Share

Bab 17. Nestapa

Selain curam, jurang itu juga lebar. Cukup lebar untuk dilalui manusia waras. Bahkan, ketika Fjola dilempar dengan kuat menggunakan kekuatan gaib peri pun tak mampu melampauinya dengan gampang.

Gadis itu nyaris jatuh. Sebab, ketika mendarat, tubuh Fjola menyentuh bibir jurang. Salju yang menunpuk membuat pijakannya licin. Ia bakal jatuh ke jurang seandainya Arnor tidak melesatkan anak panah dan mengenai tepi jaket hingga mendorongnya ke depan.

“Dasar berengsek, sialan. Peri gila. Akan kubunuh kau,” gumamnya ketika mencerabut anak panah yang menancap ke tanah.

“Aku bisa mendengar umpatanmu dari sini, tahu!” seru Arnor dari seberang jurang. “Simpan anak panah itu, ya, untuk kenang-kenangan! Kuyakin kau akan kangen padaku!”

Fjola memutar bola matanya. Ia mengelus lubang di jaketnya sejenak. Kemudian ia berdiri menghadap Arnor. Tangannya mengangkat anak panah itu tinggi-tinggi kemudian mematahkannya jadi dua. “Aku tidak akan kangen padamu, aku janji.” Ia lantas berbalik, menyusuri sisa l
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status