para The Angel’s sedang berkumpul di markas mereka untuk membahas pengintaian yang akan mereka lakukan malam ini. Namun ada hal yang jauh lebih penting yang harus mereka bahas bersama. Yaitu tentang Tuan mereka, Mr. B.“Delta kumpulkan semua data wanita yang sudah bersama Tuan, setelah itu berikan kepada saya.” Ujar Alpha seraya memijit pelipisnya.“Baik Kak Alpha, akan saya kumpulkan secepatnya!” sahut Delta paham.Alpha mengangguk, “Ingat jangan sampai ada yang terlewatkan !”Delta mengangkat jempolnya mengiyakan.“Kak Alpha, sebenarnya Tuan ini mencari istri sementa
“Agnes, jangan lupa di Ciel Bleu jam 8 malam, Shawn Edelberto.” Tukas Eloise kepada Agnes, dan berlalu berjalan keluar dari mansion mewah mereka.“Ingat! Kamu jangan sampai terlambat, jangan permalukan Dad and Mom, dia adalah putra dari salah satu rekan bisnis kami.” Tambah Patricia seraya menyusul suaminya yang sudah lebih dulu masuk ke dalam mobil. Wanita paruh baya yang masih begitu cantik itu memberikan peringatan kepada sang putri.Agnes yang juga sedang bersiap – siap untuk menuju ke kantornya hanya bisa memutar malas bola mata nya yang indah. “Again?!”Wanita cantik itu mendengkus kesal. Paginya yang tadi cerah kini rusak karena permintaan orang tuanya, bahkan ini bukan permintaan melainkan perintah.Dengan langkah malas di pun berjalan menuju mobilnya. Dia yang malas menggunakan sopir pribadi, memilih untuk menyetir kendaraannya sendiri. Dia merasa lebih bebas dan saat seperti inilah dia bisa mendapatkan ruangnya sendiri. Menikmati keindahan pagi, meskipun hanya sesaat.Dia ya
Agnes mengumpulkan moodnya kembali untuk bertemu seorang pria yang lagi-lagi tidak dia kenali. Hanya demi mengikuti perjodohan antara dua keluarga ini. Agnes menghela nafas dalam-dalam saat keluar dari mansion mewahnya. Gaun malam yang dipilihnya sungguh menawan, mengalir dengan sangat elegan di sepanjang tubuhnya. Gaun tersebut terbuat dari sutra merah maroon yang memeluk lekuk tubuhnya dengan sempurna, diberi sentuhan berkilauan dari batu swaroski yang memperlihatkan keanggunan dan kemewahan. Rambutnya yang indah dibiarkan tergerai dan memberikan sedikit efek wave namun mempesona, dengan beberapa helai berombak jatuh di sebelah wajahnya yang semakin memancarkan kecantikan alami dari Agnes. Wanita cantik itu memasuki mobil mewahnya, duduk di kursi belakang yang berbalut kulit kulit lembut. Karena titah Mommy nya, malam ini dia di antar oleh sopir. Begitu Agnes duduk dengan manis, sang sopir segera menyalakan mesin dan mengarahkan kendaraan menuju restaurant Ciel Bleu, sebuah tempat
Wanita cantik itu segera menggelengkan kepalanya dengan cepat, berharap ingatan itu segera terhempas.Sementara dia menunggu dengan pandangan yang tetap terfokus pada pintu masuk, Agnes membelalakkan matanya begitu menangkap sosok pria yang saat ini baru saja masuk.Agnes merasa dadanya berdebar dengan cepat. Berharap dia salah mengingat, berharap ini hanyalah halusinasinya. Namun, wajah itu terlalu jelas di dalam ingatannya. Pria yang sudah membuatnya tidak berdaya di bawah kungkungannya. Darahnya kembali berdesir melihat tubuh tegap pria itu.Saat Agnes hendak menoleh ke arah lain agar pria itu tidak menyadari kehadirannya, terlambat sudah. Tatapan mereka saling bertemu.Deg deg degJantungnya berdetak semakin cepat saat melihat senyuman pria itu, senyuman yang membuatnya tidak berdaya.Pandangan mereka saling bersikukuh, seolah tidak ada lagi yang lain di sekitar mereka. Pria itu berjalan perlahan mengarah padanya. Membuat jantungnya semakin cepat berdetak.Tinggal lima langkah lag
