/ Romansa / Pesona Presdir Posesif / Tapi Apa?! (Revisi)

공유

Tapi Apa?! (Revisi)

last update 최신 업데이트: 2024-07-11 00:08:46
“Setengah benar, setengahnya lagi salah, Pak.”

Bellanca baru menjawab beberapa detik kemudian. Dia memaksakan kedua sudutnya untuk tersenyum dengan masam. Bellanca pun menambahkan, “Pernyataanku tetap sama seperti apa yang sudah kuceritakan pada rekan Bapak, Pak Hanhan.”

Bellanca menatap sosok Pak Deni dengan sorot matanya yang datar. “Besok pengacaraku datang. Anda bisa bicara dengannya apabila tidak mempercayai pernyataanku.”

Mendengar itu, Pak Deni sempat menggaruk pelipisnya.

Suara Bellanca terdengar lagi. “Apakah Claudia Mada bisa datang ke sini untuk memberikan kesaksian ulang?”

Pak Deni langsung menganggukkan kepala. “Kami memang akan memanggil Bu Claudia untuk pemeriksaan bukti-bukti yang baru saja ditemukan.” Netra Pak Deni menunduk ke arah bukti-bukti yang dibagikan pengacara Claire padanya.

Informasi itu membuat Bellanca menghela napas lega.

“Waktunya kapan, Pak? Apa selesai itu, aku boleh bertemu dengan Claudia?”

Bellanca sedikit banyak berharap pada wanita yang sedang d
catatanintrovert

Bab ini aku revisi, ya. Karena semalem nulisnya setengah tidur keknya ;") Maaf atas ketidaknyamanannya^^

| 89
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터
댓글 (5)
goodnovel comment avatar
Nia Kurniasih
Aku mkin suka ceritanya,seru dan bkin candu lanjut thor ......
goodnovel comment avatar
Anis Najwa
Yahooyahoooo
goodnovel comment avatar
Nur siti Masfufah
makin seru thor...semangat utk dilanjutkan
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Pesona Presdir Posesif   Kedekatan Diana dan Dimitrio

    Berbeda di rumah sakit, di sisi lain, tepatnya di apartemen Diana, sosok Dimitri sudah masuk ke dalam dan menikmati kopi yang dia bawa dari luar. Pria itu diminta menunggu selagi Diana mengganti pakaiannya di dalam kamar.“Di, lama banget di dalam. Kamu tidak lupa kalau aku datang ‘kan?” teriak Dimitri, terdengar tidak sabaran karena Diana tak kunjung ke luar.“Sebentar lagi!” Diana balas berteriak.Dimitri menghela napas. Ini bukan kunjungan pertamanya. Jadi, dia bersikap santai seolah sudah sering datang ke sini. Jika dihitung-hitung, melebihi dari jari-jari di tangan.“Tumben, biasanya juga gerak cepat,” geleng Dimitri.Bahkan di pertemuan keduanya dalam kencan buta yang direncanakan oleh Aruna, Diana yang datang sepuluh menit lebih awal. Dan … Dimitri datang dua puluh menit dari waktu yang dijanjikan. Mungkin itu yang membuat Diana pada akhirnya mengatakan kencan buta itu harus berakhir di pertemuan pertama.Terdengar bunyi klik.Diana ke luar dengan pakaian tidur bermotif bunga-b

  • Pesona Presdir Posesif   Pras > Mami Sandra < Aland

    Pras dan Aland baru saja dipindahkan ke ruang opname. Sebenarnya mereka sudah bisa pulang ke rumah, hanya saja kedua pria itu sama-sama tidak memiliki alasan kuat untuk dijadikan alibi. “Gue nggak mau pulang, malas diinterogasi Kakek karena wajah tampan gue tiba-tiba bertato.” Itu alasan yang dilontarkan Aland. Sementara Pras juga memiliki alasan lain untuk tidak pulang malam ini. “Lo tahu sendiri Mami akan bereaksi berlebihan.” Kamar inap yang dipilih adalah VIP, jadi ruangannya cukup luas. Namun, berada di kamar rumah sakit apalagi melihat ranjang tidur pasien membuat Garvi merasa phobia. Selama proses pemulihan di tahun pertama, setiap kali harus pergi ke rumah sakit, dia akan meminta untuk ditemani. Aruna atau siapa pun itu. Meskipun sudah lewat beberapa tahun, Garvi masih merasa kesulitan bernapas. Pria itu berdiri di tengah Aland dan Pras. “Pras … Al, kalian sudah sama-sama berakhir di sini. Jadi cukup. Jangan dilanjutkan bagian dua. Sekarang waktunya buat kalian sama-s