Beberapa menit sebelumnya. The Angel’s yang sudah mendapatkan informasi tentang Agnes tidak pernah lepas mengawasi gerak-gerik Agnes. Delta dan Zeta yang bertugas di lapangan terus mengikuti pergerakan Agnes. Sama seperti malam ini, begitu tahu Agnes akan berada di Restaurant mewah Ciel Bleu. Dua wanita cantik ini segera memberikan informasi kepada saudari mereka yang lain.Gamma yang mendapatkan informasi itu langsung mengarahkan Tuan mereka untuk langsung menuju Restaurant Ciel Bleu untuk menemui klien yang berkaitan dengan misi ini. Begitu juga dengan klien yang akan mereka temui.The Angel’s beralasan dengan menggunakan tempat umum seperti ini untuk tidak menimbulkan kecurgiaan.Tanpa curiga Brice mengiyakan perkataan Gamma. Pria berhazel biru indah itu langsung mengarahkan mobilnya untuk pergi ke Ciel Bleu.“Hah! Sudah lewat beberapa hari tapi aku belum menemukan wanita untuk di jadikan istri!” gumam Brice kesal.“Sial! Kenapa semua wanita yang aku temui akhir-akhir ini tidak ad
Agnes mengangkat alisnya bingung, “Bagaimana kamu tahu kalau aku meminum wine?” pertanyaannya yang membuat Brice semakin ingin memakannya saat ini juga.Brice merapatkan tubuh mereka kembali, pria itu berbicara tepat di depan bibir Agnes dan melumatnya sesaat lalu melepaskannya lalu berkata, “Karena bibirmu sangat manis dan…” bisik sengau Brice dan menurunkan ciumannya di tengkuk leher Agnes, membuat Agnes mendesis, meremas tangannya di lengan keras pria yang saat ini tengah merengkuhnya.“Please jangan pernah menyentuh wine milikmu, karena malam ini aku menginginkanmu seutuhnya,” ucap Brice tepat di atas leher Agnes.“Euhm…. Ah…”Brice sengaja tidak memberitahukan kepada Agnes apa niat pria yang saat ini sedang ia temui.“Bisakah kau membawaku sekarang?” Agnes merasa dirinya tidak bisa bertahan akan gairah yang mengalir di dalam tubuhnya. Dia ingin segera pergi. Pheromone dari Brice terlalu kuat. Kembali bersama pria ini, dia tidak bisa mengendalikan dirinya. Agnes membelai pipi Bri
Agnes membuka matanya, dan dia terkejut mendapati dirinya dalam keadaan polos. Tapi itu hanya sedetik saja. Kemudian dia mengingat kejadian semalam.Bagaimana dirinya menjadi wanita yang begitu liar di bawah kungkungan seorang pria. Deg!Jantung Agnes berdetak depat, dengan pelan dia menoleh ke arah pria yang saat ini memeluk pinggangnya dengan posesif.“Oh my!” Agnes terpesona melihat wajah Brice yang saat ini sedang terlelap. “Tidur saja dia masih tetap tampan!” gumam wanita cantik itu.Namun Agnes dengan cepat menyadarkan dirinya dengan menepuk-nepuk keningnya. “Tunggu!! Ini sudah jam berapa?!” paniknya. Karena hari ini dirinya ada meeting penting dengan sebuah perusahaan besar.“Sebaiknya aku pergi sebelum Brice terbangun,” gumamnya dalam hati. Tapi dirinya kembali teringat apa yang di katakan Brice semalam padanya.“Begitu matahari terbit, jangan pergi dan tinggalkan aku sendiri.”Tapi saat ini dia benar-benar terdesak, harus pergi.Agnes tidak memiliki pilihan lain saat ini. Dan
Wanita berparas cantik itu terlebih dahulu mengendarai kendaraannya menuju mansion mewah keluarga Eloise. Begitu tiba di halaman, dia merasa sedikit lega karena sudah tidak melihat kendaraan milik kedua orang tuanya.Dengan sedikit terbaru-buru. Agnes segera menuju kamarnya, dan langsung melepaskan seluruh pakaiannya.Lagi-lagi ia tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat kiss mark yang di bubuhi oleh Brice di seluruh tubuhnya. Warna merah dan kebiruan begitu terlihat jelas di atas kulitnya yang seputih susu.“Oh my…!” gumamnya dengan bulu kuduk yang meremang. Lagi-lagi tubuhnya bereaksi dengan nakal saat mengingat pria itu.Pria yang kedua kalinya menggoyahkan pertahanan kuat oleh seorang Agnes. Dan lebihnya, semalam mereka melakukannya dengan kesadaran penuh. Terutama dirinya, setiap sendi dan nadi di tubuhnya tidak dapat menolak sentuhan dari Brice.Nalurinya dan tubuhnya mengkhianati pikirannya yang masih ingin mempertahankan dirinya saat itu.Agnes segera mengambil foundatio