  • Pesona Presdir Posesif   Reaksi Pacar Beruang Kembar

    Apa yang Pras lakukan jelas menarik perhatian penghuni klub malam itu. Pukulannya tepat mengenai sudut bibir Aland, membuatnya berdarah.“Lagi,” pintanya sambil tersenyum pahit, tak sengaja mencicipi darah segar dari sudut bibirnya yang robek.Pras mendengus kasar selagi sudut bibirnya menyeringai. Dia bangkit dari duduknya lalu menarik kerah kemeja Aland. Pria itu sempat terbatuk, merasa tercekik, tapi tidak memberikan perlawanan.Keduanya kini berhadapan. Baik Pras maupun Aland sama-sama balas menatap dengan sorot tajam.‘Sudah? Segini kemampuan lo, Pras?’Jika ekspresi wajah Aland diterjemahkan, pria itu akan mengatakan demikian.Saat ada yang ingin mendekat dan hendak melerai, seseorang mencegahnya.“Biarkan saja.”Sekon berikutnya, aksi baku hantam di antara Pras dan Aland tidak terhindarkan.WHOA!Pukulan Pras meleset. Alih-alih mengenai wajah Aland, malah berakhir mendarat pada meja kaca di dekat kaki mereka.BRAK!Satu dua … lima detik berikutnya, meja itu mulai retak dan peca

  • Pesona Presdir Posesif   Bertemu Lagi (Beruang Kembar)

    “Tidak.”Demi melihat tangan seorang wanita yang bertengger di bahunya, Pras menepis cepat. Dia tidak bermaksud kasar, hanya ingin mempertegas untuk tidak menyentuh sembarangan.Meskipun wanita itu tidak asing, tetap saja ada perasaan tidak nyaman. Apalagi Pras masih berstatus sebagai kekasih Aruna. Sebagai seorang pria, Pras juga ingin menjaga diri. Dia mengakui bukan pria bersih dari sentuhan alkohol dan rokok, tapi Pras bisa pastikan dia tidak tertarik untuk bermain-main dengan wanita.Apalagi rubah betina di hadapannya saat ini yang tengah merengut pelan. “Aku cuma mau temani, masa nggak boleh?”Daripada berujung berdebat, Pras lebih memilih turun dari kursinya. Ada banyak kursi dan meja kosong di klub malam ini. Tapi, begitu melihat Pras bergerak, wanita tadi menahan pergerakannya.“Oke oke, aku tidak akan mengganggu, Pras. Kamu bisa duduk di sini.”Suasana hati Pras benar-benar kacau. Dia menatap lawan bicaranya datar, dan teringat akan sesuatu, jadi Pras menyeletuk, “Kapan kamu

  • Pesona Presdir Posesif   Cerita yang Tertunda

    “Pras sama Aruna putus?!” Itu yang pertama kali muncul di pikiran Diana saat mendengar cerita dari Garvi saat pria itu mengantarkannya pulang. Tapi, ada kejanggalan. 'Bagaimana bisa Aruna nggak menceritakan itu?' batin Diana tidak habis pikir. Malam itu Diana juga ada di hotel tersebut bahkan bertemu Garvi untuk yang pertama kali. Namun, Aruna memilih untuk memendamnya sendirian? “Siapa yang bilang?” balas Garvi mendengus pelan. Diana memijit pangkal hidungnya. Duduknya mulai gelisah. “Daripada aku berasumsi yang bukan-bukan, kamu lanjutkan lagi ceritamu, Garvi," pintanya. Meskipun tidak berada dalam satu negara yang sama selama beberapa tahun, Aruna lumayan sering bertukar cerita dengannya. Suara Diana nyaris terdengar putus asa. "Respons Aruna setelah mendengar Pras mengatakan itu apa?” Wanita itu menggigit bibir bawahnya sambil menatap Garvi lekat-lekat. Namun, sesekali dia mengalihkan pandangan ke depan, membagi fokusnya. Karena pria itu bersikukuh ingin membawa mobil tanpa

  • Pesona Presdir Posesif   Mami Sandra

    Malam lima tahun lalu, Garvi sempat menaruh curiga pada Pras karena tiba-tiba saja pemuda itu mengajaknya mampir ke sebuah bar kecil yang ada di sudut kota sebelum kembali ke hotel. Tanpa bertanya lebih lanjut, Garvi pun mengiakan.Firasatnya buruk.Garvi mengambil gelas wine yang hendak diteguk Pras untuk yang kelima kali lalu meneguk hasil curiannya dengan santai. Pras tidak memprotes. Dia hanya diam. Tidak ada senyum di wajah tampannya.“Tante Sandra mau apalagi, Pras?”Sebagai seorang teman dekat yang sudah mengenal lama, Garvi tahu sekali tentang seluk beluk kehidupan Pras, salah satunya masalah yang sering mengganggu pikiran Pras.Sebelum Garvi mengetahui bahwa dia memiliki adik–Aruna, dia memiliki kesamaan dengan Pras sebagai anak tunggal yang akan mewarisi bisnis keluarga mereka.Hidup tidak akan pernah benar-benar menjadi miliknya. Seluruh masa depannya sudah diatur sedemikian rupa. Tak peduli seberapa dewasa umur anaknya.Perasaan Pras bergejolak. Ekspresi wajahnya tampak ke

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status